Sudahkah Anda Peduli?
Pernahkah peristiwa ini terjadi pada Anda:
“Anda mempunyai seorang teman dekat (katakan namanya Z) dan Anda berbagi segala hal yang Anda ketahui dan mempercayai Z untuk banyak hal. Di sisi lain, Z berteman dengan teman Anda yg lain (katakan namanya X), Anda dan X dulu pernah akrab, hingga suatu hari X memanfaatkan nama Anda tanpa seijin Anda untuk kepentingannya pribadi. Anda marah dan Anda memutuskan untuk tidak berkomunikasi lagi dengannya, namun Anda tetap berteman baik dengan Z karena memandang bahwa Z bukanlah X. Hingga suatu kali Anda mengetahui bahwa Z dan X bekerjasama melakukan sesuatu yang berdampak tidak baik pada diri Anda, diluar sepengetahuan Anda. Z tidak bercerita pada Anda alias Z menyembunyikannya dari Anda. Anda mengetahui hal ini dari sumber lain yang dapat Anda percaya kebenarannya 100%. Anda merasa dikhianati karena Z tidak bercerita pada Anda, padahal selama ini Anda mempercayainya dan berpikir bahwa Z terbuka pada Anda, ternyata tidak demikian yang terjadi. Pantaskah bila Anda marah pada Z? Pantaskah bila Anda merasa dikhianati? Pantaskah bila Anda kecewa?”
Mungkin ada yang berpendapat Anda-lah yang bodoh, sudah tahu Z berteman dengan X, kenapa juga masih mempercayainya? Tapi salahkah bila kita berupaya tidak menyamaratakan semua orang? Salahkah bila kita tetap positif thinking terhadap Z?
Kisah di atas dapat terjadi pada siapa saja. Menurut Anda, apakah yang terjadi hanya masalah komunikasi? Bagaimana dengan perlakuan Z terhadap Anda? Peristiwa di atas menunjukkan satu hal yang sudah pasti bahwa Z tidak terbuka pada Anda, terbukti dari informasi yang diberikan kepada Anda adalah informasi yang selektif, informasi yang dipilih dengan maksud tertentu.
Apakah ini hanya sekedar menyangkut masalah komunikasi? Untuk beberapa orang mungkin bilang ya, namun orang yang melihat lebih dalam lagi ke persoalan yang terjadi, akan bilang ini menyangkut hal-hal yang lebih prinsipil. Satu hal yang sudah pasti, ketidak-terbukaan Z membuat kepercayaan Anda hancur. Ini bukan masalah komunikasi, namun komunikasi mungkin dapat dijadikan kambing hitam. Kuncinya adalah kepedulian.
Z tidak memiliki kepedulian pada Anda. Z yang selama ini Anda percaya, ternyata tidak menjaga kepercayaan Anda atau dengan kata lain Z tidak peduli pada perasaan Anda.
Kepedulian adalah hal yang universal, namun terlalu banyak orang membungkusnya dengan hal-hal lain, seperti empati, listening with heart, dll namun semua itu baru sebatas jargon jika di dalam hati Anda sebenarnya tidak ada kepedulian pada teman Anda atau pada orang yang Anda ajak berinteraksi.
Kepedulian adalah proses dua arah yang membuat kedua belah pihak sama-sama tumbuh, yang membuat kedua-belah pihak sama-sama mendapatkan manfaatnya, bukan hanya salah satunya saja. Salah satu wujud kepedulian adalah memberikan informasi secara terbuka, bukan informasi yang selektif, berkomunikasi secara transparan, bukan hanya sekedar empati.
Memperlihatkan keterbukaan dan bersikap transparan menunjukkan bahwa Anda peduli dengan keseluruhan orang tersebut, bukan dengan kemampuan mendengarkan atau berkomunikasi dengan hati. Dua hal yang mungkin berguna bila Anda hanya dianggap sebagai klien yang perlu didengarkan atau orang dewasa yang masih harus dibujuk rayu.
Jadi masihkah pantas Z mendapatkan kepedulian?
Peduli seperlunya saja. Jika dia rekan kerja maka hanya sebatas urusan kerja saja. Jika dia teman lama, maka hanya sebatas urusan hal yang perlu dlaam pertemanan saja seperti: ada keluarganya yang meninggal, atau menghadiri undangan. kalau dia klien: sebatas hal yang harus diurus sebagai klien saja.