Tuesday, April 16, 2024
HomeArtikelExperiencedProfesi yang sesuai

Profesi yang sesuai

Dear Counselor,

Saya adalah lulusan D3 Manajemen Perhotelan yang dulunya training di bagian Pastry di sebuah hotel. Setelah lulus, saya bekerja sebagai Tutor Bahasa Inggris (kemudian naik jabatan sebagai Quality Controller, meski sebenarnya pekerjaannya lebih menjurus ke asesor). Sekarang saya bekerja sebagai staff tour department di sebuah travel agency, jabatan resmi saya sih Sales Representative.

Saya sebenarnya paling tidak suka dengan pekerjaan yang berhubungan dengan sales/marketing, dan jujur, saya tidak tahu kalau posisi saya sebenarnya adalah Sales Rep. sewaktu di interview. Meskipun saya tahu kalau saya mampu melakukan pekerjaan ini, saya tidak punya minat untuk menekuninya. Saya melamar di perusahaan ini karena saya mengira saya bisa belajar menjadi seorang tour guide.

Kegemaran saya yang paling utama adalah membaca, dan berdasarkan pengalaman saya selama mengajar Bahasa Inggris, saya sadar kalau saya suka menasihati orang sesuai dengan apa yang mereka butuhkan. Selain itu, saya sangat suka dengan budaya dan bahasa asing.

Kalau dilihat dari pendidikan saya, orang banyak yang menanyakan kenapa saya tidak bekerja di hotel saja? Jujur, saya kuliah perhotelan hanya karena ingin menekuni bidang pastry. Setelah saya introspeksi diri, pastry itu passion saya. Sebuah hobi yang jika saya lakukan akan membuat saya senang dan merasa comfortable. Satu lagi permasalahan saya selain tidak suka pekerjaan yang berhubungan dengan sales, saya tidak punya minat untuk menjadi seorang entrepreneur, karena bagi saya uang bukanlah segalanya.

Tipe kepribadian MBTI saya adalah INTJ, salah satu tipe yang paling langka di dunia. Saya bisa dibilang sulit bergaul, kebanyakan dikarenakan orang-orang di sekitar saya mempunya minat/hobi yang jauh berbeda dengan saya. Banyak yang mengatakan saya itu arogan, tapi menurut saya itu karena saya sadar akan potensi, kemampuan dan batasan yang saya miliki. Masalah saya adalah hingga sekarang saya masih menemukan kesulitan untuk mencari pekerjaan yang bisa membuat saya bahagia.

Beberapa kali saya mendiskusikan masalah saya dengan teman-teman, opsi yang saya dapatkan:
1. Mengumpulkan modal (dengan kata lain, terus menekuni pekerjaan yg sebenarnya tida saya sukai) untuk buka usaha pastry kecil-kecilan, dan siapa tahu akan berkembang kemudian hari.
2. Kuliah lagi sesuai dengan jurusan yang saya inginkan (punya minat ke psikologi atau bahasa asing seperti Jerman / Italia), tapi harus menggunakan modal sendiri (dan mulai dari S1 lagi).

Nah, berdasarkan cerita saya yang panjang lebar tersebut, mungkin ada bisa lihat betapa terbelit-belitnya kehidupan pekerjaan saya. Apa yang sebaiknya saya lakukan, dari segi pekerjaan saya sekarang, dan rencana masa depan?

Thanks for your answer and response, counselor.

Leny M.

Dear Sdr.Leny,

Menanggapi cerita yang anda sampaikan ada beberapa hal yang harus di perhatikan sehubungan perjalanan karir seseorang. Pada umumnya para job seeker di Indonesia memang banyak yang masih “tersesat” dalam  mencari pekerjaan yang diharapkan. Kebutuhan untuk mendapatkan pekerjaan terkadang sering kali mengalahkan keinginginan untuk memperoleh pekerjaan yang diidamkan , sehingga pada akhirnya mereka bekerja hanya  karena sebuah keharusan dan tanggung jawab yang harus dijalankan, bukan melakukan pekerjaan yang mereka inginkan, sehingga pada akhirnya yang diperoleh adalah kebosanan, tidak tertantang dan merasa bahwa pekerjaan yang di jalani bukan pekerjaan yang diidamkan.

Kabar baiknya adalah, anda beruntung, merasakan kegelisahan ini belum berlarut-larut hingga pada posisi tertinggi ataupun mungkin belum terlalu lama anda masuk ke dalam dunia kerja. Dengan tipikal kepribadian anda berdasar MBTI test (INTJ-introvert-intuitive-thinking-judging), Anda cenderung independen dan memikirkan segala sesuatunya sebelum bertindak. Anda memiliki cara tersendiri dalam menjalin interaksi dengan orang lain, mungkin terlihat pendiam, tetapi bukan berarti tidak bisa bergaul. Untuk ini, Anda tidak perlu menjadi orang lain, misalnya memaksakan diri menjadi ekstrovert, karena masing-masing memiliki keunikan dan kekuatan tersendiri.

Yakinlah bahwa pengalaman kerja yang sudah pernah anda jalani saat ini merupakan sebuah pengalaman kerja yang sangat berharga, yang akan anda rasakan suatu saat nanti dan bukan saat sekarang sebagaimana yang anda rasakan.

Jika anda merasa bahwa panggilan jiwa anda adalah sebagai seorang chef, maka anda harus mulai mengidentifikasi ketrampilan-ketrampilan dan pengalaman kerja sebagai seorang chef.  Jika saat ini anda belum memperoleh pekerjaan sesuai dengan dunia chef, mulailah untuk mengarahkan lamaran pekerjaan atau mencari pekerjaan dalam bidang tersebut terutama di department F&B (Food and Beverage) atau Main kitchen. Perlu anda lakukan identifikasi lebih spesifik,  menurut anda jika ingin menjadi seorang chef, apakah spesialis di main kitchen (yang lebih berhubungan dengan masakan) atau mungkin anda lebih ingin mengembangkan di bakery chef, sehingga nantinya anda akan memiliki skill ataupun pengalaman kerja lebih spesifik dalam bidang tertentu. Sambil mencari lowongan yang tepat menurut anda, mulailah anda bangun jejaring dengan alumni  di Institusi Pendidikan anda terakhir, untuk memperoleh informasi kebutuhan chef, baik mungkin yang berada di hotel, kapal pesiar ataupun di industry BAREKA  (bakery, restoran dan catering). Jika menjadi chef adalah passion anda, lebih baik anda mulai memfokuskan untuk meningkatkan skill dalam bidang tersebut, dengan mengikuti berbagai kursus dengan spesialisasi tertentu misalnya: Hot kitchen, Chocolatier, bakery atau Pastry Chef dan lain sebagainya. Ikuti short course atau kursus-kursus tersebut sambil menunggu panggilan kerja pada bidang yang anda inginkan, baik di dalam ataupun di luar negeri.

Silahkan mencoba dan fokuskan dalam meningkatkan ketrampilan dalam bidang tersebut, mengingat ciri-ciri seseorang memiliki passion tertentu, maka dia tidak akan keberatan untuk mengalokasikan sources atau sumber daya yang dimiliki (baik tenaga, waktu dan tentunya biaya) guna meningkatkan ketrampilan dalam bidang yang dia senangi. Silahkan mencoba dan semoga bermanfaat. If you don’t know where you are going to, then any road will just do.

Anda juga bisa mendapatkan informasi lebih detil tentang bakery di www.facebook.com/husinbakery

Salam,

Husin Syarbini

lihat profile: http://www.konsultankarir.com/get-help/our-kaka

RELATED ARTICLES

3 COMMENTS

  1. Dear konsultan karir,

    Saya ingin konsultasi mengenai pekerjaan saya. Saya bekerja sebagai marketing properti sekarang. Dari dulu pun saya selalu bekerja sebagai marketing. Jujur saya tidak bisa dan tidak suka dunia marketing. Saya menjalani pekerjaan ini karna yang paling banyak dibutuhkn perusahaan, dan saya menjalaninya dengan terpaksa karena tuntutan kebutuhan. Apa yang harus saya lakukan untuk bisa menemukan pekerjaan sesuai dengan diri saya? Sementara saya tidak tahu bakat minat dan keahlian saya di mana.
    Mohon bantuannya.

    Terima kasih

    • Dear Ruby,

      Mohon maaf,kami tidak dapat memberikan saran spesifik karena tidak memiliki informasi yang cukup. Untuk mengetahui minat dan keahlian, Anda bisa menggali melalui beragam cara, seperti mengerjakan kuis karier di majalah/tabloid/buku atau mengikuti asessment karier di kantor kami. Hasil dari asessment karier ini adalah profil minat karier, profil sikap kerja, kekuatan dan area pengembangan diri, serta saran terkait karier Anda. Lebih detilnya, Anda bisa membaca di http://www.konsultankarir.com/layanan/assessment-karir.

      Untuk pengembangan karier, Anda bisa mengikuti sesi konsultasi karier atau sesi career coaching. Sesi konsultasi karier biasanya kami lakukan setelah klien mendapatkan profile karier (setelah proses asessment karier) tetapi sesi ini bersifat optional.

      Sementara sesi career coaching merupakan sesi pengembangan karier dalam satu kurun waktu tertentu, seperti tiga bulan. Perbedaan utama antara konsultasi dan coaching adalah metodenya. Dalam proses konsultasi, konsultan akan memberikan penjelasan terkait karier sesuai kebutuhan. Sementara dalam career coaching, coach akan mengajukan pertanyaan untuk memancing dan membantu coachee/klien mencapai tujuan pengembangan karier. Sesi career coaching juga meliputi implementasi rencana pengembangan dan evaluasi. Inilah yang menjelaskan mengapa sesi career coaching memerlukan waktu, bukan sesi tanya-jawab. Semoga informasi ini dapat membantu Anda, terima kasih.

      Salam,

      Tim Konsultankarir.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor