Saturday, April 20, 2024
HomeCareer GuideFeedback: kinerja, ego dan citra diri

Feedback: kinerja, ego dan citra diri

feedback

Pernahkah mendapatkan umpan balik atau feedback dari atasan, rekan kerja, anak buah, atau konsultan sumber daya manusia independen (eksternal perusahaan)? Bagaimana rasanya? Bagaimana feedback tersebut membawa pengaruh pada kinerja di kemudian hari?

Pernahkah mencari feedback sendiri?

Jika Anda membaca buku atau artikel tentang karir, bekerja, manajemen, dan sejenisnya, pasti akan menemukan kata feedback sebagai isu positif bagi perkembangan karir ke depan. Tetapi, feedback itu ternyata tidak bisa berdiri sendiri, karena merupakan moderator atau semacam perantara untuk satu tujuan.

Setidaknya terdapat tiga motif utama mengapa seseorang mencari feedback: (a) untuk mencapai tujuan dan kinerja yang baik; (b) untuk mempertahankan atau meningkatkan ego; (c) citra diri (Ashford & Black,1996 dalam Latham, 2007).

Motif pertamalah yang membuat feedback bisa bermanfaat secara efektif, karena feedback benar-benar berfungsi sebagai instrumen untuk meningkatkan atau mencapai tujuan. Dalam konteks ini, seseorang jauh lebih siap untuk menyerap umpan balik yang mungkin membuatnya tersenyum kecut maupun tertawa lebar. Yang jelas, ia siap mencatat untuk satu tujuan: mencapai atau meningkatkan goal. Ia lebih rileks dan siap berdiskusi, tidak hanya mengangguk-angguk saja, tidak juga membela diri. Biasanya mereka yang telah siap dan terbiasa, akan memiliki cara yang alami juga meminta feedback.

Motif ke dua, cenderung memanfaatkan feedback untuk meningkatkan ego diri, kalau sudah begini, yang menjadi pusatnya adalah diri, bukan proses/pekerjaan atau goal objektif. Jika Anda jeli, ia akan menunjukkan bahasa non verbal yang mengharapkan lebih banyak feedback positif daripada negatif. Ujungnya adalah pembuktian pada orang lain dan lingkungan bahwa ia telah berhasil.

Motif ke tiga, ehm… citra diri. Ini bukan karena masa pemilihan presiden ya.. Sadarkah kita, sekarang ini hidup di era yang begitu terbuka, sehingga kita pun dituntut untuk terbuka, salah satunya menerima feedback. Nuansa ini pula yang mendorong kita, sadar atau tidak sadar, mengagumi orang yang berani menerima umpan balik positif maupun negatif, kesannya kerenlah, sportif. Nah, akan lebih keren sepertinya kalau Anda berani meminta feedback sebelum yang lain. Ini mengapa kemudian dikatakan bahwa feedback pun menjadi sarana untuk menaikkan citra diri.

Perjalanan karir yang tidak singkat, memungkinkan kita memiliki motif pertama di satu waktu, tetapi juga motif ke tiga di waktu yang lain. Kita sendirilah yang menentukan akan cenderung memilih motif feedback yang mana ke depannya.

Silahkah berikan feedback untuk artikel ini 🙂

Sumber: Latham,Gary P.(2007) Work motivation: history,theory, research, and practice.London;Sage Publications.

Tyas
Tyas
Career Coach & HR Consultant - "Mind is Magic"
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor