Tuesday, April 23, 2024
HomeSaya dan KarirEnergi Positif & Generasi X-Y

Energi Positif & Generasi X-Y

Fredrickson (1998; 2001) dalam model teorinya secara luas menyatakan bahwa emosi positif melingkupi faktor perhatian dan kognisi. Dua faktor tersebut kemudian yang memberikan efek pada potensi dalam individu, baik secara fisik, intelektual dan sosial.

Sebuah studi dari Minhui Shin & Jaisun Koo, ?The relationship between happiness and creativity? yang dipresentasikan dalam bentuk poster di 8th Biennial Conference of Asian Association of Social Psychology, December 11 ? 14, 2009, New Delhi, India, menegaskan peran kebahagiaan jangka panjang dan mood positif jangka pendek terhadap kreativitas.

Pembahasan kreativitas yang tidak akan pernah usai memang lebih mengusung energi positif bagi si kreator maupun orang yang berada di lingkungannya. Antusiasme yang mewarnai munculnya ide, perumusan project/program, hingga proses menjadi bentuk konkret membutuhkan banyak energi positif jangka panjang.

Pertanyaannya, bagaimana kemudian menjaga kebahagiaan jangka panjang dan memunculkan mood positif di detik yang tepat?

Kita bisa menggantungkan pada stimulus luar, seperti kondisi perusahaan, penipisan tumpukan pekerjaan, klien yang menyenangkan…,dll. Pilihan lain adalah menempatkan diri sebagai ?penentu? kebahagiaan diri. Tentu kita bisa mengkombinasikan semua itu. Namun, seringkali kita mendapat serangan panik melihat banyaknya tawaran yang semuanya menggiurrrrkan….

Saya menawarkan interpretasi riset di atas pada penggalian sumber utama dalam diri sebagai bahan bakar utama kebahagiaan. Magnet utama inillah yang akan menarik hal positif lain sehingga menjadi kepingan mood positif di waktu-waktu tak terduga!

Generasi X & Y

Sebuah tabloid gaya hidup nasional (franchise) baru-baru ini berkunjung ke Konsultankarir.com dan berbincang tentang generasi X & Y. Pembicaraan yang sangat menarik ini meletikkan banyak pertanyaan tentang kebahagiaan dua generasi dalam bekerja hingga kreativitas yang tampil dalam warna beda.

Generasi X (kelahiran 60 an ? 70 an, beberapa menyatakan awal 80 an masih masuk kategori ) di Indonesia, cenderung masih berwarna ?baby boomer? di mana karir dipandang sebagai jenjang ke atas. Isu utama di generasi X adalah aktualisasi diri, sehingga interaksi equal antara atasan dan bawahan menjadi salah satu syarat kondisi kerja. Sementara generasi Y (kelhiran 80 an ke atas), lebih fokus pada interdependensi. Jika aktualisasi diri membutuhkan ?individualisme? dan ?partnership?, maka generasi Y lebih ?otonom? namun menginginkan ?bimbingan? atasan secara otoriter positif.

Otoriter di sini bermakna, generasi Y lebih optimal bekerja tanpa sekat kantor, namun dengan kewenangan jelas. Loyalitas lebih tertuju pada atasan, bukan perusahaan. Feedback positif lah yang dibutuhkan, mereka lebih menginginkan penambahan resume ketimbang uang. Maka, workshop atau internship luar negeri lebih dikejar ketimbang penambahan bonus/ kenaikan karir konvensional.

Fenomena ini mulai merebak terutama di bidang jasa, terutama lingkung desain, baik grafis, produk maupun arsitektur. Yang pasti, dua generasi ini memiliki pandangan beda tentang kemapanan dengan generasi Baby Boomer. Generasi senior memandang bertahan di satu perusaan akan memberikan jaminan seumur hidup. Inilah yang menjadi sumber bentrok antar generasi.

Pergeseran makna kemapanan mempengaruhi pula makna karir bagi individu. Kembali pada energi positif dan kreativitas, kerja sama antar generasi menjadi ?tuntutan? untuk terlatihnya fleksibilitas dalam dunia kerja.

Pertanyaan terakhir, dari generasi manakah Anda? ^_^

Tyas
Tyas
Career Coach & HR Consultant - "Mind is Magic"
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor