Wednesday, December 4, 2024
HomePerspectiveArtikelPerbedaan Potensi, Bakat, dan Minat: Bisakah Menjadi Penentu Karir?

Perbedaan Potensi, Bakat, dan Minat: Bisakah Menjadi Penentu Karir?

Apa yang terlintas di kepala saat kita mendengar kata minat, bakat, dan potensi? Tampaknya ketiga kata ini mirip satu sama lain. Ketiganya juga dimiliki oleh setiap orang. Namun, dalam prakteknya seringkali orang kesulitan mengidentifikasikan perbedaan diantara ketiga kata tersebut. Sehingga menimbulkan kebingungan bagi orang yang ingin mengetahui lebih spesifik terkait bakat, minat, dan potensi yang ada pada dirinya.

Untuk mulai mengidentifikasi dan mengetahui lebih dalam makna dari ketiga hal tersebut, maka akan lebih baik jika kita berangkat dari definisi yang dapat membedakan masing-masing. Berikut definisi dan penjelasan lebih lanjut mengenai ketiganya.

Potensi

Potensi merupakan daya kemampuan atau kesanggupan seseorang yang memiliki peluang besar untuk sukses apabila dikembangkan lebih lanjut, daya, kekuatan, dan kesanggupan. Menurut kamus Bahasa Indonesia, kata potensi memiliki arti daya, kesanggupan, kemampuan untuk berkembang lebih dari sebelumnya. Setiap orang memiliki potensi, namun karakteristik potensi yang dimiliki seseorang, tidak akan sama dengan orang lainnya.

Bakat

Bakat merupakan kepandaian, sifat dasar, pembawaan yang dibawa sejak lahir. Dari kata bakat ini pula muncul kalimat bakat yang terpendam, yang dapat berarti bakat alami yang ada sejak lahir namun belum diarahkan atau dikembangkan dengan lebih baik oleh orang yang memilikinya.

Misalnya seseorang sudah dari kecil memiliki bakat menggambar, mampu menggambar dengan sangat baik tanpa arahan dari siapapun. Akan tetapi, bakat ini tidak dikembangkan bahkan cenderung dilupakan, maka bakat menggambarnya tidak akan berkembang lebih baik karena tidak diasah dan ditingkatkan.

Minat

Minat menunjukkan seberapa besar Anda merasa senang, suka, dan tertarik pada stimulus atau rangsangan yang hadir. Minat merupakan dorongan yang cukup kuat yang muncul karena pengaruh eksternal sehingga seseorang terdorong untuk melakukan cara-cara guna memenuhi keinginannya tersebut. Minat sendiri menjadi salah satu faktor yang dapat mengarahkan bakat. Keberadaannya juga menjadi hal utama dalam pengembangan bakat pada diri seseorang.

Apakah Potensi, Bakat, dan Minat Menjadi Penentu Karir?

Minat dan bakat tidak selalu menjadi faktor utama penentu karir seseorang. Misal seorang anak yang memiliki minat dan bakat dalam melukis, pasti banyak yang mengira bahwa anak tersebut akan menjadi seorang seniman atau pelukis. Tapi nyatanya anggapan tersebut tidak selalu tepat.

Pada kenyataan cukup banyak orang yang setelah lulus sekolah dan perguruan tinggi, justru tidak melanjutkan karir sesuai bakat dan minatnya, bahkan cenderung mencari pekerjaan yang tidak berkaitan dengann minat dan bakatnya. Sangat disayangkan apabila bakat alami dibiarkan begitu saja.  Memang bagaimanapun mengasah bakat juga membutuhkan komitmen dan dedikasi untuk mencapai sukses. Walaupun berbakat, namun tidak diasah, maka akan kalah dengan orang yang berminat dan memiliki dedikasi kuat untuk berhasil.

Perpaduan antara potensi, minat dan bakat dalam pekerjaan yang ditekuni akan berdampak positif dalam karir yang dibangun. Bahkan jika semua selaras, peluang besar untuk sukses secara cepat dalam berkarir. Kemungkinan kita tidak akan menganggap pekerjaan yang kita tekuni sebagai pekerjaan berat, namun sebagai sumber kepuasan karena melakukannya dengan penuh kesenangan dan suka cita.

Mempertimbangkan ketiganya sebagai dasar dalam memilih bidang pekerjaan yang ditekuni akan meningkatkan peluang sukses dalam berkarir. Walaupun, ketiganya bukan faktor utama keberhasilan karir karena masih banyak faktor penting lainnya, namun, ketiganya menjadi esensial untuk dipertimbangkan jika ingin mendapatkan kepuasan karir yang optimal.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor