Friday, April 19, 2024
HomePerspectiveResensi BukuHow To Become A Great Supervisor

How To Become A Great Supervisor

Judul : How To Become A Great Supervisor

Penulis : Andin Andiyasari & Ardiningtyas Pitaloka

Penerbit : Metagraf, Tiga Serangkai

Tahun Terbit : Oktober 2014

Jumlah Halaman : vi, 378 halaman

Peresensi : Purwanti

Penulis Andin Andiyasari dan Ardiningtiya Pitaloka membagi ilmunya lewat buku yang fokus membahas tentang supervisor. Supervisor atau sering kali disebut penyelia dalam bahasa Indonesia, dapat diartikan sebagai orang yang melakukan supervisi. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Supervisi dapat diartikan sebagai pengawas utama, pengontrolan, atau penyeliaan. Dengan kata lain supervisor menjalankan aktivitas-aktivitas yang meliputi tugas mengawasi, mengendalikan,membawahi mengurus, atau mengelola tim.

Buku yang terdiri dari empat bab ini, membahas tuntas kompetensi yang perlu dibangun dan dikembangkan oleh seorang supervisor untuk menjadi hebat.  Tugas seorang supervisor adalah menerjemahkan dan menyampaikan kebijakan tingkat perusahaan kepada para bawahan dan memastikan kebijakan dijalankan secara efektif dan efisien.  Dengan demikian, untuk mampu menjalankan tugas-tugas tersebut, seorang supervisor perlu menguasai delapan kompetensi dasar berikut ini, yaitu planning & organizing, decisiveness, delegation, impact & influence, customer focus, effective communication, relationship building, danteamwork.

Buku ini tidak hanya berdasarkan opini penulisnya semata, tetapi juga didukung riset-riset yang mendukung opini tersebut.  Kesemuanya ditulis secara ringkas dan dirangkum dalam 67  saran ahli untuk memasuki dunia kerja profesional.

Pada bab satu, penulis membahas tentang kompetensi. Kompetensi yang cukup ditonjolkan disini adalah planning & organizing. Kemampuan menyusun dan mengimplementasikan rencana.  Ini   merupakan salah satu kemampuan menajerial yang sangat penting bagi seorang pemimpin, karena ditahap supervisor, ia tidak lagi memimpin diri sendiri, tetapi juga timnya. Saat membut rencana, jangan lupa memikirkan langkah antisipatif bila rencana tersebut tidak berjalan sesuai yang di harapkan.Seorang supervisor juga diharapkan dapat mengambil keputusan yang tepat dan lebih berani untuk mengambil resiko yang ada. Kemampuan ini juga yang membedakan antara supervisor yang biasa-biasa saja dengan supervisor yang handal.

Hal ini juga didukung oleh hasil riset kepemimpinan otentik (authentic leadership) oleh Lloyd-Walker dan Walker (2011) yang mengungkapkan bahwa saat pemimpin menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari tim, dapat bersikap transparan, adil, tidak bias, serta menyadari kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya, maka ia akan dipandang sebagai pemimpin yang dapat dipercaya dan dapat membawa tim mencapai tujuannya….(hal.50).

”I am a member of a team, and I rely on the team, I defer to it and sacrifice for it, because the team, not the individual, is the ultimate champion” ~Mia Hamm

Hal yang membedakan saat kita menjadi supervisor dan menjadi freshgraduate adalah tingkat paparan yang lebih tinggi. Karena tidak sekedar memimpin tim, tetapi juga bertemu lebih sering dengan pemimpin divisi atau departemen lain dan pengambil keputusan di perusahaan klien. Mengambil tindakan yang tepat di momen yang pas tentunya membutuhkan latihan dan jam terbang. Karenanya semakin supervisor mengenali dan mencintai pekerjaannya sepenuh hati pekerjaan, maka disaat kritis, ia akan lebih mampu  mengambil tindakan. Demikian juga, semakin mampu supervisor mengembangkan nilai-nilai diri, semakin besar kemampuan mengambil tindakan yang tepat.

Lalu pada bab dua penulis membahas tentang improvement dan challenges. Sebagai supervisor atau atasan yang memimpin sebuah tim, supervisor dituntut untuk mengelola tim anda dengan baik. Atasan yang mampu mengelola waktu dengan baik, akan mendorong bawahan untuk juga menjadi lebih teratur dalam menyelesaikan tugas dan tidak membuang waktu untuk pekerjaan yang tidak perlu.  Hal ini selanjutnya akan mempermudah tim menyelesaikan pekerjaan.

Kedua penulis juga menggaris bawahi pentingnya seorang supervisor mengenali karakteristik bawahan dan mampu menggunakan cara-cara efektif untuk mempengaruhi bawahanya, termasuk menjadi mentor. Supervisor yang unggul, senang berbagi pengetahuan, pengalaman, dan saran kepada timnya. Sebaliknya, ia juga tidak segan untuk meminta seniornya menjadi mentornya. Hal ini menunjukan keinginan serius untuk berkembang.

Menjadi pemimpin, terutama menjadi supervisor memang memerlukan banyak latihan untuk benar-benar mampu mengelola tim, tidak hanya secara kolektif, tetapi juga secara individual. Penulis buku menunjukkan hasil riset dari Gentry, dkk (2013) yang mengungkapkan enam  tugas pemimpin di abad ini, yakni mengembangkan tugas manajerial secara efektif, menginspirasi orang lain (tim), mengembangkan anak buah, memimpin tim, mengawal perubahan, serta mengelola stakeholder internal dan politik internal  (hal.225).  Tentunya akan semakin berat beban seorang supervisor dengan tuntutan seperti ini. Namun, bukankah lebih baik mengetahui tuntutan ini untuk mempersiapkan diri, daripada langsung menceburkan diri?  Inilah yang menjadi nilai tambah buku ini, membuka wawasan dan memberi insipirasi bagi seseorang untuk siap menjadi supervisor unggul.

Buku ini tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga memberikan tips-tips atau metode untuk meningkatkan kualitas pribadi. Di bagian tiga, khusus dibahas teknik-teknik yang bisa diterapkan, mulai dari teknik mendengarkan efektif hingga mengelola tim dengan mindfulnesssehingga seorang supervisor dapat bekerja lebih efektif, efisien, dan produktif.

Di bagian terakhir atau bab empat terdapat cerita berbagi pengalaman dari tigabelas narasumber. Kisah narasumber ini menjadi pendukung dan fakta yang menunjukkan bahwa apa yang disarankan buku ini memang tetap.  Kisah-kisah narasumber saat mereka menjalankan peran sebagai supervisor mengilhami pembaca untuk dapat memetik pengalaman mereka.  Kisah-kisah para narasumber  menambah daya tarik buku ini untuk dimiliki.

Memimpin memang sering dianggap pekerjaan ’enak’ karena dipandang hanya memberi perintah,namun pemimpin sejati menyadari makna tugas dan tanggung jawab dibalik peran ‘enak’ tersebut.  Buku ini patut dimiliki oleh mereka yang ingin mempersiapkan diri untuk menjalankan peran supervisor. Sebagai buku ‘how to’, buku ini telah memenuhi standar.  Satu kelemahan buku ini adalah penjelasan-penjelasannya yang terlalu ringkas, sehingga pembaca perlu mengeksplorasi diri sendiri untuk menangkap intinya. Mungkin memang demikian yang diinginkan oleh penulis buku ini sehingga pembaca dapat menginternalisasikan dalam diri mereka sendiri.

”Supervisor yang sukses bukan saja berhasil mencapai hasil kerja tinggi, tetapi juga mampu mengembangkan pola kerja tim yang produktif dan mengkader stafnya sehingga dapat menjadi penggantinya kelak”

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor