Wednesday, October 30, 2024
HomePerspectiveArtikelTips Negoasiasi Gaji

Tips Negoasiasi Gaji

Agar dapat menegosiasikan kompensasi Anda dengan efektif, pertama-tama Anda harus memahami apa yang penting bagi Anda, dan apa yang dicari dalam posisi tersebut. Jadikanlah apa yang dapat Anda berikan kepada perusahaan sebagai dasar negosiasi Anda.

Lakukan persiapan sejak awal Anda mencari pekerjaan! Jangan menunggu hingga saat interview atau saat Anda sudah ditawarkan posisinya, baru memikirkan gajinya. Terkadang pertanyaan tentang gaji sudah ada sejak telepon pertama atau bahkan pada saat mengirimkan surat lamaran. Hati-hati dengan permainan ini, jangan sampai Anda memasukkan harga terlalu tinggi sehingga tidak mendapatkan kesempatan selanjutnya, atau meminta harga yang terlalu rendah padahal Anda berhak mendapatkan lebih sejak awal.

Lakukan riset perbandingan gaji

Dapatkan perkiraan kompensasi untuk seseorang dengan kemampuan, kualifikasi, pengalaman, tahun bekerja, fokus industri, dan lokasi yang sama dengan Anda.

Bagaimana mendapatkannya?

Dengan sumber yang sangat banyak di internet, di perpustakaan, dan melalui teman-teman, Anda jangan hanya mempercayai satu sumber informasi untuk mendapatkan perbandingan data gaji. Memang Anda tidak akan mendapatkan angka yang persis untuk data gaji, tetapi setidaknya Anda mendapatkan gambaran sebelum bernegosiasi, berapa harga pasar yang adil.

Banyak situs web tentang karir yang dapat membantu Anda mendapatkan data ini. Situs web lowongan juga sering kali menampilkan gaji yang ditawarkan.

Bila bertemu teman dalam acara-acara networking, sempatkan juga untuk mendapatkan data tersebut. Tentu saja Anda tidak langsung menanyakan berapa gaji teman Anda tersebut, tetapi Anda dapat menanyakan hal-hal seperti;

  • “Berapa ya kira-kira gaji seseorang dengan pengalaman yang sama dengan saya di perusahaan Anda? Berapa kira-kira pendapatan seorang dengan kinerja terbaik?”
  • “Bagaimana perusahaan Anda menentukan gaji? Bagaimana perusahaan Anda menghargai seorang programmer Java dengan pengalaman lima tahun?”
  • “Saya sudah terlalu lama berada di sebuah perusahaan yang sama, jadi tidak mengetahui perkembangan gaji. Bolehkah Anda cerita sedikit informasi umum tentang perusahaan Anda?”

Pastikan Anda berbicara dengan teman Anda yang bekerja pada perusahaan besar. Kebanyakan organisasi besar mempunyai batasan gaji yang tetap berdasarkan tingkatan pekerjaan. Dengan mendapatkan data dari berbagai sumber maka Anda tidak ‘blank’ ketika tiba saatnya bernegosiasi.

Menyusun target gaji

Ketika akan membuat target gaji, jangan lupa tentang bonus dan benefit jangka panjang yang akan hilang karena Anda meninggalkan pekerjaan Anda saat ini. Contohnya: bonus akhir tahun, komisi penjualan yang dibayarkan per tahun, Stock option apabila ada, dan tunjangan pension. Setelah menganalisa semua temuan di atas, buatlah target kompensasi Anda dalam tiga kategori:

  1. Angka ‘Realitas’: angka terendah yang akan Anda terima, jumlah yang mencukupi untuk membayar tagihan-tagihan dan membuat Anda nyaman bekerja dan memiliki tabungan jangka panjang.
  2. Angka ‘Nyaman’ : jumlah yang akan Anda terima dan merasa bahwa Anda telah dihargai cukup, angka yang masuk akal.
  3. Angka ‘Impian’ : gaji ideal atau tingkat kompensasi seorang dengan kinerja terbaik (top performer) dalam posisi yang Anda incar tersebut.

Supply and demand

Hukum persediaan dan permintaan (supply and demand) juga berlaku dalam negosiasi gaji. Apabila keahlian Anda sangat sulit dicari, maka permintaan lebih besar dari persediaan sehingga Anda mempunyai kekuatan besar dalam negosiasi. Demikian pula sebaliknya, apabila kandidat dengan keahlian seperti Anda berlimpah, maka akan sulit bagi Anda untuk menawar.

Simpanlah pembicaraan tentang gaji hingga seakhir mungkin.
Saran terakhir adalah, simpanlah pertanyaan tentang gaji ini pada tahapan seakhir mungkin. Karena apabila di awal sudah tidak cocok dengan gaji maka Anda kehilangan kesempatan untuk dipertimbangkan.

Bila perusahaan memaksa dengan mengharuskan mencantumkan gaji yang diharapkan (expected salary), maka yang bisa dilakukan adalah, setidaknya jangan mencantumkan gaji harapan di surat lamaran. Apabila perekrut tidak menemukan bagian gaji di surat lamaran Anda, setidaknya dia telah membaca surat lamaran dan kemudian mencari di CV. Itu berarti setidaknya dia telah membaca CV Anda sebelum membaca mengenai gaji.

RELATED ARTICLES

11 COMMENTS

  1. Apakah jika tidak mencantumkan expected salary pada lowongan yang mengharuskan kandidatnya mencantumkan, surat lamaran kita tidak akan di-reject?

    pengalaman saya sampai saat ini, memang jarang dipanggil jika menyertakan gaji yang diharapkan, meski sudah saya kasi tau ‘can be negotiated’

    mohon sarannya… terima kasih

    Taufik

  2. Dear Taufik,

    Terima kasih sudah mampir di situs kami. Menjawab pertanyaan Anda, sebenarnya itu tergantung dari HRD-nya juga. Ada yang meminta mencantumkan expected salary dan langsung akan reject begitu Anda tidak mencantumkannya. Ada juga yang masih akan mempertimbangkan. Ini tentu saja tergantung juga dengan banyaknya CV yang masuk.

    Saran kami, sesuai dengan artikel di atas adalah cantumkanlah angka yang Anda harapkan (setidaknya ini menunjukkan posisi Anda) namun tambahkan bahwa hal itu bisa dinegosiasikan. Mudah-mudahan membantu.

  3. Saya pernah dapat kandidat yg di awal (belum interview, baru kasih CV) sudah bicara gaji. Saya langsung ilfeel.. Bicara gaji & proses nego sekiranya dilakukan pada waktu yg tepat, bila tidak malah anda akan dikirimi ‘thank you letter’. Hehe

  4. Bgmn perbandingan sebaiknya antara gaji yg diinginkan dgn target personal yg bisa kita capai, untuk posisi sales, apakah ada rumusnya, misal, target= 20xgaji, atau gimana ya? Thx

  5. @Rani, menarik… terima kasih komennya.

    @Denny, sebenarnya itu tergantung kebijakan perusahaan, apakah mau menerapkan target personal dengan gaji… Kami belum ada data mengenai rumusan seperti yang Anda tanyakan, mohon maaf. Mungkin pembaca yang lain ada yang mau share mengenai hal ini… silakan lho…

  6. Jadi apa yg sebaiknya dilakukan? mencantumkan gaji yg d harapkan pada surat lamaran atau gak? sementara pada iklan lowongan tsb d suruh utk mencantumkan pada surat lamaran. mohon pencerahannya..

  7. pak,,,bisa minta informasi mengenai stndard gaji untuk posisi sebagai promotion officer,,,dengan prusahaan dist, minuman kesehatan,,,???
    Sklian sbenar na dengan posisi diatas fasilitas apa saja yg sya dapatkan pada umunya,,,???
    Trimakasi sebelumnya pak,,,!

  8. @endang : sesuai saran saya di atas, sebaiknya tidak mencantumkan gaji yang diharapkan di surat lamaran. Apabila perekrut tidak menemukan expected salary di surat lamaran Anda, minimal dia akan membalik dan membaca CV Anda. Pastikan surat lamaran dan CV Anda sangat menarik, sehingga perekrut tertarik dengan Anda, lebih daripada hanya tertarik pada berapa gaji yang Anda harapkan. Mengenai tips CV dan surat lamaran juga dapat dicari artikelnya di situs ini. 🙂

    @defianus, maaf kami tidak punya informasi standar gaji untuk promotion officer, apalagi spesifik pada perusahaan distributor minuman kesehatan. Standar gaji dan benefit/fasilitas yang diperoleh sangat beragam, tetapi apabila Anda ingin mendapatkan gambaran, saran di atas dapat diikuti, misalnya: mencari pada iklan-iklan lowongan, atau bertanya pada teman atau kenalan yang bekerja pada posisi yang sama atau mirip.

    Mudah-mudahan membantu.

  9. Saya mendapatkan panggilan kerja pada interview awal sudah ada pertanyaan gaji yang diharapka tetapi sesampainya dirumah saya baru mendapat info bahwa gaji itu masih minim dan besok saya ada panggilan interview ke 2, bagaimana untuk merevisi gaji yang diinginkan

    regards,
    sisi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor