Monday, November 18, 2024
HomePerspectiveResensi BukuIde-ide Unik dibalik Sukses Bisnis Miliaran Dollar

Ide-ide Unik dibalik Sukses Bisnis Miliaran Dollar

Judul: 100 Great Business Ideas; Ide-ide Unik di Balik Sukses Bisnis Miliaran Dolar
Penulis: Emily Ross & Angus Holland
Penerbit: PT. Mizan
Tahun: Mei 2009
Hal: 381 halaman + xiv
Harga: Rp. 58.650,00
Peresensi: Ardiningtiyas P.

Mulai dari awal, buku ini membawa calon pembacanya menemui ?tokoh-tokoh’ dunia bisnis. Logo Mc.Donald, Barbie, FedEx, BlackBerry, Revlon, CocaCola, Avon, 3M, Microsoft, Starbucks, Apple, Nik?, Google, Adidas bertebaran di sampul buku bagai model sampul majalah yang menebarkan senyum menggoda.

Buku ini mirip satu kotak anti-Pandora, karena berlawanan dengan Pandora yang menebarkan kepahitan. Begitu Anda membukanya, bersiaplah dengan berbagai percikan segar yang akan membuat pembacanya menyalahkan diri sendiri dengan seruan, “Gila..!” Betapa sederhana sebuah ide yang sering terabaikan namun menjadi luar biasa di tangan para insan kreatif.

Spencer Silver dalam eksperimennya menemukan lem berdaya lengket rendah di tahun 1968. Ia pun masih belum mengerti manfaat komersialnya sampai Ary Fry menghadiri salah satu presentasi Spencer di 3M. Fry lah yang berhasil melihat kegunaannya hingga lahirlah Post-It Note. Ia seperti mendapatkan pencerahan untuk masalah pembatas buku nyanyiannya di sebuah panduan gereja yang sering lepas (h.18).

Ross dan Holland mengemas 100 ide di balik kesuksesan produk ternama di dunia dengan menarik. Mereka membingkai kisah kelahiran dan pengembangan ide itu dalam 21 bab dengan tagline menggelitik tiap produk. Seperti: 3-M dan Post-It Note: “Mengembangkan bisnis baru merupakan bisnis yang penuh jebakan”, Sony: “Buatlah seukuran saku,” Pixar: “Minggirlah Disney”, Hallmark: “Kartu ucapan yang ramah dan kekanak-kanakan jauh lebih populer daripada yang Anda bayangkan,” Microsoft “Balas dendam para orang aneh,” Adidas: ‘Jangan pernah melepas si jago tua,” Chanel no.5 “Ada dolar dalam wewangian,” dan masih banyak lagi.

Bagaimana menjadi orang kreatif? Bagaimana caranya agar produktif? Anda tidak akan menemukan sebuah definisi, namun pilihan inspiratif yang luas penuh warna yang tersaji. Seperti kalimat klise practice makes perfect yang diwujudkan dalam idealisme realistis oleh perusahaan film animasi dunia, Pixar.

Pixar masih terus membuat film-film pendek yang tidak akan menghasilkan uang, tapi memungkinkan para pekerja seninya untuk mencoba teknik-teknik baru yang kelak bisa digunakan dalam film-film komersial (h.111).

Begitu juga dengan pemberian nama yang memainkan peran penting dalam dunia ketat persaingan. Mungkin masih ada yang belum mengerti mengapa gadget imut yang menjadi favorit Presiden Barrack Obama bernama BlackBerry.

Nama BlackBerry datang dari sebuah firma di California bernama Lexicon Branding, yang pada awalnya memunculkan nama “PocketLink”, nama yang fungsional tapi membosankan. Lalu mempertimbangkan “Strawberry” karena alat itu agak mirip buah strawberry, tapi nama itu kedengaran terlalu jinak, dan akhirnya melahirkan nama yang akrab tapi cerdas, BlackBerry (h.239).

Ide juga sering datang tanpa diundang, namun tidak semua menyadarinya dengan tepat. Seperti yang terjadi pada kelahiran mesin pencari Google, yang sebenarnya ‘telat’ meramaikan dunia virtual karena Yahoo telah lebih populer.

Tahun 1995, dua kandidat Ph.D dalam ilmu computer berusia dua puluhan di Stanford University, Sergey Brin dan Larry Page – keduanya putra seorang professor matematika, mulai mengekplorasi hubungan antar halaman di internet untuk sebuah proyek riset. Dengan melihat hyperlink-hyperlink yang membawa satu halaman ke halaman lainnya, mereka menyadari bahwa hyperlink-hyperlink ini membentuk system sebuah system perungkat informal raksasa yang membawa para pengguna ke halaman-halaman yang sangat berharga (h.290).

Saat ide menghampiri, ia tidak datang dengan tangan kosong. Ia akan penuh semangat menyodorkan daftar menu ‘kewajiban’ yakni: komitmen dan kerja keras. Sambil tersenyum manis dan mata berbinar, ia bertanya, Siapkah Anda?

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor