Thursday, April 18, 2024
HomeArtikelExperiencedBekerja di bank tapi ingin jadi penulis

Bekerja di bank tapi ingin jadi penulis

Dear Konsultan Karier,

Perkenalkan saya M, perempuan usia 30 tahun. Saya bekerja di sebuah bank swasta sejak 5 tahun lalu. Sampai saat ini baik gaji maupun karir tidak ada perubahan. Artinya mash sama ketika saya masuk kerja. Lima tahun berlalu, saya merasa jenuh dengan apa yang saya kerjakan, tidak hanya itu,suasana kerjanyapun tak nyaman. Bos yang kurang memahami terutama sering memberikan tugas yang high risk yang sulit saya tolak, teman-teman yang individualistis,ditambah gaji yang memprhatinkan. Pihak managemen kurang memperhatikan kesejahteraan karyawan, apalagi ada isu tahun depan segala-segala dipangkas,seperti bonus tahunan yang hanya berapa ratus ribu, dan asuransi pendidikan untuk anak (padahal ini motivsi utama saya bekerja di sini).

Saya beberapa waktu belakangan agak galau dengan pekerjaan ini. Saya ingin resign karena hal-hal di atas. Tapi di satu sisi saya punya tanggungan kredit rumah..saya pengen beralih ke pekerjaan lain tapi pasti ada masa probation yang gajinya masih kecil. Sedangkan hidup trus berjalan,cicilan dll. Saya juga menanggung utang suami masa bujangannya. Saya khawatir dengan hal itu.

Sebenarnya saya bekerja di tempat tersebut bukan passion saya. Saya senang sekali menulis cerpen dan berharap menjadi penulis besar,namun lagi-lagi terbentur life goes on, utang yang harus dibayar dll. Sedangkan jika menjadi penulis tidak seperti makan cabai langsung pedas. Dan saya pun orangnya moody dan kurang fokus. Apalagi untuk menjadi penulis harus semangat terus dan tidak langsung dapat uang. Yang ingin saya tanyakan, bagaimana pendapat Konsultankarir mengenai hal ini? Bagaimana saya harus memutuskan jalan karir saya?

Terima kasih

M.

Dear Mba M.,

Dulu saya juga seperti itu. Merasa bosan dengan pekerjaan yang tidak ada lagi tantangan barunya. Istilahnya semua pekerjaan bisa saya lakukan sambil menutup mata, karena sudah sangat terbiasa dengan pekerjaan tersebut. Ditambah lagi kelakuan atasan yang super menyebalkan. Lalu saya mencoba-coba dunia blog. Saya menulis di blog tentang kehidupan sehari-hari, curhat, dll. Yah semacam jurnal gitu lah. Isinya bisa berbagai macam, tetapi saya tetap menjaga agar tidak menyinggung SARA apalagi orang lain dengan tulisan saya.

Kemudian setelah beberapa lama nge-blog, saya ikut komunitas blogger, di sana saya mendapatkan banyak teman dengan latar belakang berbeda dan kesukaan yang sama dengan saya, yaitu menulis. Di komunitas yang saya ikuti itu: www.blogfam.com ternyata banyak yang menulisnya lebih getol dari saya di blog. itu memotivasi saya untuk terus menulis.

Saat novel saya berhasil terbit, saya juga pernah terpikir untuk berhenti bekerja dan fokus pada dunia kepenulisan. Namun saya berpikir lagi, kalau saya belum lah seorang Dee Lestari, atau Arswendo yang tulisannya sudah pasti diterima penerbit. Saya hanya seorang karyawati sekaligus ibu rumah tangga yang baru mencoba-coba di dunia kepenulisan. Terlebih, saya juga menulis tergantung mood. Bagaimana mau memiliki pemasukan jika menulisnya tergantung mood, kan? Sementara di luar sana banyak penulis yang disiplin dan menulisnya lebih rajin dengan hasil lebih bagus dari saya. Apa yang bisa saya harapkan dari menulis yang tergantung mood seperti ini?

Maka saya mengakali agar saya dapat menjalani keduanya dengan baik. Di siang hari saya bekerja untuk perusahaan yang menggaji saya, berusaha sebisa mungkin tidak korupsi waktu dengan kegiatan pribadi lain seperti menulis atau selancar di dunia maya untuk hal-hal yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Baru menulis saya lakukan selepas jam kerja. Dan syukurlah hingga kini dapat berjalan dengan baik.

Sejak itu pekerjaan tidak lagi terasa membosankan karena ada yang saya tunggu sepulang kerja, dan pemasukan keuangan juga bertambah. Saya sering mengikuti lomba menulis untuk mengasah kemampuan menulis, juga mengirimkan cerita ke majalah atau koran. Selain itu, terlepas dari lingkungan kerja yang kurang menyenangkan, saya terlalu mencintai pekerjaan saya, sehingga saya tidak terpikir untuk meninggalkan dunia perpustakaan 🙂

Semoga bisa membantu.

Love,Sylvia L’ Namira
lihat profile: www.konsultankarir.com/get-help/our-kaka

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor