Kita seringkali mendapatkan nasehat untuk berani tampil beda, untuk menjadi diri sendiri, untuk menjadi unik. Tapi tahukah Anda? Semua orang adalah unik. Anda dengan ciri kepribadian Anda, gaya berbusana, gaya rambut, bahkan gaya tidur-pun bisa menjadikan Anda seorang yang unik. Gabungan dari segala hal yang ada pada Anda, yang bisa dilihat orang lain secara kasat mata sudah dapat menjadikan Anda seorang yang unik.
Unik adalah hal-hal yang bisa dirasakan dan dilihat secara indra fisik oleh orang lain, disamping oleh diri kita sendiri. Keunikan adalah hal yang mudah dicapai oleh hampir semua orang tanpa effort yang luar biasa. Cukup mengubah penampilan fisik yang lain daripada yang lain atau tampil sangat berbeda dari orang kebanyakan sudah dapat menjadikan Anda unik. Lalu apa manfaatnya? Mungkin selain untuk menampilkan diri yang baru dan sudah bosan dengan ?penampilan’ yang itu-itu saja, juga berguna untuk menyesuaikan diri dalam strata pergaulan sosial, namun menjadi unik belumlah memiliki makna yang mendalam. Kita perlu menjadi otentik untuk dapat merasakan makna menjadi manusia yang sesungguhnya. Untuk dapat dipercaya dan dikenang secara positif oleh orang-orang yang kita tinggalkan (bila saat ajal memanggil…hehehe), maka yang perlu kita kembangkan adalah otentisitas diri.
Otentik berarti menjadi diri Anda yang sejati, menjadi diri Anda yang sesungguhnya. Jika keunikan Anda dengan mudah dapat dilihat oleh mata kepala Anda sendiri dan mata kepala orang lain, maka otentisitas Anda hanya dapat dilihat oleh mata hati orang lain, bahkan Anda sendiripun tidak bisa melihatnya atau mengatakan bahwa Andaa otentik. Otentik adalah hal yang abstrak. Hanya mata hati orang lain yang bisa menilai bahwa Anda adalah otentik, dan apakah Anda memang menjadi diri yang sesungguhnya. Seperti berlian, maka yang bisa menilai otentisitas berlian itu bukan berlian itu sendiri, tapi para ahli permata dan para penggemarnya.
Demikian juga dengan otentisitas Anda, orang-orang bisa merasakan otentisitas Anda dan senang berada didekat Anda karena Anda konsisten dengan keotentikan tersebut. Nah, bagaimana menjadi orang yang otentik? Sebagai langkah awal, Anda perlu memiliki kesadaran diri. Kesadaran untuk memahami secara mendalam apa yang menjadi kelebihan dan keterbatasan Anda, mencaritahu bagaimana kelebihan Anda bisa bermanfaat bagi orang-orang sekitar Anda, dan tidak memaksakan diri dengan keterbatasan Anda.
Saat Anda menunjukkan kelebihan dan keterbatasan Anda pada orang lain secara apa adanya, seimbang, dan transparan, serta tidak berupaya menjadi orang yang super tahu segalanya, maka orang yang berada dekat Anda akan merasa nyaman dan mau menjadi lebih terbuka pada Anda, yang pada akhirnya memunculkan kepercayaan.
Namun, itu saja belum cukup, Anda perlu memiliki perspektif moral yang terinternalisasi dengan baik dalam diri Anda yang ditunjukkan melalui nilai-nilai positif, seperti jujur, berani, bertanggung-jawab, dan lain-lain. Serta menjadikan etika sebagai standar dalam menjalani hidup. Moral dan etika serta kesadaran diri yang baik, membuat orang lain dapat memahami otentisitas Anda dan mengenali Anda sebagai orang yang senantiasa otentik dan yang bergerak menuju pada kebaikan. Berupaya menjadi orang baik dengan menampilkan diri sejatinya adalah jalan menjadi individu otentik. Jadi sudahkah Anda otentik? 🙂 (andin_a)