Saturday, November 23, 2024
HomePerspectiveArtikelNegosiasi Gaji? Siapa Takut?

Negosiasi Gaji? Siapa Takut?

Bagi Anda para pelamar kerja, satu hal yang menjadi penting untuk diketahui dan menjadi bahan pertimbangan adalah berapa gaji yang akan didapatkan. Lalu, bagaimana sebenarnya cara negosiasi gaji yang baik? Dan lebih lanjut bagaimana Anda bisa tahu berapa kira-kira persentase kenaikan gaji yang boleh kita minta dan berapa kisaran wajar di mata pihak perekrut atau perusahaan?

Pertanyaan “Berapa gaji yang Anda inginkan?” dari perekrut menjadi salah satu momok pertanyaan yang bisa menjadikan kita mati kutu dalam proses wawancara kerja. Pihak perekrut sengaja melontarkan pertanyaan ini untuk melihat motif dari jawaban Anda buka sekedar angka yang Anda inginkan. Perekrut ingin mengetahui mengapa jumlah tersebut bisa keluar dari mulut Anda? Seberapa pantas dan sesuai kualifikasi Anda dengan jumlah gaji tersebut?

Di samping itu, pihak perekrut ingin mengetahui seberapa besar kontribusi Anda yang bisa diberikan kepada perusahaan. Apakah Anda bisa membawa perusahaan ke arah peningkatan yang lebih baik.

Rasa takut pasti akan muncul pada sebagian besar kandidat apabila menghadapi negosiasi gaji. Takut untuk menyebutkan angka yang diinginkan karena berpikir hal ini akan menjadi bumerang bagi dirinya. Khawatir apabila menyebutkan angka gaji yang Anda harapkan itu terlalu tinggi atau malah terlalu rendah.

“Saya akan mengikuti kebijakan perusahaan sesuai dengan posisi yang saya lamar” biasanya menjadi jawaban aman dari para kandidat. Alangkah lebih baiknya bisa ditambahkan dengan “Saya pribadi berharap bahwa gaji yang akan diterima nantinya bisa 25-30% lebih tinggi daripada gaji yang diterima sekarang.”

Informasi ini perlu ditambahkan dan dijelaskan kepada perekrut, karena persentase 25-30% merupakan angka yang dianggap wajar yang Anda harapkan dalam hal kenaikan gaji Anda bila Anda pindah ke perusahaan lain.

Jangan lupa, pasti ada batas angka minimum juga angka maksimum menyangkut soal gaji untuk satu posisi tertentu, tergantung dari seberapa pas-nya kualifikasi kandidat yang bersangkutan. Pihak perekrut tidak mungkin untuk mengiyakan jumlah yang Anda sebutkan, meskipun itu merupakan angka minimum dari perusahaan.

Sebaliknya, bila Anda menyebutkan angka yang berada di atas angka maksimum yang bisa mereka tawarkan, kalau Anda memang orang yang tepat memenuhi kualifikasi mereka, tentu saja mereka ingin menawarkan posisi tersebut kepada Anda. Perekrut biasanya akan menanyakan apakah Anda bersedia untuk negosiasi perihal gaji. Bila Anda ditawari untuk negosiasi gaji, ada kemungkinan Anda  tidak langsung tersingkir.

Saat negosiasi yang ditawarkan ini, Anda boleh saja berani menyebutkan angka tinggi dalam negosiasi gaji guna mendapat respon lebih lanjut dari perekrut dalam proses negosiasi ini. Tapi, hal ini akan menjadi ancaman jika kualifikasi yang Anda miliki tidak sebaik kandidat lain.

Itu langkah yang Anda perlu ketahui dalam negosiasi gaji. Jadi, tidak perlu takut lagi untuk melakukan negosiasi gaji dalam wawancara kerja. Semoga Anda mendapatkan gaji yang Anda harapkan.

Dipersiapkan oleh: karirpad.com

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor