Sunday, November 17, 2024
HomePerspectiveArtikelSuka Berpindah-pindah Kerja? Berikut Keuntungan dan Kerugiannya!

Suka Berpindah-pindah Kerja? Berikut Keuntungan dan Kerugiannya!

Dalam dunia kerja terkadang ada saja karyawan yang mendapatkan julukan sebagai kutu loncat karena seringnya berpindah-pindah kerja. Berpindah kerja dari satu tempat ke tempat yang lain, sebenarnya bukanlah hal yang salah dan merupakan hal yang biasa dalam dunia kerja. Sebuah survei yang dilakukan oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk menyebutkan bahwa 60% generasi muda Indonesia yang baru meniti karir sudah pindah tempat kerja dalam waktu tiga tahun. Bahkan sepertiganya sudah berganti pekerjaan sebanyak dua kali atau lebih.

Ada banyak penyebab seseorang berpindah-pindah kerja. Mulai dari lingkungan kerja yang tidak nyaman, gaji yang tidak sesuai, pekerjaan yang tidak cocok dengan keahlian, dan berbagai alasan lainya. Di sisi lain berpindah kerja memiliki keuntungan dan kerugian untuk karir kita. Berikut beberapa keuntungan dan kerugian pindah-pindah kerja:

Keuntungan

1. Networking yang luas

Menjadi orang yang sering berpindah-pindah kerja, tentunya relasi akan terus bertambah dan memiliki banyak kenalan atau teman dari beragam tempat kerja kita. Untuk itu sangat penting untuk tetap berhubungan baik dengan teman atau atasan di tempat kerja. Siapa tahu dari mereka, kamu dapat membangun kerjasama di suatu hari nanti. Jadi, jangan ragu untuk menjalin hubungan baik dengan rekan kerja dan atasan kita.

2. Menambah pengalaman

Keuntungan yang ke dua adalah dapat menambah pengalaman dengan cepat. Setiap tempat kerja pasti berbeda budayanya. Kamu akan bertemu dan bekerja dengan beragam orang, lingkungan, dan tanggung jawab yang bebeda-beda. Hal ini tentu akan membuat kita kaya pengalaman dan pengetahuan.

Selain itu, berpindah kerja dapat membantu kamu untuk belajar cepat beradaptasi, mempelajari berbagai hal baru, dan memiliki peluang untuk mendapatkan berbagai pengalaman kerja yang dapat bermanfaat untuk karir kedepannya.

3. Membantu menemukan pekerjaan yang tepat

Jika kamu belum yakin dengan bidang pekerjaan yang benar-benar kamu sukai atau yang ingin kamu tekuni nantinya, pengalaman pindah kerja bisa menjadi kesempatan untuk mengeksplor diri dan kemampuan. kamu dapat menilai pekerjaan, lingkungan kerja, rekan kerja yang seperti apa yang kamu sukai atau kamu inginkan dari pengalaman sebelumnya.

Kerugian

1. Dianggap tidak loyal

Karena seringnya pindah kerja, kemungkinan kamu akan dianggap sebagai orang yang tidak loyal. Dedikasi dan kesetiaanmu pada perusahaan pasti akan dipertanyakan. Semua perusahaan pasti menginginkan karyawan yang mampu bertahan dalam kurun waktu lama. Percaya atau tidak, penilaian seperti ini sangat penting dalam dunia kerja, jadi sudah pasti kedua hal ini sudah diragukan darimu karena seringnya pindah kerja.

2. Membuat karir stuck dan sulit berkembang

Berpindah kerja terlalu sering akan membuatmu sulit merasakan dampak jangka panjang dari pekerjaan yang kamu lakukan. Dapat membuat karirmu stuck dan tidak berkembang. Setiap pindah kerja ketempat baru, kamu akan memulai semuanya dari awal lagi. Dengan kata lain, kamu bisa melewatkan kesempatan untuk naik jabatan atau perkembangan karir. Selain itu kamu pun akan melewatkan kesempatan untuk belajar lebih dalam dan malah hanya akan memiliki skill dasar di setiap pekerjaan yang kamu lakukan.

3. Meninggalkan kesan jelek di CV

Ketika kamu melamar kerja, HR pasti akan melihat CV kamu. Dengan melihat daftar riwayat kerjamu, yang terlalu sering pindah-pindah kerja dalam waktu singkat, maka perusahaan pasti akan ragu untuk menerimamu. Perusahaan yang hendak memperkerjakan kamu pasti tidak mau mengambil resiko mempekerjakan seseorang yang akan berpindah dalam waktu 1-2 tahun saja. Dan kamu akan dianggap sebagai karyawan yang tidak potensial.

Meskipun pindah-pindah kerja dianggap wajar, bukan berarti kamu boleh dengan santainya pindah kerja secara sembarangan atau terlalu sering. Ini bukan karena ada aturan yang melarangnya, tapi dampak yang ditimbulkan. Jadi, sebagai seorang karyawan kamu harus pintar-pintar menilai keadaan untuk menentukan kapan harus resign dan kapan harus bertahan. Yang terpenting pertimbangkan keputusan yang akan kamu ambil secara matang.

Akan lebih baik lagi jika kamu berpindah-pindah kerja di awal karir saja, kemudian mulai fokus mendalami satu bidang ketika sudah menemukan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor