Thursday, November 21, 2024
HomePerspectiveArtikelSurat kepada diriku sendiri 10 tahun yang lalu

Surat kepada diriku sendiri 10 tahun yang lalu

Sepuluh tahun yang lalu adalah kira-kira saatnya saya pertama memasuki dunia kerja. Seperti halnya kebanyakan anak yang baru lulus sekolah, saya tidak tahu apa-apa tentang dunia kerja.

Kini, 10 tahun kemudian, saya sudah tahu banyak hal yang tidak saya ketahui pada saat itu. Seandainya saya bisa mengirim surat kepada diriku sendiri sepuluh tahun yang lalu, ini adalah beberapa hal dalam dunia karir yang ingin saya sampaikan. Mudah-mudahan saja surat saya bisa sampai padanya melalui lorong-lorong mesin waktu hingga dia dapat melakukan pilihan-pilihan yang lebih cemerlang. Bukan berarti saya menyesali pilihan saya sekarang, namun seandainya sepuluh tahun yang lalu saya sudah mengetahui apa yang saya ketahui sekarang, bayangkan betapa akan jauh lebih melejit karir saya dengan pengetahuan itu…

Nah kira-kira beginilah surat saya itu.

Dear my younger self, ternyata pekerjaan itu bukan hanya sarana mencari nafkah saja. Dalam pekerjaan yang terpenting adalah membangun kompetensi. Terutama ketika kamu masih muda, kumpulkanlah ilmu sebanyak mungkin, bangun kompetensi dan terus belajar. Kesempatan belajar seharusnya menjadi alasan berpindah pekerjaan, bukan tawaran gaji atau yang lain.

Kamu harus selalu bisa menjawab pertanyaan: Apa pekerjaanmu? dan apa yang bisa kamu lakukan? Jawaban pertanyaan ini penting agar kamu tahu what next setelah pekerjaanmu sekarang, jawaban ini menentukan arah karir yang akan kamu lalui. Meskipun industri bergerak terus berubah sehingga apa yang kamu kerjakan berubah-ubah, kamu harus tetap mempunyai jawaban yang pasti atas pertanyaan itu.

Nomor dua, dalam dunia kerja selain kompetensi yang sangat penting kamu miliki adalah kepercayaan diri yang baik. Sejak semuda mungkin, bangunlah rasa percaya diri ini sebaik mungkin. Sebagian besar keberhasilan di dunia ini adalah hasil dari permainan pikiran dan keberhasilan membuat pengaruh dan menanamkan persepsi pada orang lain. Bila kita memiliki kepercayaan diri yang baik untuk menjadi nyaman dengan diri kita, pekerjaan dan kemampuan kita, niscaya kita sudah menguasai separuh dari keberhasilan itu.

Ketiga, orang tua kita benar. Kerja keras memang membuahkan hasil. Apabila kita mempersiapkan sesuatu, kerjakan dengan serius. Berikan hati dan segenap pikiran kita sehingga hasilnya semaksimal mungkin. Pada akhirnya klien atau calon klien, bos kita atau siapapun itu, akan menghargai usaha kita tersebut walaupun hasilnya tidak seperti yang diharapkan.

Keempat, pentingnya interpersonal skill. Kompetensi membuat kita bagus pada apa yang kita kerjakan, tapi hanya interpersonal skill yang akan membawa kita pada jabatan yang lebih tinggi. Posisi manajerial membutuhkan kemampuan memimpin, keluwesan bergaul, keterampilan berbicara baik one on one maupun public speaking, dll.

Kelima, integritas. Sepanjang perjalanan karir nanti kamu akan menemukan bahwa banyak orang-orang hebat tersandung karena tidak mampu menjaga integritas. Godaan uang atau mungkin memiliki masalah pribadi membuat teman kita berbohong, tidak menepati janji, dll yang menyebabkan dia tidak dipercaya lagi. Sekali kita sudah tidak dipercaya, maka akan sulit sekali melangkah maju. Ingatlah untuk selalu menjaga integritas dalam kondisi apa pun. Bila sudah kehilangan trust, sulit bagi kita untuk membangunnya kembali.

Terakhir, cukup enam saja deh, jangan lupa untuk terus membina hubungan, sesibuk apa pun. Kamu tidak akan tahu apa yang bisa kamu dapatkan dari hubungan kamu dengan teman-teman. Syukurlah sekarang sudah ada Facebook dll, semakin mudah untuk keep in touch dengan teman-teman dari berbagai sumber.

Ini adalah sedikit yang saya pelajari beberapa tahun ini, lagi bengong-bengong di kantor, tiba-tiba saja saya ingat kamu, my younger self. Mudah-mudahan membantu.

me
me
silence writer, spiritual traveler...
RELATED ARTICLES

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor