Friday, December 27, 2024
HomeSaya dan KarirMan in The Mirror

Man in The Mirror

Pria itu jelas bukan orang Asia apalagi Indonesia, meski tingginya tidak mencapai 170cm. Pagi itu ia bersama dua orang timnya mengunjungi satu kantor di Jakarta untuk mempresentasikan suatu produk. Ketika berbicara, tahulah kita bahwa ia dari daratan Eropa, tepatnya Belgia. Aksennya tidak Amerika, namun tidak terlalu British sehingga masih terdengar ringan di telinga Indonesia. Ia memaparkan keunggulan produk dan jaminan distribusi yang telah sistematis ke beberapa negara termasuk kawasan Asia. Sebagai penanggung jawab di Asia, ia menjamin ketersediaan dan kelancaran jalur distribusinya.

Ia berjalan hampir ke segala arah, memastikan menyapa semua audience dengan senyum dan bahasa tubuh penuh antusias. Ia menanggalkan semua ?ancaman? ?Harus pesan produk lho…? yang menjadi stereotipe orang marketing. Seusai presentasi, dengan ringan ia melenggang ke tengah audience untuk menjawab pertanyaan dan menunjukkan contoh dalam brosur. Nuansa arisan atau reuni sepertinya lebih tepat mewakili ketimbang presentasi produk.

Kesan Eropa yang biasanya sophisticated tidak nampak di dirinya, bahasa tubuhnya bahkan ?lebih Asia? dibanding timnya yang orang Indonesia

Pengalaman hampir serupa juga terjadi di satu ruangan seminar hotel berbintang empat di tengah Jakarta. Sambutan kopi hangat dan cemilan sambil menanti dimulainya seminar adalah biasa, namun tidak pagi itu. Dalam rumpian peserta, tiba-tiba menyeruak seorang bule yang mendatangi setiap meja, menyapa dan berbincang ?Hallo, how are you today?? ?What do you think about..? ?Have you ever heard..?. Hampir semua peserta terlihat kaget mendapatkan ?interupsi? menyenangkan itu

Ice breaking dan mapping telah dibangun sebelum acara berlangsung oleh aktor utama seminar.

Semangat ini pula yang saya lihat pada seorang pelayan restorasi kereta api. Usianya mungkin baru memasuki 20 tahun, dengan seragam oranye segar, ia menyapa dan menawarkan daftar makanan-minuman untuk dipesan penumpang. Nadanya begitu lepas, pun ketika keliru mengucap ?Pagi ..eh malam..hehehe.? Rona wajahnya begitu bersinar, mengimbangi kelincahan langkah kakinya yang seolah menafikan tempat pijak di atas kereta yang melaju kencang. Ia pasti telah seharian berjalan dari satu gerbong ke gerbong lain, dan masih penuh ceria!

Ia tidak menjadi robot yang mengeluarkan rentetan suara ?Selamat pagi, ada yang bisa dibantu, kami memiliki menu spesial yang bisa dipesan untuk empat orang ditambah bonus minuman spesial, ada juga….? tanpa interaksi emosi dengan pelanggan, tanpa ada nafas jeda, hanya ada target penyampaian materi lengkap

(Semangat) Pelayan restorasi itu adalah aset yang sangat bernilai, termasuk untuk perkembangan diri dan karirnya ke depan

Semangat itu menjalar, membuat saya tak sabar ingin bertemu rekan kerja untuk menyelesaikan pekerjaan, merancang program, bertukar ide, berdiskusi diselingi rumpi politik hingga film. Dalam pertukaran ide di kantor, di ruang chatting atau pesan singkat di seluler, energi positif begitu melimpah dalam ketulusan dan semangat komitmen bersama untuk melukiskan pelangi karir diri

……dan mungkin bisa memercikkan juga mengundang senyum orang lain.

Seperti dituliskan Taufiq Pasiak dalam Unlimited Potency of Brain (lihat Resensi KK), terdapat sel otak yang mampu meniru dan merefleski secara otomatis stimulus yang tertangkap. Itulah sebabnya, kita bisa ikut menangis mendengar lagu sedih, tertawa melihat orang lain tertawa, bahkan menguap

?Enthusiasm will attract enthusiasm

?If you wanna make the world a better place, take a look at your self then make a change? (Man in the mirror ? Michael Jackson)

Tyas
Tyas
Career Coach & HR Consultant - "Mind is Magic"
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor