Beberapa pertanyaan mendasar pun terlontar ketika ada beberapa orang mendiskusikan tentang perlu tidaknya arisan di tempat kerja. Apa tidak menganggu aktifitas kerja? Apa manfaatnya? Buang-buang energi? Dan sederetan tanya lainnya. Maka jawabannya pun beragam. Bergantung kebutuhan, jenis pekerjaan Anda, dan juga fleksibilitas teman kerja Anda.
Menjadi sebuah kebutuhan ketika mayoritas teman kerja Anda tertarik dengan ide arisan ini. Misalnya saja untuk makin mengakrabkan satu sama lain, yang ujung-ujungnya meningkatkan kekompakan antar karyawan. Atau juga karena banyak yang menginginkan menabung bersama-sama, misalnya saja bergantian uang arisan digunakan untuk jalan-jalan keluar negeri, untuk membeli home theater terbaru, dan sekaligus kegiatan ini untuk saling bertukar info dan pikiran di luar jam kerja.
Bila ini terjadi, maka manfaat arisan sungguhlah terasa. Tidak ada salahnya bila Anda menjadi orang yang pertama yang melontarkan gagasan ini. Namun tetap juga Anda melihat jenis pekerjaan Anda dan teman-teman Anda lainnya.
Bila Anda bekerja di bidang jasa, misalnya marketing, dan base-nya karyawan lebih banyak yang sifatnya freelance dengan pendapatan mengandalkan bonus, maka sebaiknya berpikir ulang untuk kegiatan arisan. Bukan apa-apa, bisa dimungkinkan masing-masing orang menjadi sangat individualis, dan tidak terlalu peduli dengan ide tentang kekompakan. Kalau dipaksakan arisan, jangan-jangan malah di tengah-tengah arisan semua menjadi kehilangan semangat melanjutkan kegiatan ini, atau malah kabur begitu saja. Bisa gawat kan kalau begini.
Soal jumlah peserta pun sebaiknya dibatasi, tidak perlu terlalu besar, 10-15 orang adalah angka yang cukup ideal. Terlalu banyak akan menyulitkan koordinator menentukan jadwal dan tempat arisan. Peserta arisan bisa dilakukan tidak hanya pada satu divisi, melainkan antar bagian. Bisa menjadi lebih menarik dan variatif diskusinya.
Soal fleksibilitas teman kerja, ini juga bagian yang sangat penting. Karena yang namanya arisan di tempat kerja, tempatnya bisa saja di tempat kerja Anda, bukan berarti kegiatan arisannya di jam kerja. Justru harus dihindari arisan dilakukan pas jam kerja. Apalagi Anda melakukannya dengan sembunyi-sembunyi di mata boss, wah urusan bisa runyam kalau begini.
Untuk itu rekan kerja Anda yang ikut arisan haruslah tipe yang fleksibel mengatur waktu luang. Sehingga benar-benar kegiatan arisan menjadi lebih membawa manfaat dengan diskusi yang cukup, tanpa terburu-buru waktu. Bukan hal kebetulan kalau seringkali informasi tentang kemungkinan pengembangan karir justru didapatkan dari pembicaraan informal semacam ini.
Bahkan ada contoh arisan yang digelar di antara mantan karyawan sebuah perusahaan tertentu, justru membawa manfaat positif pada pesertanya. Meski sudah bekerja di berbagai tempat berbeda, namun karena masih saling berkontak rutin satu sama lain, maka kegiatan arisan pun dijadikan pengikat lebih baik. Minimal bertemu sebulan sekali dan saling membawa informasi segar. Arisan memang tampak sepele, namun kalau berhasil dijalankan, bisa jadi nilai lebih untuk pengembangan diri Anda.