Monday, November 18, 2024
HomeSaya dan KarirI'm in Trouble!...

I'm in Trouble!…

Siapa yang tidak bersemangat melihat warna merah di kalender? Saya hampir memastikan 99% persen akan menjawab dengan tawa lebar. Perhatikan ekspresi wajah rekan kerja di samping Anda ketika mencermati warna merah di kalender, terlebih ketika angka tersebut berada di antara hari Sabtu dan Minggu. Long weekend, Yiipppiiie…!

Serasa satu ton beban terangkat dari tubuh, ringaaaan rasanya… Ini baru melihat tanggal merah. Tubuh akan semakin ringan dengan pelepasan satu katup lagi: imaginasi. Proses mental ini serta merta meluncur, membawa kita ke bibir pantai dengan sepoi anginnya, atau menelusuri Ciampelas dengan tawa riang teman satu ?klub?, atau tiduran membaca novel yang tiga bulan lalu dibeli dan belum tersentuh sambil mendengarkan denting pianis Jim Brickman, atau meluncur di atas awan ke negeri seberang sambil menanti keberuntungan melihat Superman menyapa di jendela pesawat Anda, hehehe… Apapun itu, aneka rupa bayangan mellintas untuk mengisi tanggal merah yang berjajar indahnya.

Jelaslah kita ingin ?menyingkirkan? masalah keseharian lebih tepatnya urusan kerja dan kantor secepat mungkin. Meski banyak dari kita pun menyadari bahwa momen libur menjadi semacam ?charger? untuk semangat dan stamina di hari selanjutnya. Harapannya, sekembali dari long weekend, kita akan memiliki energi untuk menghadapi pekerjaan yang terus datang, bos yang cerewet, rekan tim kerja yang tidak kooperatif, juga… kebosanan.

Kebosanan menjadi salah satu tema yang sering dibahas dalam isu karir, mendampingi burn out. Satu kondisi di mana kita kehilangan semangat kerja dan tidak bisa mencapai target kerja yang diharapkan dalam waktu cukup intensif. Pertanyaannya, apa masalahnya?

Akan lebih mudah ketika kita melihat rekan kerja yang menggerutu sepanjang hari dan melontarkan kalimat, ?Kamu kenapa sih, marah-marah melulu?? Bisa jadi lontaran ini akan sedikit membuat ia terhenyak dan bertanya , ?Masa sih??. Tetapi, bagaimana setelah itu? Apakah kita kemudian menawarkan diri untuk melihat lebih dalam apa sebenarnya yang sedang ia alami.

Emosi memainkan peran unik bagi kita. Satu sisi, ia menjadi pendorong untuk menghadapi masalah, namun bisa menjadi perangkap yang mengacaukan. Pekerjaan kantor yang datang silih berganti dan masih panjang mengantri di luar sana tentu akan protes jika terus diberi label masalah. Bukan itu yang diinginkan, tetapi bagaimana kita menganalisa masalah dengan efektif.

Untuk mengetahui telah efektif atau belum, coba lihat apakah kita telah melakukan :
a. identifikasi masalah
b. menggali data
c. memilah informasi penting, dan
d. mengambil solusi yang paling tepat dari sejumlah alternatif?

Identifikasi masalah merupakan langkah pertama yang tampak sederhana namun tidak jarang membuat kepala berputar. ?Tau ah.. pokoknya sebel aja kalau bicara kerja, apalagi klien itu, tambah bete..? . Ada beberapa tahap tak kasat mata yang harus kita lalui seperti mengekspresikan perasaan yang menyelimuti masalah itu sendiri. Saran sederhana yang bisa dilakukan adalah membuat ?peta pikiran (masalah)? dengan teknik Buzan.

Metode semacam brainstorming ini bisa ditambahkan juga dengan kata-kata yang menggambarkan perasaan seperti : sebal, kesal, senang, semangat dsb. Corat-coret ini menjadi salah satu jalur untuk identifikasi perasaan kita. Jangan berhenti pada satu kata, gali untuk lebih spesifik, misal: kesal bicara kerja menjadi: kesal bicara projek A, sebal dengan koordinator projek X, dsb. Tujuannya agar kita menemukan ?tokoh utama? yang menjadi masalah.

Begitu masalah telah teridentifikasi, kita mendapatkan modal untuk langkah berikutnya. Bisa jadi ternyata ada dua-tiga masalah yang harus kita hadapi dan inilah saatnya untuk membedah satu per satu. Harapannya, penggalian data pun tidak akan tercampur antara satu masalah ke masalah lainnya. Kita bisa melanjutkan dengan teknik Buzan, sebaiknya dengan kertas/halaman berbeda, sesuai masalahnya.

Teknik brainstorming juga bisa dilanjutkan, tentu sudah lebih fokus lagi sesuai identifikasi masalah. Kini saatnya kita membuat ?keputusan kecil? untuk menentukan mana informasi utama, pendukung dan ?hiasan? saja. Untuk membantu pemilihan ini, coba kita lihat tujuannya, mengarah ke mana. Apakah untuk mendekati klien baru, peluncuran produk, filing data, hingga masalah antar rekan kerja, seperti melancarkan komunikasi, menyamakan persepsi projek A, dsb.

Lantas, bagaimana solusinya? Jika kita menemukan segumpal asap di atas kepala, sesegera mungkin, tinggalkan kertas-kertas ini dan melakukan yang lain! Berjalan kaki memutari kantor (pastikan tidak di lantai 10..), berbincang sejenak dengan kawan di telepon (sebaiknya keluar dari ruangan), mendengarkan musik, bermain dengan anjing kesayangan (jika di rumah), atau menyelesaikan pekerjaan lain. Ingatlah Archimides dengan bak mandi dan eurekanya.

Jangan khawatir, sel-sel kelabu kita tidak pernah berhenti bekerja. Mereka akan lebih optimal ketika santai. Kemudian… bersiaplah untuk terkaget-kaget dan mengagumi diri sendiri untuk berbagai alternatif yang hadir. Apakah solusi paling canggih akan muncul? Tidak jarang solusi itu muncul lebih dari satu, pilihlah yang paling tepat dengan mengkaji ulang catatan dari awal. Yang pasti, jangan biarkan ide solusi itu berlesakan di kepala sendiri, tuliskan dan jika perlu bagikan dengan orang lain yang tepat. ?Wah nanti jadi bingung lagi…?

Kemungkinan untuk bingung pada tahap ini akan lebih sedikit, karena kita telah membawa berbagai alternatif untuk diskusi. Orang lain, terutama yang kita percaya bersedia memahami masalah dan perasaan kita ( meskipun tidak terkait sama sekali), akan berperan sebagai cermin jernih. Kita pun akan semakin terbantu dengan komentar dan pertanyan-pertanyaannya. Ambil keputusan dan sertakan konsekuensinya dalam satu paket.

Apa menu masalah Anda minggu ini? 🙂

Tyas
Tyas
Career Coach & HR Consultant - "Mind is Magic"
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor