Friday, March 29, 2024
HomePerspectiveResensi BukuKeputusan Di Tengah Kesulitan

Keputusan Di Tengah Kesulitan

Judul : The Power of 10-10-10
Penulis : Susan Welch
Penerbit : Penerbit Kaifa, PT. Mizan Pustaka 2009
Hal : 252 halaman
Harga : Rp. 42.000,-
Peresensi : Lestari N.

10-10-10? Ada apa dengan tanggal 10 bulan Oktober tahun 2010? Itu yang pertamakali ditanyakan oleh seorang teman ketika saya menuliskan kata The Power of 10-10-10. Rupanya angka tersebut memang menarik dan lumayan unik. Bahkan kehadiran buku ini yang merupakan buku tentang metode pengambilan keputusan tersebut, gagasannya muncul dalam situasi yang unik pula. Bayangkan seorang perempuan karir yang sangat bersemangat mendongkrak karirnya, memaksakan diri mengajak ke dua anaknya pergi ke Hawaii, 12 jam perjalanan dengan pesawat dari kota tempat tinggalnya, untuk menghadiri sebuah konferensi penting (hal 16).

Yang terjadi bukannya anak-anaknya bahagia, dan konferensinya sukses, namun semuanya malah berantakan. Saat itulah sang menyesali keputusannya yang ‘memaksakan’ diri mengajak anak-anaknya itu. Coba saja kalau dia bisa memutuskan dalam waktu 10 menit dengan keputusan meninggalkan anak-anaknya di rumah, paling-paling kedua anaknya akan rewel seharian, serta segera melupakan ketidak hadiran sang mama, lalu 10 bulan kemudian mereka akan tetaplah menjadi anak-anak yang tidak bermasalah, dan 10 tahun kemudian semua baik-baik saja, baik dari sisi karir dan kehidupan anak-anaknya. Itulah awal gagasan 10-10-10.

Sepuluh (10) yang pertama pada dasarnya berarti ‘Saat itu juga’, itu bisa berarti dalam 10 menit, satu jam, satu minggu atau bahkan satu menit. Sepuluh (10) kedua mewakili suatu titik di masa depan yang belum terlalu jauh, ketika reaksi awal dari keputusan Anda sudah berlalu, tapi konsekuensi-konsekuensinya masih terjadi dengan cara-cara yang bisa Anda duga, bisa berarti 10 bulan, 1 tahun, atau bahkan 2 tahun. Sementara sepuluh (10) ketiga mewakili suatu waktu di masa mendatang yang fakta atau perinciannya sepenuhnya masih samar, bisa 10 tahun, 8 tahun, atapun 20 tahun.

Jurus 10-10-10 ini memang cukup banyak berhasil di terapkan orang yang merasa dalam kondisi sulit namun harus mengambil keputusan. Tetapi bukan berarti 10-10-10 hanya bisa dilakukan saat Anda merasa terjepit maupun terpaksa, karena banyak orang justru menggunakannya untuk pengambil keputusan sehari-hari. Tentu saja untuk menentukan langkah 10-10-10 diperlukan analisis. Semua data dan informasi yang Anda kumpulkan harus di analisis dengan cermat, dibandingkan dengan nilai-nilai diri Anda yang paling pribadi, keyakinan-keyakinan, sasaran-sasaran, mimpi-mimpi, dan kebutuhan-kebutuhan Anda. Pendeknya dengan langkah ini akan mendorong Anda untuk bertanya: ?Dengan mempertimbangkan semua pilihanku dan akibatnya, keputusan apa yang akan paling membantuku dalam menciptakan sebuah kehidupan yang kurancang sendiri??, Dengan menjawab pertanyaan tersebut, Anda memperoleh solusi 10-10-10 (halaman 24).

Para ahli sosiologi sudah lama sependapat bahwa pekerjaan adalah sumber utama identitas dalam kehidupan kita, yang memberi kita arah, tujuan, dan bertindak sebagai pengelola utama hari-hari kita. Demikian pentingnya pekerjaan yang menjadi dari bagian martabat kita yang kemudian menjadikannya sebuah kegiatan yang seringkali membutuhkan ketepatan kita dalam mengambil keputusan. Di sinilah 10-10-10 menjadi sebuah alat penolong dalam setiap langkah dan tindakan yang hendak kita ambil dalam menjalankan pekerjaan kita.

Tentu saja keputusan yang diambil dengan langkah 10-10-10 dalam urusan ini tidak semuanya tampak cemerlang pada awalnya. Bisa saja keputusan itu membuat gundah bagi pengambilnya, seperti alkisah Razvan, usahawan ulet keturunan Rumania. Razvan yang muda dan penuh semangat ingin membuka sebuah perusahaan telepon selular di negaranya. Masalahnya, pacarnya seorang pramusaji, Mihaela, sedang menunggunya di Bukarest, dan ingin terlibat dan ikut membuka perusahaan tersebut.

Masalahnya menurut Razvan sang kekasih ini tidak cakap mengelola keuangan. Lalu dengan metode 10-10-10, 10 menit pertama Razvan sebuah jawaban YA untuk kerjasama tersebut tampak mungkin masuk akal, dan jawaban TIDAK akan menimbulkan ?Perang Dunia Ketiga?, istilah yang dipakai Razvan. Gambaran 10 bulan nampaknya lebih tegas, hasilnya akan buruk atas apapun pilihan yang akan dibuat. Jika mereka bekerjasama, kemungkinan akan terjadi pertengkaran demi pertengkaran atas sikap pengelolaan yang berbeda atas perusahaan tersebut. Namun bila mereka tidak jadi bekerjasama maka kemungkinan untuk berpisah juga nampak jelas. Ketika gambaran ke 10 tahun ke depan diambil, maka bayangan mengerikan lebih jelas: ‘Sebuah kehidupan yang setiap harinya diisi dengan pertengkaran-pertengkaran?. Menurut Razvan, apa yang dimiliki mereka berdua hanyalah masa lalu, dan bukan masa depan. Dengan itu keputusan Razvan melalui 10-10-10 telah dibuat. Apakah dia bahagia’ Tentu saja tidak. Bagaimanapun juga kebahagian tidak sekadar yang ada di depan mata, dan ada kebahagiaan lain yang sedang menunggunya.

10-10-10 juga bisa digunakan untuk melihat ketika karir Anda tampak tidak bergerak. Jika karir Anda tampak mandek, coba ingat kapan dan bagaimana hasil tinjauan kinerja terakhir Anda yang sesungguhnya. Jangan beranggapan bahwa kinerja Anda baik karena boss Anda tidak mengatakan sebaliknya. Dan ingat jangan menggunakan 10-10-10 untuk mengambil keputusan apakah Anda akan tetap tinggal atau pergi sebelum Anda memperoleh umpan balik yang jujur yang Anda butuhkan tentang kinerja Anda. Baru setelah itu Anda bisa menentukan apakah kemandekan Anda dapat diperbaiki, atau ternyata menyelamatkan diri adalah satu-satunya harapan (halaman 158).

Bagaimana? Sudah siap memainkan 10-10-10 dengan tangkas dan cantiknya?

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor