Wednesday, October 30, 2024
HomePerspectiveArtikelMenjalani Proses Transisi Karir

Menjalani Proses Transisi Karir

Seberapa puaskah Anda dengan pencapaian karir saat ini? Apakah Anda semakin merasa puas atau malah merasa jenuh? Saat itulah mungkin Anda perlu meluangkan waktu sejenak untuk memikirkan peningkatan kualitas hidup melalui transisi karir.

Proses transisi adalah proses yang butuh waktu dan dedikasi. Anda akan mengalami perubahan dengan segala tanggung jawab dan pengalaman baru di dalamnya. Untuk itu adaptasi apa saja yang perlu dilakukan agar proses ini berjalan lancar? Berikut ini

Perubahan adalah hal yang natural dan perlu

Saat melakukan transisi karir, pastinya itu adalah suatu perubahan. Mau bagaimanapun, Anda tak bisa mengelak dari terjadinya perubahan. Tak selamanya Anda akan berada di satu jabatan atau posisi selamanya. Kadang perubahan harus dipaksakan kepada Anda karena suatu kondisi atau sebaliknya, perubahan itu Anda sendiri yang memutuskan.  Perubahan karir akan selalu diiringi harapan untuk menjadi lebih baik tentunya. Dan menjadi tanggung jawab Anda untuk memulainya atau tidak memulainya. Pilihannya ada pada Anda. Selalu ada pertimbangan atau alasan saat memilih untuk menjalani transisi karir. Meningkatkan kepuasan hidup adalah alasan paling rasional. Tapi tak semudah itu mencapainya, apalagi bila proses transisi tidak dijalani dengan benar. Apapun itu, semakin Anda yakin Anda perlu berubah dan semakin besar tekad Anda untuk berubah mendapatkan karir yang lebih baik, akan semakin lancar Anda meenjalani proses transisi karir.

Sebelum semuanya siap, Anda sudah harus siap

Bayangkan Anda memasuki ruang kerja baru untuk memulai karir baru atau menempati ruang kerja yang sudah Anda rancang sebaik mungkin untuk menjalani peran baru Anda sebagai pebisnis. Di sana sudah disiapkan segala infrastruktur yang diperlukan. Perabotan yang lengkap, alat-alat kerja yang up-to-date, dan tim yang menyambut ramah. Tapi bagaimana dengan Anda sendiri? Ya. Inilah yang dimaksud. Sebelum semuanya siap dijalani, Anda sendiri sudah harus siap, baik mental maupun fisik. Bahkan, Anda seharusnya telah punya target apa saja yang mesti dilakukan dalam hidup Anda paling tidak lima tahun ke depan. Siapa yang siap, dia yang akan berhasil. Persiapan mental adalah yang utama.  Bahkan sebelum rencana dan target ditetapkan, Anda harus sudah siap mental dan menata ulang diri sendiri. Hindari ragu-ragu. Keraguan hanya membuat Anda enggan melangkah.

Rancang pengelolaan keuangan sebaik mungkin

Idealnya, transisi karir tentu mensyaratkan beberapa pokok penting yang perlu diperhatikan. Misalnya, menemukan karir apa yang ingin dijalani, perusahaan apa yang dituju, mau berbisnis sendiri atau membeli franchise, dsb. Jadi, agar tidak membuang-buang waktu dan juga keuangan Anda tidak tergerus karena salah pilih, maka pengelolaan keuangan perlu diatur sebaik mungkin. Menjalani transisi berarti beradaptasi sana sini, bangun dulu sistem dan buat aturan Anda sendiri, termasuk aturan dalam hal keuangan Anda. Lakukan perhitungan yang matang dan susun anggaran seefektif dan efisien mungkin. Dengan persiapan keuangan yang baik, Anda akan semakin mantap menjalani proses transisi.

Mengenal dan Memperkenalkan Diri (Networking)

Membangun jejaring adalah mutlak dilakukan dalam masa transisi karir. Jejaring Anda adalah kumpulan orang-orang yang Anda siapkan untuk masa depan Anda. Bisa jadi suatu saat nanti mereka akan menolong Anda dan membantu Anda berkembang. Bisa jadi juga Anda yang menolong mereka.  Selalu dibutuhkan jejaring karena untuk maju dan bisa berjalan jauh, kita tidak akan pernah bisa mengandalkan diri sendiri. Buka keinginan berkomunikasi dengan orang baru, miliki kebiasaan baru untuk berkenalan dengan orang, dan bantu orang lain dengan iklas, tanpa pamrih.  Suatu saat nanti kebaikan tersebut akan kembali kepada Anda dalam bentuk yang tidak diduga-duga. Keiklasan adalah sumber daya yang seringkali tidak kita sadari. Kenali kebutuhan kenalan Anda, mungkin juga jika cocok secara chemistry Anda bisa menjadi teman akrab. Jadi, bukan sekedar untuk kepentingan bisnis semata saja, tetapi juga untuk kepentingan bersama yang lebih besar. Networking yang baik tidak mengharapkan adanya keuntungan salah satu pihak saja, sementara pihak yang lain merugi, tetapi untuk saling membangun satu sama lain dan besar bersama-sama.

Semoga dengan melakukan adaptasi ini, Anda akan semakin yakin dalam melangkah.

andin
andinhttp://
Career coach, Writer, Researcher. "be happy, be simple..."
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor