Friday, April 26, 2024
HomeBlog"Fund Manager adalah Pekerjaan yang Fun!"

"Fund Manager adalah Pekerjaan yang Fun!"

Profil Karir – Nazmiyah Sayuti

Istilah Fund Manager sudah tidak asing lagi di kalangan pasar modal. Sebuah profesi yang melekat pada orang-orang yang bekerja untuk mengelola uang sebagai salah satu bentuk modal. Kepiawaian mengelola uang milik orang lain dengan filosofi sangat teliti dan detil, seolah uang itu milik diri sendiri menjadi acuan utama fund manager yang handal. Dengan demikian uang sebagai modal tidak hanya berdiam diri, melainkan uang itu benar-benar bekerja bagi sang pemiliknya, menghasilkan keuntungan.

Namun dalam perkembangannya fund manager tidak hanya dibutuhkan di dunia pasar modal capital, melainkan juga makin dibutuhkan di sektor sosial, khususnya untuk community development.

Kondisi alam dan lingkungan yang makin rawan bencana di muka bumi ini membutuhkan orang-orang yang mampu mengelola dana bantuan sosial. Bahkan para penyumbang dana pribadi dalam jumlah besar (philantropis) maupun institusi (funding/donor) akan dengan senang hati memberikan dana sumbangannya pada lembaga ataupun organisasi yang terpercaya pengelolaannya.

Bila sudah begitu, tentu saja para fund manager di sini tidak mengelola uang untuk diputar dan menghasilkan keuntungan, melainkan lebih pada pengelolaan keuangan agar dana tersebut sampai pada penerima manfaat (beneficiries) secara tepat, sesuai yang diharapkan oleh para donotarnya.

Adalah Nazmiyah Sayuti atau akrab dipanggil Nana, merupakan salah satu fund manager yang memiliki pengalaman cukup nyata pada bidang fund manager dengan dua pendekatan berbeda ini, yakni pada bidang capital market dan juga di bidang community development.

Nana saat ini menjabat sebagai Direktur Pelaksana RANTF (Recovery Aceh-Nias Trust Fund) BRR (Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nanggroe Aceh Darussalam dan Nias). BRR sendiri merupakan sebuah Lembaga Pemerintah langsung di bawah presiden yang mandatnya dari tahun 2005-2009 untuk pemulihan kondisi Aceh dan Nias pasca bencana tsunami dan gempa bumi.

Sementara RANTF sebagai salah satu unit BRR berfungsi sebagai pengelola dana amanah pemulihan Aceh-Nias yang bersumber dari mekanisme non-APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Dana ini juga kerap disebut sebagai dana off-budget, yang bersumber dari donasi negara, lembaga dan masyarakat nasional, internasional (baik yang berasal dari perusahaan, maupun perorangan).

Nana yang telah berpengalaman lebih dari tiga belas tahun pada bidang asset management, research analyst dan capital market di Indonesia, serta pernah bekerja selama lima tahun di Housing Agency of the City Government of New York, Amerika Serikat ini, menuturkan berbagai pengalamannya seputar dunia fund manager.

“Pekerjaan saya saat ini memang tidak terlepas dari kegiatan sebagai Fund Manager secara umum meskipun ada perbedaannya. Bila dulu saat menjadi fund manager di capital market, pertanggungjawaban saya hanya pada para pemilik modal, pemilik uang. Nah, saat ini banyak pihak yang harus saya lapori untuk pertanggungjawaban pengelolaan dananya,” kata perempuan yang tampak selalu energik ini.

“Terutama pada para donor yang telah memberikan uangnya, kemudian juga secara internal kepada BRR selaku badan pemerintah, dan juga pada stakeholder lainnya yakni pada para penerima manfaat itu sendiri, dan juga pihak-pihak lainnya yang terkait, sampai kepada masyarakat umum,” ungkap single parent dari dua anak ini dengan lugas.

“Penyampaian laporan kepada semua pihak ini menjadi penting karena dengan demikian transparasi dan akuntabilitas dari pengelolaan ini benar-benar bisa terlihat secara terbuka. Masyarakat jadi tahu, berapa dana yang dihibahkan oleh donor, dan donor juga tahu untuk apa saja penggunaan sumbangannya,” imbuh perempuan yang hobi berenang dan bersepeda ini.

“Terus terang sejak bergabung di BRR sejak tahun 2005 lalu, saya makin belajar banyak tentang bidang community development. Bahkan sekarang saya menyadari keberhasilan pembangunan masyarakat itu memang 60%nya itu ada di grass root, langsung ada di akar rumput masyarakat. Kalau masyarakatnya tidak tergerak, kemungkinan program yang ada akan tersendat. Dengan demikian memang mengelola dana hibah semacam ini tantangannya berbeda dengan pengelolaan dana di capital market,” terang pemilik lisensi Manager Investasi ini.

Ketika ditanya tentang perbedaan penghasilan mengelola dana di capital market dan di bidang community development, Nana mengawali jawabannya dengan tersenyum lebar “Jelas beda kan tujuannya, kalau dulu pemilik dana mempercayakan dananya makin bertambah sebagai modal, sekarang para donatur mempercayakan agar amanahnya sampai ke masyarakat.”

“Artinya, dulu saya hanya melayani kepentingan beberapa orang saja, saat ini pengabdiannya lebih ke masyarakat. Rasanya saya mendapatkan kepuasaan batin apabila melihat bahwa dana bantuan tersebut benar-benar dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Bahwa sarana air bersih, listrik, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain itu bisa benar-benar dinikmati masyarakat banyak,” paparnya lagi.

Tentang profesi fund manager secara umum, Nana yang sebelum bergabung di BRR pernah menjadi Direktur ING Investment Management Indonesia ini memberikan gambaran bahwa menjadi pengelola keuangan ini seorang fund manager tidak hanya harus memiliki sikap keseriusan, ketelitian, namun juga dibutuhkan sense of humour yang cukup dalam menghadapi tekanan kondisi keuangan nasional dan internasional. Karena kalau tidak, akan banyak fund manager yang stress berat ketika kondisi keuangan dunia tidak menentu.

“Yang jelas, karena kita mengelola dana milik orang lain, maka kita harus benar-benar menjadikannya sebagai pekerjaan yang fun, yang menyenangkan,” imbuhnya menutup pembicaraan.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor