Saya seorang karyawati di sebuah penerbitan buku, posisi saya sebagai editor, yang artinya banyak bekerja di belakang meja, dan jarang bertemu orang. Saya sudah 1 tahun setengah di sini, dan ini karir pertama saya. Belakangan saya merasa sangat bosan, dan ingin pindah kerja. Tapi saya sebenarnya bingung menentukan pekerjaan yang cocok untuk saya. Beberapa kali saya mencoba tes online psychologilac for career, hasilnya, menurut tes itu, saya tidak cocok dengan pekerjaan yang rutinitasnya sama, melainkan saya lebih senang ada perubahan setiap harinya, bertemu orang, dan beberapa jenis pekerjaan yang muncul seperti guru, customer service, training service.
Saya pernah coba apply, tapi saat wawancara, mereka tidak memercayai kalau saya mampu di bidang seperti itu, karena pengalaman saya sebagai editor. Saya bingung, dan saat ini mungkin saya cenderung ke arah penyakit psikologis yang disebut “burn out”.
Mohon sarannya.
Marina
Dear Marina,
Kami harap Anda tidak menjadikan satu-dua proses seleksi/interview sebagai patokan untuk Anda menemukan karir yang tepat. Saran kami, cermati kembali surat lamaran, CV dan resume Anda, sudahkah mencerminkan minat Anda? Apabila Anda tidak memiliki pengalaman organisasi, berikan argumentasi ringkas dalam surat lamaran, mengapa Anda tertarik posisi X sementara sebelumnya bekerja sebagai editor yang memiliki karakter berbeda. Tegaskan argumentasi ini dalam wawancara, untuk itu, sebaiknya Anda memang telah meyakini posisi yang dilamar dan setidaknya mengetahui gambaran dasar tugas dan lingkungannya. Gambarkan pula tujuan karir/bekerja secara personal, selain kebutuhan finansial dan bagaimana perusahaan akan mendapatkan keuntungan/manfaat dengan kehadiran Anda. ‘Janji’ ini tidak perlu melambung, namun perusahaan (pewawancara) cenderung mencari kesungguhan diri sebagai bekal komitmen di tempat kerja nantinya. Perusahaan akan melihat kesungguhan bukan secara verbal, melainkan adanya banyak informasi tentang perusahaan dan tanggung jawab serta konsekuensi kerja yang dimiliki kandidat.
Dalam interview, perhatikan pula interaksi dengan pewawancara (silahkan lihat: http://konsultankarir.com/2012/05/05/artikel/komunikasi-non-verbal-dalam-interview/), dan pelajari pula teknik STAR (situation, task, action dan result) dalam seleksi interview. Last, but not least, teruslah berusaha dan selektif dalam mengirim aplikasi. Semoga bermanfaat, terima kasih.
Salam,
Tim Konsultankarir.com
Saya sekolah jurusan IPA saya suka pelajaran kimia tapi bingung IQ saya disuruh masuk ke IPS tapi saya merasa saya lebih mampu mengerjakan soal hitungan lalu saya cocok karir apa?
Dear Sdr.Hatipah,
IQ merupakan salah satu faktor yang penting untuk dipertimbangkan dalam memilih dan menentukan karir, karena di dalamnya menunjukkan kekuatan Anda di antaranya dalam numerik dan verbal. Akan tetapi, IQ bukan satu-satunya atau faktor penentu mutlak bagi keberhasilan Anda. Saran kami, cermati kembali keunggulan dan minat selama ini, jika diperlukan, Anda dapat menghubungi pihak yang berkompeten (di sekolah / konsultan). Anda juga dapat mengikui kuis psikologi-karir yang tersedia di beberapa website atau buku untuk lebih mengetahui minat karir ke depan. Semoga bermanfaat, terima kasih.
Salam,
Tim Konsultankarir.com