Thursday, April 25, 2024
HomeArtikelExperiencedAdaptasi lingkungan baru

Adaptasi lingkungan baru

Dear Bpk/Ibu,

Hampir 8 bln saya pindah kerja dan bekerja pada pada perusahaan asing dengan karyawan hanya 34 orang sebagai Personnel & GA Head, namun kondisi lingkungannya sangat menghawatirkan tidak ada kedisiplinan dan tampak sangat sulit diarahkan. Saya dapat memaklumi karena kondisi ini telah berjalan cukup lama yang sangat saya tidak mengerti pada tataran manajemen pun demikian. Saat ini saya berfikir ini bukan tempat yang tepat buat saya apakah betul yang saya fikirkan?

Mohon penjelasan dan apa sebaiknya yang harus saya lakukan? Saya pribadi ingin mencari tempat dmn saya betul-betul dapat mengembangkan karir

Ibu Personel & GA Head yang sedang bimbang,

Terimakasih atas kepercayaan Ibu mendiskusikan problem yang berkaitan dengan tantangan menghadapi etos kerja yang kurang baik di konsultankarir.com. Apabila dilihat lama dari sisi lama bekerja baru 8 (delapan) bulan di perusahaan asing tersebut, ini berarti waktu yang cukup untuk menghayati kondisi lingkungan, namun untuk menaklukkan tantangan, memang masih perlu waktu lagi. Kalau ditanya pemikiran Ibu apakah tempat tersebut tempat yang pas atau tidak untuk Ibu, bisa dijawab benar dan bisa juga kurang benar. Tinggal dari sudut mana memandangnya.

Apabila Ibu menganggap memperbaiki etos kerja merupakan pekerjaan yang tidak sesuai untuk Ibu jawabannya benar, maka Ibu perlu berpikir ulang untuk tetap bertahan di tempat tersebut atau jika Ibu tetap ingin bertahan berarti Ibu perlu melakukan adaptasi diri dengan etos kerja yang ada.

Sebaliknya, apabila Ibu menganggap kondisi lingkungan dengan etos kerja yang kurang baik merupakan tantangan yang harus diselesaikan, maka pemikiran ibu yang sebelumnya menjadi kurang tepat. Pihak perusahaan merekrut ibu, dapat dipastikan antara lain untuk membereskan tantangan di lingkungan kerja tersebut. Jadi disini yang perlu dipikirkan adalah bagaimana menemukan jalan keluar yang terbaik untuk semua pihak, termasuk dengan Ibu juga. Dapat dipastikan Ibu juga tidak ingin mengikuti etos kerja yang kurang baik bukan.

Apabila Ibu mengkonfrontir langsung dengan pelaku, ibu bisa menimbulkan konflik pribadi. Padahal ibu pasti tidak ingin konflik dengan siapapun. Untuk itu kita bisa mengubah perilaku melalui sistem, apalagi berkaitan dengan pendapatan. Contohnya:

  • Tetapkan program fleksi time (jika memungkinkan), apabila tidak tertib akan berkurang pointnya. Point tersebut akan terkait pengurangan pendapatan.
  • Tetapkan target mingguan/bulanan apabila tidak tercapai poin berkurang, juga dikaitkan dengan pengurangan pendapatan apabila target tidak tercapai.
  • Adakan program Manajemen Review secara periodik, mereka mempresentasikan pertanggungjawaban target tugasnya, apabila pencapaian target tidak sesuai rencana didiskusikan jalan keluarnya.
  • Diakhir tahun ini kesempatan untuk membuat perencanaan tahun 2009, mereka masing-masing diminta membuat target kerja tahun 2009 sesuai fungsi yang diemban dan semua dituangkan dalam sistem (prosedur/manual kerja).
  • Membuat sistem penghargaan terkait dengan kedisiplinan dengan imbalan rupiah.
  • dst-nya.

Ada baiknya Ibu merenungkan kembali tujuan Ibu berkarir, pertimbangkan minat dan values Ibu juga, apakah bekerja di tempat ini sudah tepat atau belum sehingga Ibu menjadi lebih yakin dalam menjalani karir Ibu.

Moga-moga saran di atas dapat memberikan inspirasi dan masukan bagi Ibu, sehingga dapat memutuskan dengan lebih mantap dan tidak ragu lagi. Jadi, yang penting gunakan segala peluang yang mungkin ada untuk memperbaiki etos kerja melalui sistem.

Salam

Pia Noorbambang

Senior Konsultan – Konsultankarir.com

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor