Friday, April 19, 2024
HomeArtikelExperiencedCoba sesuatu yang baru atau bertahan pada yang lama?

Coba sesuatu yang baru atau bertahan pada yang lama?

Saya saat ini sedang bekerja pada perusahaan yang sedang berkembang, gaji lumayan, dan berpeluang menjadi karyawan tetap. Namun, memang tidak ada yang sempurna di dunia ini. Di tempat saya yang sekarang ini saya memiliki bos yang susah-susah gampang. Masalah terbesar saya banyak bersumber padanya, saya tidak dekat dan komunikasi diantara kami kurang lancar. Selain itu, dari segi pekerjaan kadang saya merasa stress bila kehilangan ide. Tugas saya sebagai Marketing communication banyak membutuhkan skill design grafis juga. Saya berusaha mempelajari itu dengan bantuan les privat, namun saya ingin dibekali lagi dengan ilmu yang lebih. Saya sering stress terhadap pekerjaan saya. Merasa tidak mampu dan kalah dengan individu lain, Kendala saya juga terletak pada management penghasilan. Saya punya impian untuk menabung dan punya deposito.

Beberapa hari ini saya mendapat tawaran baru dari seorang teman, namun salary setengahnya dari salary yang sekarang. Sekarang saya hidup mandiri dan tidak dibantu keluarga lagi. Dihitung2 sangat tidak mencukupi kebutuhan saya yang sekarang. Ada keinginan untuk mencoba sesuatu yang baru (bidang pekerjaan dan jobdesk yg baru) namun kadang ragu. Teman saya mengatakan bosnya enak dan memberikan kesempatan untuk berkembang. Saya takut menyesal dengan keputusan ini.

Mohon bantuannya. Terima kasih banyak.

Halo,

Segala pilihan selalu memiliki konsekuensi. Nah konsekuensi-konsekuensi inilah yang harus dipertimbangkan dengan hati-hati, dan bila sudah menjadi keputusan diharapkan Anda tidak menyesal karena sudah mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin terjadi.

Benar yang Anda bilang, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Segalanya ada kelebihan dan kekurangannya, yang mungkin dapat menjadi jalan terbaik adalah keyakinan kita atas setiap keputusan yang telah dibuat tersebut. Berkaitan dengan permasalahan komunikasi, jika masih bisa diperbaiki kenapa tidak diperbaiki? Anda bisa ikut kursus komunikasi efektif atau kursus lainnya yang sesuai, seperti yang Anda lakukan pada kemampuan seni grafis Anda. Apalagi jika bos Anda benar-benar memikirkan karir Anda ditempat yang sekarang ini, ada baiknya Anda yang mencoba masuk ke dalam gayanya. Tawaran teman Anda mungkin menarik, namun dengan gaji setengah yang Anda terima, apakah Anda bisa menerimanya? Bos yang menyenangkan untuk teman Anda, belum tentu menyenangkan untuk Anda karena dibutuhkan kecocokan kepribadian juga untuk bisa menjalin relasi yang kuat.

Untuk membantu Anda silahkan baca link artikel dibawah ini.

http://konsultankarir.com/2010/11/09/artikel/kapan-saatnya-berhenti-kerja/

link untuk kuis:

http://konsultankarir.com/2010/07/07/blog/kuis-dan-tes/kuis-kapan-saat-yang-tepat-untuk-pindah-kerja/

Semoga bermanfaat.

salam,

tim KK

Previous article
Next article
RELATED ARTICLES

1 COMMENT

  1. Saya Bekerja diperusahaan BUMN. Perusahaan memberi kesempatan promosi kenaikan grade bagi staf yang memilki sertifikasi tertentu, saya memiliki 2 sertifikasi yang dibutuhkan perusahaan. Awal tahun 2010 general manager saya telah menjanjikan akan mempromosikan saya pada akhir tahun 2010 karena penilaian kinerja saya bagus dan memenuhi kualifikasi dan memiliki sertifikasi yang dibutuhkan. Namun sampai sekarang promosi itu tidak pernah ada. Menurut informasi yang saya dengar promosi tersebut ditentang manager (atasan langsung) saya karena saya dianggap jarang bahkan tidak pernah lembur, padahal saya mampu mengerjakan seluruh pekerjaan saya tepat waktu tanpa harus lembur. Sebenarnya awal desember 2010 manager saya murka dan mengeluarkan kata-kata kasar serta mengancam akan memindahkan saya ke unit kerja lain bahkan mengancam akan mengeluarkan saya dari perusahaan. Penyebabnya adalah karena manager saya telah mengusulkan SK kepada direksi tentang kebijakan yang berhubungan dengan job desk saya. Padahal isi kebijakan tersebut belum dilaksanakan, karena belum ada kesepakatan dengan unit kerja lain serta belum pernah ada instruksi kepada saya untuk melaksanakannya, namun manager saya bersikukuh saya lah yang harus bertanggung jawab. Saya merasa itu masalah biasa dalam bekerja dan pada waktu itu kami saling bermaaf-maafan. Namun ternyata manager saya masih dendam kepada saya. Setiap ada tawaran/kesempatan promosi oleh perusahaan terhadap saya, manager saya selalu menghalanginya, semenjak desember 2010 sd sekarang banyak sekali kesempatan itu berlalu begitu saja, saya tidak diperkenankan mengikuti segala macam promosi dan saya tidak pernah lagi diikutkan pada setiap event di unit kerja saya, saya dianggap tidak ada, namun mereka sangat membutuhkan otak saya….. Terakhir saya ditolak ikut corporate leadership dengan alasan karena saya wanita, padahal dalam persyaratan tidak ada membahas masalah gender. Ingin saya mengadu kebagian personalia, tapi saya fikir percuma saja karena bagian personalia di kantor saya tidak punya power. Sering sekali saya merasa sangat tertekan, dan saya selalu berusaha menghibur hati bahwa masih banyak kesempatan di lain waktu, namun kadang saya tidak kuat lagi dan saya ingin sekali pindah ke unit kerja lain atau resign ke perusahaan lain. Dan kebetulan beberapa bulan belakangan saya mendapat tawaran dari perusahaan akuntan publik asing, akan tetapi belum saya terima karena saya tidak cocok dengan ritme keja disana. Apa yang harus saya lakukan? Apakah saya harus bertahan? Bila saya sudah tidak tahan ditekan namun otak saya dan kinerja saya mereka butuhkan….. Bagaimana saya menghadapi culture di perusahaan tempat saya bekerja, yang menggemborkan sistem manajemen kinerja berbasis kompetensi akan tetapi sering diplesetkan oleh para senior-senior saya dengan sistem manajemen kinerja berbasis kedekatan, karena begitulah kenyataannya…. , promosi tergantung kedekatan dengan pejabat bukan dari kompetensi atau dari hasil penilaian kinerja…… kekuasaan pun seperti ala dinasti….. Sekian dari saya. Terima kasih atas kesempatan dan bantuannya…..

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor