Saturday, April 20, 2024
HomePerspectiveArtikelWhen Career and Social Media Collides

When Career and Social Media Collides

Menarik juga ternyata karir juga telah bertabrakan dengan social media. Bagaimana ceritanya? Tulisan di bawah ini dikutip dari blog Virtual Consulting atas ijin penulisnya:

Perkembangan situs-situs jejaring sosial (Facebook, Twitter, dll) telah begitu maraknya, sehingga sulit rasanya mengabaikan keberadaan situs-situs itu atau memisahkannya dari kehidupan kita sehari-hari. Eksistensi social media telah berbenturan dengan aspek kehidupan kita yang lain, salah satu yang paling terpengaruh adalah karir.

Bagaimana karir dan social media saling berbenturan? Setidaknya inilah beberapa hal di dunia karir yang menunjukkan besarnya pengaruh social media tersebut:

  1. Rekrutmen

Social media telah hadir dan mengguncang dunia rekrutmen. Saat ini, praktisi HRD mau tidak mau harus mengakrabi social media. Mereka dapat menggunakan social media untuk menunjang pekerjaan mereka, misalnya: mengiklankan lowongan melalui situs-situs jejaring sosial tersebut, atau melakukan background check terhadap kandidat melalui keberadaannya di situs-situs tersebut. Seorang praktisi HR pernah berkata pada saya, “Saya sekarang tidak hanya mengandalkan resume dan psikotest yang dilakukan pada kandidat, tetapi saya juga cek Facebook seorang kandidat. Dari Facebook saya dapat mengetahui banyak hal, misalnya: bagaimana kebiasaan kandidat tersebut, apakah dia akan cocok apabila bekerja dengan perusahaan kami.”

Melihat perkembangan itu, maka sebagai seorang kandidat (job seeker) atau siapa pun yang berharap mendapatkan peningkatan karir, sebaiknya jeli memanfaatkan social media untuk personal branding. Hati-hati dengan apa yang Anda publish, karena Anda tidak tahu siapa yang sedang membacanya.

2. Social Media Policy

Saat ini, pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 45 juta orang, dan lebih dari 6 juta orang menggunakan Facebook. Sebagian besar di antara mereka adalah karyawan. Tidak jarang malah, Facebook adalah situs web pertama yang dibuka karyawan begitu tiba di kantor. Melihat perkembangan tersebut, belakangan ini perusahaan merasa perlu menerapkan kebijakan resmi, agar aktivitas karyawannya tidak merugikan citra perusahaan, malah sebaliknya.

Karena karyawan mewakili dirinya sendiri dalam situs-situs social media tersebut, terkadang karyawan tidak menyadari apa yang dipublikasi olehnya dapat berpengaruh terhadap citra perusahaan. Beberapa perusahaan di Indonesia telah mulai membuat kebijakan resmi untuk mengurangi dampak negatif aktivitas karyawan di social media.

3. Munculnya profesi-profesi baru

Maraknya social media juga melahirkan beberapa profesi baru di dunia karir, misalnya sekarang sudah banyak perusahaan yang memiliki jabatan Head of Social Media, atau Social Media Manager, atau Social Media Community Manager. Tugas utamanya adalah mengelola aktivitas perusahaan di social media dan meningkatkan citra perusahaan melalui aktivitas tersebut. Kualifikasi orang yang dicari pun aneh-aneh, tidak lagi seperti kualifikasi yang sering kita baca di iklan-iklan lowongan di surat kabar.

Misalnya:

someone who is addicted to the conversation and will be around on the weekends to approve comments, continue discussions and put out fires when needed. 9 to 5 ers need not apply. Make sure they have a thick skin. When you’re managing a community, attacks will come and someone will always have a problem with what you’re doing.

Do you tweet and use Facebook every day, all day? Is building social community so ingrained you just can’t stop? Do you take pride in customer service excellence and fancy yourself an entrepreneur? Do you understand the difference between a “brochure website,” a “publication” and why feeds are important?

Dan masih banyak contoh yang lain. Bermain-main di social media bukan lagi mainan, tetapi lama-lama akan menjadi sebuah skill yang dicari. Apakah perusahaan Anda sudah punya?

4. Pergeseran peran dan job description pada beberapa posisi. Yang ini masih berkaitan dengan yang atas. Di beberapa posisi, terutama yang berhubungan dengan marketing communications telah terlihat pergeseran peran dan job description yang signifikan. Misalnya saja, saya mengenal seorang teman yang bekerja di bidang akuntansi. Gara-gara aktif nge-twit, perusahaan memindahkan dia ke bagian Marketing. Orang-orang di divisi Marketing ini bisa menjadi kurang penting pada suatu saat ketika social media menjadi semakin penting, apabila mereka tidak ‘pintar’ bersosialisasi di social media. Ketika tren ini makin membesar, pada akhirnya, apa yang diperlukan untuk sukses dalam beberapa profesi akan mengalami pergeseran.

Setidaknya beberapa hal di atas yang saya amati, yang menggambarkan tabrakan antara karir dan social media. Silakan apabila ada yang ingin menambahkan.

me
me
silence writer, spiritual traveler...
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor