Friday, April 26, 2024
HomePerspectiveResensi BukuNever Ending Story of Google

Never Ending Story of Google

tanya jawab pekerjaan bukuJudul : Google, Mesin Pencari Yang Ditakuti Raksasa Microsoft
Penulis : Ni Ketut Susrini
Penerbit : Bentang Pustaka, PT. Mizan Pustaka 2008
Hal : 251 hal + viii
Harga : Rp. 39.000,-
Peresensi : Lestari N.

Ratusan judul buku tentang Google tersebar di berbagai penjuru dunia, namun tetap saja orang tidak berhenti menulis, membahas, dan membacanya dalam berbagai versi. Barangkali ini tidak terlepas dari kebesaran nama Google sebagai mesin pencari terbesar di dunia, atau juga karena demikian dramatiknya kisah sukses dan hadangan yang dihadapi Google Inc. sebagai sebuah perusahaan.

Buku yang ditulis seorang alumnus Ilmu Komputer UGM, sekaligus jurnalis di sebuah portal berita, Ni Ketut Susrini, tampaknya juga hadir karena pengalaman pribadi sang penulis yang sangat dekat dan terbantu dengan kehadiran mesin pencari Google. Hal ini masuk akal karena mencari konten tertentu lewat internet bukan perkara mudah, apalagi sampai mendapatkan yang benar-benar relevan, ada yang mengibaratkan seperti menelusuri hutan belantara (hal. 2).

Keajaiban Google sebagai sebuah perusahaanpun tidak terlepas dari dua nama yakni Larry Page dan Sergey Brin yang saat Google didirikan pertamakali sebagai perusahaan pada 4 September 1998, keduanya masih berusia muda, Larry (27 tahun), dan Sergey (26 tahun). Etos kerja dan keuletan keduanya sangat menginspirasi banyak orang. Mereka tidak pantang mundur ketika penawaran mereka untuk mendirikan perusahaan ditolak sana-sini, habis-habisan tidak diakui. Larry dan Sergey pun tetap bertekad mendirikan perusahaan sendiri. Bermodal tekad dan uang pijaman, mereka cuti kuliah demi mewujudkan cita-cita tersebut. Orang tua mereka kecewa, pupus sudah harapan menyaksikan anaknya menyandang gelar Ph.D. (hal. 14).

Namun kerja keras tersebut memang membuahkan hasil yang menggemparkan, hingga kemudian Google inc. go public dan mencatatkan hasil yang luar biasa. Penjualan saham ke publik (Initial Public Offering -IPO) mereka pertama kali di tahun 2004 menghasilkan USD1,67 miliar, dan USD 1,2 miliar masuk kantong Google. Menjadikan Google perusahaan muda dengan nilai capital USD 23 miliar. Di atas kertas, banyak karyawan Google jadi kaya mendadak. (hal. 24).

Hal yang menarik di buku ini adalah tidak cuma keberhasilan Google yang di bahas, namun juga adanya godaan kemewahan yang tidak sepenuhnya berhasil dilalui Larry dan Sergey ketika membeli pesawat Boeing 767-200 sebagai jet pribadi keduanya (hal. 28), atau juga berbagai gugatan hukum yang dialami Google sebagai sebuah perusahaan besar. Sehingga ketika kita hendak belajar dari kesuksesan Google, kita akan dihadapkan pada kisah budaya kerja Google yang memadukan kebiasaan bersenang dengan sistem kerja keras seimbang, termasuk juga ekspansi bisnis Google, produk dan layanan Google, tentang teknologi iklan Google, dan juga kasus hukum yang dihadapinya.

Contoh menarik tentang budaya kerja Google adalah adanya Innovation Time Off. Di dalam program ini para insinyur dipersilakan memakai 20% jam kerjanya untuk meninggalkan pekerjaan rutin, dan menggarap proyek-proyek yang mereka sukai. Program ini ternyata menghasilkan bibit-bibit ide yang kemudian menjelma jadi layanan baru. Sejumlah layanan seperti Gmail, Google News, Orkut, dan AdSense berawal dari program ini.

Membaca buku ini secara ringkas pada akhirnya tak hanya memberikan inspirasi dan pengetahuan tentang perusahaan Google, namun juga pada bab terakhir dijabarkan oleh penulis bagaimana menggali Google lebih jauh. Artinya memberikan petunjuk praktis bagaimana mengoptimalkan pencarian melalui mesin raksana ini, termasuk dengan beberapa tips perintah khususnya.

Previous article
Next article
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor