Sunday, November 17, 2024
HomeArtikelExperiencedWawancara dan Psikotest

Wawancara dan Psikotest

Dear Bpk/Ibu konsultan

Saya ingin bertanya. Saya pernah melakukan beberapa wawancara kerja, namun belum pernah berhasil. Apa sebenarnya yang dinilai dari wawancara tersebut dan bagaimana menilai keberhasilan psikotest? Dengan mengerti apa yang salah maka saya dapat melakukan perbaikan ke depan

Thanks
M.C.A. Pasaribu

Dear Sdr. Pasaribu,

Hal pertama yang perlu dipahami adalah psikotest tidak mengukur apa yang dipelajari secara materiil, seperti akademis/sekolah, melainkan apa yang terinternalisasi selama individu tumbuh. Misalnya, untuk tes kemampuan/skill mengetik di antaranya menggunakan paramater banyaknya kata per menit, kerapian, dsb. Sementara untuk psikotest kerja, misal untuk pemula, yang coba digali oleh beragam instrumentnya adalah enduran mengerjakan tugas rutinitas, kemampuan mengidentifikasi masalah, dsb. Apakah kemampuan tersebut dipelajari? Ya, tetapi berbeda dengan mempelajari materi kuliah atau skill praktis seperti menggambar denah.

Jika demikian, bagaimana ‘keberhasilan’ psikotest? Adalah berhasil, jika psikotest mampu menyajikan profil kandidat yang sesungguhnya, kemudian, profil itulah yang akan dianalisis kesesuaiannya dengan kebutuhan tugas (kerja). Perusahaan farmasi yang membutuhkan analis kimia, tentu akan mencari kandidat dengan latar belakang tersebut, namun perlu diingat, ada banyak kandidat yang berpendidikan sama, sementara kebutuhan perusahaan terbatas. Pada titik inilah psikotest berfungsi menyeleksi kandidat yang paling tepat untuk tugas yang menuntut analisis mendalam, memiliki daya tahan tinggi dengan rutinitas dan perhatian pada detil. Tidak itu saja, setiap perusahaan memiliki kultur masing-masing, dan tidak jarang juga menjadi faktor untuk memilih profil kandidat.

Proses wawancara merupakan salah satu instrumen seleksi yang akan berfungsi sebagai verifikasi silang hasil psikotest. Pewawancara pun akan menggali kompetensi yang dibutuhkan, jika mengacu pada contoh di atas, seperti mampu menganilisis secara detil-mendalam, dsb. Faktor lain yang menjadi perhatian juga bahasa non verbal dan sikap kandidat (lihat http://konsultankarir.com/2012/05/05/artikel/komunikasi-non-verbal-dalam-interview/). Bukan subjektif, melainkan termasuk ‘materi’ untuk pewawancara menilai bagaimana kandidat merespons situasi menekan (proses seleksi) dan berinteraksi dengan orang lain/asing.

Untuk itu, cermati kembali posisi, jobdes, dan perusahaan yang Anda lamar. Jika Anda berulangkali melamar posisi admin namun belum berhasil, cermati apakah Anda memiliki profil yang tepat untuk tugas admin? Begitu pun jika melamar di posisi lainnya 🙂

Anda juga dapat berlatih menjawab beragam pertanyaan dalam wawancara (lihathttp://konsultankarir.com/2009/01/13/artikel/pertanyaan-pertanyaan-umum-dalam-wawancara-kerja/) menggunakan teknik STAR (situation, target, action, result) secara terstruktur namun rileks.

Semoga bermanfaat, terima kasih.

Salam,
Tim Konsultankarir.com

Tyas
Tyas
Career Coach & HR Consultant - "Mind is Magic"
RELATED ARTICLES

7 COMMENTS

  1. Saya berumur 41 th, selama ini saya kerja selalu merasa kurang puas diri, bertahun-tahun kadang mengabdi toh karir begitu-gitu aja, akhirnya sering kerja loncat sana loncat sini, toh pada akhirnya saya selalu belum menemukan kerjaan yang pas, pasti ada aja masalah intern dari perusahaan itu sendiri terkadang, Jadi cocoknya saya kerja dimana ? mau wiraswata sendiri tapi modal pun saya tak punya, Sebaiknya bgmn karir saya ini, thanks

  2. Dear Sdr.Dhitta,

    Anda perlu mengidentifikasi lagi, yang dimaksud dengan karir begitu-gitu saja seperti apa? Tuliskan pula tujuan utama yang akan Anda raih dalam berkarir. Apakah Anda loncat ke pekerjaan yang berbeda (jenis tugasnya), atau tugas sama namun perusahaan berbeda? Terkait dengan masalah intern perusahaan, coba Anda cermati iklim perusahaan satu dan lainnya, termasuk juga pola interaksi, suasana, alur kerja dan keunikan yang khas. Kemudian, ingat kembali faktor yang paling membuat nyaman, baik dari tugas maupun suasana/iklim perusahaan yang pernah Anda temui. Untuk memudahkan, buatlah ranking, sehingga lebih objektif. Catat pula, apa pencapaian yang paling memuaskan Anda hingga saat ini. Silahkan Anda mencoba beragam kuis karir dalam website ini. Semoga informasi dan tips kecil ini dapat bermanfaat, terima kasih 🙂

    Salam,
    Tim Konsultankarir.com

  3. Saya lulusan D3 Teknik Komputer, usia 21 tahun, setamat Diploma saya melanjutkan pendidikan dari D3 ke S1 di salah satu PTN. saat ini saya sedang mengikuti sejumlah rekrutmen BUMN, saya selalu lulus pada tahapan General Aptitude Tes dan TOEFL, tetapi saya tidak pernah berhasil pada tahapan Psikotes & Interview Psikolog.

    Saya ingin menanyakan beberapa hal:

    1.Sebenarnya kepribadian seperti apa yang diinginkan oleh perusahaan untuk posisi teknisi komputer?

    2. Beberapa pertanyaan psikotes misalnya, apakah anda lebih tertarik bekerja dengan mesin apa orang? saya selalu menjawab orang, apakah jawaban ini salah, dihati saya yang paling dalam saya ingin mengatakan mesin/alat karena saya dididik menguasai perangkat komputer tetapi saya takut dianggap tidak sosial jika memilih mesin, apakah ini penyebab kegagalan itu.

    3.Ketika ditanya psikolog, bagaimana kuliah kamu jika diterima kelak? saya menjawab saya akan stop out, apakah psikolog tidak menginginkan testee yang masih lanjut kuliah? jujur saya ingin menjawab berhenti kuliah & memilih kerja tetapi saya takut dianggap tidak punya semangat belajar.

    4.Ketika sesi tes gambar, saya selalu menggambar guru, apakah ini salah?
    5.Saya lebih menyukai bekerja mandiri dibanding tim, apakah jawaban saya salah?
    6.Apakah saya mengalami gangguan kejiwaan sehingga selalu gagal pada psikotes? perlu mengadu kepada siapa dengan kondisi ini? apakah saya harus menemui psikolog langsung..
    7.Apakah karakter diri saya tidak sesuai dengan jurusan pendidikan saya?

    Tolong saya Pak – Bu, berikan saya pencerahan dan solusi, karena saya sangat tertekan selalu gagal psikotes, terima kasih…

  4. Dear Sdr.Madi,

    Saya akan membahas sesuai urutan pertanyaan Anda berikut:

    1. Karakter umum yang dicari perusahaan untuk teknisi komputer adalah orang-orang yang memiliki ketelitian, mampu mengelola tekanan, memiliki kemampuan analitis, pola pemecahan masalah yang konkret serta peka terhadap urgensitas. Hal ini karena teknisi komputer akan banyak mendapatkan permintaan/keluhan hampir dari semua bagian, maka tekanan tidak hanya dari masalah teknis melainkan juga bagaimana menghadapi kekesalan pelanggan internal (rekan kerja dari divisi lain).

    2. Perusahaan mengharapkan teknisi komputer (juga teknisi lain pada umumnya) adalah orang-orang yang lebih ‘menyenangi’ interaksi non-manusia. Arti non-manusia di sini bukan berarti anti sosial, akan tetapi memiliki kepekaan terhadap hal-hal yang bersifat teknis, dibandingkan orang-orang dari marketing, misalnya. Orang marketing, atau HR harus memiliki kepekaan lebih terhadap orang lain. Masing-masing memiliki keunggulan masing-masing karena itu diharapkan dapat mengelola aktivitas/tugas yang tepat.

    3. Pertanyaan tentang kuliah secara tidak langsung ingin melihat (a) semangat belajar; (b) komitmen terhadap pilihan yang telah dijalani; (c) kemampuan mengelola diri sendiri; (d) pemecahan masalah/mengatasi tantangan. Perusahaan membutuhkan orang-orang yang bersedia terus belajar hal baru (formal atau informal) serta tidak mudah menyerah. Bekal pendidikan Anda adalah nilai plus yang akan mengasah Anda untuk mengatur energi, baik kuliah, kerja maupun kehidupan personal/keluarga/sosial. Poin ini juga dapat menjadi titik awal untuk negosiasi, maka pewawancara/perusahaan pun dapat menilai kemampuan negosiasi Anda. Jika Anda adalah pewawancara, apa yang muncul di benak Anda ketika kandidat sigap menjawab ‘berhenti kuliah’?

    4. Dalam tes gambar, sama seperti tes lain dalam psikologi, yakni tidak ada yang salah atau benar. Tes ini merupakan salah satu proyeksi diri mirip dengan tes tertulis hanya saja dengan format berbeda. Selain itu, penilaian dalam tes gambar bukan pada jenis gambar atau bagus tidaknya gambar tersebut. Interpretasi tes ini pun tidak berdiri sendiri melainkan dengan tes yang lain.

    5. Jawaban Anda tidak salah, pola kerja itu memang khas untuk orang-orang teknis, meski demikian, Anda perlu menggambarkan lebih jelas, karena suatu perusaaan adalah tim besar. Berilah contoh yang dimaksud dengan bekerja mandiri, apakah sama dengan penulis atau seniman lukis? Sebaiknya Anda pun mempelajari job description dalam informasi lowongan kerja dan jenis perusahaannya, sehingga dapat memahami (membayangkan) gambaran teknisi yang dibutuhkan. Pilihlah yang lebih sesuai dengan pola kerja dan karakter Anda.

    6. Gagal dalama psikotest biasanya disebabkan oleh pemilihan yang kurang tepat pada: (a) jenis pekerjaan yang dilamar; (b) jenis perusahaan (konsultan berbeda dengan manufaktur); (c) lingkup industri/bisnis. Selain itu, juga dapat disebabkan oleh: (a) jawaban yang tidak sesuai dengan diri sendiri/ memilih jawaban yang kira-kira diterima umum/sosial; (b) kondisi yang tidak fit/segar; (c) kekhawatiran berlebih.

    7. Mohon maaf, saya tidak dapat membahas nomor ini karena tidak memiliki cukup data/informasi tentang karakter Anda. Sebaiknya fokus ke depan dan manfaatkan bekal yang dimiliki untuk lebih berkembang. Perhatikan pembahasan di atas 🙂

    Kami harap, Anda tetap semangat mengenali potensi diri dan mencermati karakter pekerjaan yang dicari agar lebih tepat. Semoga bermanfaat, terima kasih

    Salam,
    Tim Konsultankarir.com

  5. Saya mau tanya,,saya pernah gagal interview dngan manajer yg merupakan interview terakhir, yang ingin saya tanyakan, apakah saya pantas dn bisa melamar pekerjaan tersebut lagi dengan memasukkan lamaran yang baru kembali?

  6. Dear Bu Tyas
    bu saya mau nanya,saya sering kali gagal di wawancara psikotes karena saya pernah kerja di suatu perusahaan dan keluar karena alasan kuliah,,setiap saya ditanya kenapa keluara arri perusahaaan lama?saya bilang karena ingin kuliah dan akhir nya saya tidak diterima.kenapa ya bu perusahaan sllu tidak terima kita kalau kita bilnag alasaan kuliah gitu,,sebaiknya gimana ya bu???

    mohn penjelasan nya ya bu minta tolong dengan masalah saya!!!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor