What is the dream team?
Bagi penggemar sepakbola, kata “the dream team” mungkin akan langsung mengingatkan mereka pada trio yang sering disebut terbaik sepanjang sejarah negeri Kincir Angin yakni Ruud Gullit, Frank Rijkaard dan Marco van Basten di tahun 1988.
Tim impian tidak hanya dituntut di ranah olahraga, namun juga di area professional lain termasuk politik. Ingatkah Anda ketika masa penyusunan cabinet di negeri ini, media massa elektronik saling berlomba menghadirkan para analis politik-ekonomi untuk memaparkan siapa yang bisa menjadi ?the dream team? guna meningkatkan kondisi perekonomian Indonesia. Membahas mimpi sepertinya bisa semakin memabukkan, karena dalam mimpi, kita minim batasan, berbeda dengan realitas.
Bagaimana dengan tim efektif?
Dalam dunia kerja, kita seringkali terlibat dalam pekerjaan tim. Perusahaan itu sendiri merupakan sebuah tim dengan pola struktur beragam dan dinamis. Setidaknya, seperti apa tim efektif itu? Berikut karakter yang bisa kita intip;
1. Target jelas dan ?fleksibel?; perpaduan terbaik yang memungkinkan adaptasi antara target individu dan tim dalam pencapaiannya; target juga terstruktur secara kooperatif
2. Komunikasi dua arah, terbuka dan mampu mengekspresikan pikiran serta perasaan anggota tim
3. Partisipasi dan kepemimpinan terdistribusikan ke semua anggota tim meliputi pencapaian target, pengelolaan internal dan perkembangan/perubahan tim
4. Kemampuan dan informasi; kontrak (kesepakatan) dibangun untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan dan target individual; kekuasaan tim terbagi dan seimbang
5. Prosedur pengambilan keputusan sesuai dengan situasi; metode berbeda dapat berlaku pada situasi tertentu; penggunaan konsensus untuk keputusan penting; serta mendorong keterlibatan dan diskusi tim
6. Kontroversi dan konflik sebagai kunci positif untuk keterlibatan anggota tim, kualitas dan orisinilitas keputusan serta keberlangsungan tim dalam situasi kerja yang positif
7. Menekankan interaksi antar personal di dalam tim dan antar tim; mengembangkan kohesivitas dengan menciptakan kondisi inklusif, afektif, penerimaan, dukungan dan rasa percaya. Harapannya dapat mendorong individualitas (berkembangnya karakter personal) dalam tim.
8. Mementingkan pemecahan masalah
9. Anggota tim mengevaluasi efektivitas tim dan memutuskan bagaimana untuk meningkatkan fungsi, pencapaian target, pemeliharaan internal dan pengembangan yang dipandang penting
10. Mendorong efektivitas interaksi antar personil, aktualisasi diri, dan inovasi (Johnson & Johnson,1997,Joining together; group theory and group skills, Allyn & Bacon,h.35)
Berapa poin yang dapat Anda lingkari terkait terlibatan dalam tim kerja?
Membentuk tim efektif memang memerlukan komitmen dan kerja keras semua pihak, namun setidaknya kita bisa memulainya dari diri sendiri. Memulai dengan mempertanyakan kontribusi diri kita dalam tim baik sebagai pemimpin atau anggota. Seperti, apakah kita telah berkontribusi dalam penetapan target yang mampu dicapai dan memenuhi kebutuhan tim & individu di dalamnya. Atau, sudahkah kita berkomunikasi secara asertif mengekspresikan perasaaan dan ide yang muncul. Atau, apakah kita telah mengedepankan pemecahan masalah alih-alih membuat semakin kompleks? Singkatnya, ..
Berapa nomor yang dapat kita lingkari dari daftar di atas sebagai kontribusi diri dalam tim?
Semoga bermanfaat.