Saturday, November 23, 2024
HomeArtikelExperiencedMemihak untuk Karir --- bagian 2

Memihak untuk Karir — bagian 2

Keberpihakan karir menunjukkan bagaimana seorang individu mengenali dirinya sendiri. Ia paham betul bahwa menyusun strategi bisnis tidaklah memusingkan, sebaliknya membuat hidup semakin hidup! Atau ia bersedia mengakui perasaan bahagia ketika mengutak-atik mesin hingga elemen terkecil. Atau, ia justru merasa begitu nyaman merapikan dokumen hingga memenuhi standar. Semua ini merupakan buah dari proses yang dinamis bagi mereka yang bersedia melakukannya.

Pada bagian 2 ini, saya akan membahas profile karir sosial, enterprising dan konvensional.

Biasanya tidak sulit mengenali tipe sosial. Mereka akan terkenal dengan sikap dan perilakunya yang sensitif dengan isu-isu sosial. Coba ingat-ingat, siapa dari rekan di kantor yang paling rajin memposting ajakan donasi atau even gathering di milis? Ia juga akan tersenyum kecut jika harus menangani pekerjaan yang bersifat mekanis dan terstruktur. Pekerjaan simple seperti memasukan data bisa menjadi ‘ribet’ secara psikologis bagi si sosial. Ia memerlukan ruang untuk menyampaikan ide dan mendiskusikannya dengan orang lain. Ia lebih memilih menembus kemacetan jalan untuk bertemu orang lain daripada berkomunikasi hanya melalui e-mail. Ia juga senang berpartisipasi aktif dalam perkembangan orang lain. Apakah mereka yang tipe sosial cenderung ekstrovert? Perlu diingat bahwa ekstrovert berbeda dengan sifat pendiam, introvert tidak berarti diam (lihat: http://konsultankarir.com/2010/02/01/artikel/extrovert-dan-intovert-di-tempat-kerja/). Intinya, tipe sosial ingin melakukan pekerjaan yang bersentuhan semaksimal mungkin dengan orang lain, bukan mesin atau hal-hal teknis. Beberapa pilihan karir untuk tipe sosial adalah mengajar (sekolah/universitas), public relation (PR), konselor, terapis, dan pekerjaan lain yang sejenis.

Bagaimana dengan tipe enterprising? Tipe ini sepintas mirip dengan tipe artistic karena suka memulai sesuatu. Salah satu yang khas adalah ia dikenal sebagai orang yang berani mengambil resiko dan menyerempet hal-hal ‘berbahaya’ terutama dalam bisnis. Apakah Anda pernah mendengar pertanyaan, ‘Ya ampun, cari apa lagi sih, udah bagus di perusahaan itu, kenapa pindah? Kenapa keluar?’ atau ‘Bisnis apa lagi’ Yang ini kan lagi berkembang? Nah! kalau Anda cukup sering mendapatkan ‘pujian’ tersebut, kemungkinan termasuk dalam golongan enterprising. Apakah si kutu loncat termasuk di dalamnya? Yang menjadi ciri utama tipe ini adalah berani mempertaruhkan sesuatu dengan perhitungan mendapatkan keuntungan. Ia juga percaya diri dan senang memimpin orang lain. Ia tidak ragu mengambil keputusan, bahkan cenderung ‘aksi dulu, pusing belakangan’ hehehe.. Artinya, ia tidak suka ambil pusing seperti si investigatif (lihat http://konsultankarir.com/2011/07/19/saya-dan-karir/memihak-untuk-karir-bagian1/) untuk bertindak. Tentunya Anda sudah bisa menebak pilihan karir untuk tipe ini . Ya, menjadi pengusaha, pimpinan eksekutif dan pekerjaan sejenis lainnya. Jangan salah bahwa tipe ini tidak bisa bekerja dalam perusahaan orang lain. Yang pasti, ia memerlukan ruang untuk dapat mengambil keputusan dan bergerak secara cepat atau mendapatkan kepercayaan dalam pengembangan perusahaan (bisnis).

Kini saatnya kita menengok si konvensional. Jangan salah sangka, meskipun ia bukan si enterprising yang bergerak cepat, peran konvensional tidak bisa diabaikan. Ia bisa menjadi pengimbang enterprising dalam tim. Tipe ini sama sekali tidak keberatan dengan tumpukan data dan peraturan ketat. Sebaliknya, semakin jelas peraturan, semakin memudahkan pekerjaan karena memungkinkan pencapaian standard an evaluasinya. Coba kembali cermati, siapa yang paling cerewet dengan hal teknis di kantor? Siapa yang paling kritis dengan hal teknis sebelum tim beraksi? Kemungkinan dia tipe konvensional yang -meskipun awalnya terlihat merepotkan- namun akan menyelamatkan tim dengan kerapian dokumentasi dan ketertiban prosedur. Biasanya ia yang paling rapi mencatat ini dan itu bahkan melebihi standar atau ekspektasi tim. Hal ini bukan sengaja untuk mencari perhatian, melainkan seperti juga tipe karir lainnya mengalir dengan alami tanpa paksaan. Pada sisi yang lain, ia tidak senang jika harus berspekulasi apalagi mengambil resiko. Ia akan berusaha mengamankan situasi dengan informasi yang lengkap dan hal-hal teknis lainnya. Beberapa pilihan karir bagi mereka di antaranya manager, keuangan, administrasi dan pekerjaan lain sejenis.

Apakah dua artikel ini cukup untuk ‘membela’ diri Anda untuk berkarir?

Tyas
Tyas
Career Coach & HR Consultant - "Mind is Magic"
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor