Saat ini saya adalah mahasiswa fak. hubungan internasional di sebuah univ. negeri. Saya memilih fak tersebut krn saya ingin memiliki pekerjaan yg jalan-jalan dan saya cukup lemah di bidang eksakta. Jadi saya berpikiran utk bekerja di dept. luar negeri. Tapi setelah saya menjalani kuliah saya, saya merasa tidak betah dan saya sedikit menyadari minat saya terhadap politik tidak terlalu besar. Selain itu krn sistem kuliah di kampus saya. Lalu letak kampus saya yg agak jauh dr mana2 sehingga tdk banyak kegiatan yg bisa saya lakukan, padahal saya senang melakukan kegiatan2 yg bisa mendukung kuliah dan karir saya ke depannya. Saya juga termasuk orang yg agak sulit beradaptasi. Sebenarnya saya ingin pindah kampus. Tetapi biaya kuliah yg dikeluarkan orang tua saya sudah sangat banyak. Hal itu menjadi dilema tersendiri bagi saya. Langkah apa yg hrs saya ambil?
Dear Anisa,
“Talents are common, everyone has them – but rare is the courage to follow our talents where they lead.” – Anon
Sebenarnya tidak banyak yang memiliki ?bayangan pekerjaan’ sebelum memasuki kuliah. Alasan ?ikut teman’ atau ?sepertinya keren’ menjadi latar yang umum, jadi alasan Anisa sebenarnya cukup bisa menjadi motivasi awal. Segala paket tidak enak; kampus jauh, kurang tertarik politik, sulit beradaptasi, adalah tantangan dan ujian dari keinginan sendiri. Semua itu akan menjadi buah manis, jika Anisa berkomitmen terhadap keputusan yang lalu yakni kuliah di HI. Kemungkinan juga karena Anisa belum menemukan keasyikan di HI, dengan kata lain belum masuk di mata kuliah yang ?HI banget’, masih umum (Anda semester berapa ya?) Ada banyak kisah mahasiswa yang merasa salah jurusan, solusinya adalah lulus cepat dengan IP tinggi (terbaik). Mengapa?
Harus diingat bahwa tujuan utama pendidikan S1 adalah membentuk pola pikir sistematis analitis. Itu sebabya penulisan skripsi menjadi syaratnya, sementara jurusan bisa dikatakan warnanya. Coba amati iklan lowongan kerja, banyak yang mencantumkan syarat pendidikan S1 dari semua jurusan, atau jurusan social/ teknik. Pengelompokannya masih global. Pola pikir inilah yang akan dimasak lagi untuk menjadi ?ahli’ di perbankan, dunia pendidikan dan sebagainya.
Anisa bisa coba beberapa tips ini;
Cari tahu lebih luas potensi lapangan kerja HI di internet, sebagai diplomat lewat deplu. Departement luar negeri, buat kliping arsip dan semacam catatan ?yang paling menarik’ menurut Anisa, diskusikan dengan teman. HI tidak melulu dengan politik, ada banyak aspek lain terkait dengan relasi internasional termasuk industri kreatif yang sedang marak. Kuasai esensi dari HI.
Rajin mengikuti seminar-workshop sosial (tidak hanya HI, tapi disiplin ilmu yang terkait, misal sosiologi, psikologi sosial, komunikasi, bahkan manajemen publik).
Bergabung ke mailing list ilmu sosial, sehingga menemukan kekuatan HI yang diperlukan apa saat ini
Buat kartu nama, jangan salah, ketika mengikuti seminar, coba untuk berkenalan dengan nara sumber, tukar kartu nama menjadi indikasi positif (apa isinya? yang pasti nama, mahasiswa universitas X, e-mail, fb (jika ada), telp, pilihan quotes yang menunjukkan passion tentang pekerjaan/kehidupan)
Pada saatnya Anda terjun di masyarakat, bukan jurusan melainkan kepiawaian individu untuk merangkaikan disiplin ilmunya dengan disiplin ilmu lain. Yakinkan diri Anda mampu beradaptasi dengan memperluas jaringan sosial dan keilmuan. Kemauan menulis surat konsultasi ini menunjukkan Anda mau terbuka menerima kritik & saran untuk memperbaiki & mengembangkan diri.
Oke, semoga bermanfaat & terus gali potensi diri yang akan menjadi kilau di masa depan.
Salam,
Ardiningtiyas