Saturday, November 23, 2024
HomeSaya dan KarirKomunikasi yang Payah

Komunikasi yang Payah

7 HABIT FOR EFFECTIVE PEOPLE ini sebenarnya buku yang lawas, alias ngga baru baru banget.

Tapi, entah kenapa, aku suka buku yang ditulis Stephen R Covey ini. Praktis, dan kena dengan kegiatan hidup sehari hari.

Salah satu bagian dari 7 HABIT adalah perihal Empathic Listening.

Empati sama sekali berbeda dengan Simpati. Bersimpati menurutku hanya sekedar dibibir. “Ya ampun kasian banget lo ya? Semoga la cepat sehat ya….” .

Ciri cirinya: kalimatnya sangat normatif dan biasanya disertai doa doa yang juga pasaran.

Ciri lain, mereka akan cepat membalikan topik pembicaraan ke tema lain, yang biasanya lebih berat bobot “aku”nya. Dan pada akhirnya, masalah yang sebenarnya INGIN dishare, tersapu cerita lain.

Gesturenya pun bernuansa ignorance. Simpati-san, seperti ?sibuk’ sendiri. Bisa lewat gerakan tangan, arah pandangan, atau apa saja. Terkadang ia cengar cengir, karena sedang memikirkan hal lain.

EMPATI-san, adalah sebaliknya. Empati berarti menjadikan lawan bicara sebagai fokus perhatian. Kau masuk dalam pikirannya, sampai akhirnya kau bisa “merefleksikan” kalimat yang terucap, dengan kata katamu sendiri. “Jadi kau merasa tidak didengar..?” “Jadi kamu malas kerja karena suka merasa dilecehkan?” dst

Tidak perlu panjang, apalagi disertai harapan harapan, doa doa, yang justru secara tidak langsung hendak men-STOP lawan bicara untuk terus bercerita. (Ingat dalam percakapan wishes dan prays kan memang selalu diletakkan di AKHIR pembicaraan)

Sebenarnya kunci keberhasilan suatu komunikasi bukan pada pemilihan kata kata. Karena riset membuktikan, dalam sebuah komunikasi CONTENT/WORD hanya berbobot 10%, lalu INTONASI 30%, dan GESTURE 60%. Intonasi yang lembut, dengan usapan pelan dipundak JAUH lebih memberi rasa aman, dibanding harapan harapan, kata kata bijak dan doa panjang lebar.

*

Sekarang, coba kita perhatikan bagaimana ?Orang Sekarang’ berkomunikasi.

Via Blackberry Messanger (BBM), Chat Box (YM,MSN,etc), Pesan Pendek (SMS), atau E-mail.

Dan, parahnya, komunikasi virtual ini dipakai orang BAHKAN untuk membicarakan hal hal sensitiP atau ?menyangkut FEELING’ . Sebut saja, keputusan cerai, putus dari pacar, konfirmasi perselingkuhan, bertengkar, soal gaji, dan seterusnya……

PAYAH!

Taukah Anda, kalimat sederhana seperti: “Jadi km maunya apa?” yang dikirim via BBM/CHAT/SMS bisa bermakna GANDA. Bisa hendak ngajak berantem, atau sebaliknya berdamai (mengalah).

Dan aku sungguh sungguh ngga ngerti ketika seorang teman (dekat) memilih BBM-an aja, dibanding bertemu untuk menyelesaikan sebuah masalah pelik, diantara kami. Pikirku, “ini orang pelit ongkos, atau memang tidak menghargai arti komunikasi??”

Dengan kemajuan per-GEJET-an yang luar biasa, memang kualitas komunikasi antar manusia perlahan mulai merosot. Efektifitasnya HANYA 10%, karena sekedar menitikberatkan pada PEMILIHAN KATA (plus icon icon emoticon yang sudah mulai basi itu), tapi ALPA pada hal INTONASI dan GESTURE. Bahkan percakapan via telepon pun tidak akan cukup (cuma efektif 40%) , untuk menyelesaikan masalah penting seperti diatas tadi.

Makanya jangan terlalu bingung kalau sekarang banyak orang cerai, selingkuh, putus nyambung………

Blame (part of) it on GADGET 😀

****

(by Febby S.)

feby
febyhttp://www.konsultankarir.com
Trainer, Writer, Consultant. Do your best and let God do the rest.
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor