Monday, November 18, 2024
HomePerspectiveArtikelMengusir Bad Mood

Mengusir Bad Mood

Bad mood seringkali menghampiri wanita yang sedang mendapatkan periode datang bulan, namun bad mood pun terkadang datang tanpa alasan yang jelas, bagi pria maupun wanita. “Aaah… masa sih, pasti sedang banyak kerjaan tuh,” atau “Berantem sama istri ya?” atau …apa pun penjelasan yang coba diurai, tidak juga meyakinkan dan mampu membuat kita mendapatkan ‘Aha effect’ alias mahfum kenapa perasaan tiba-tiba sebeeeeel banget sama semua. Yang pasti kita tahu adalah rasa ingin marah, lebih tidak sabar, atau gloomy dan mendadak melankolis tak jelas. Buntutnya, rekan kerja menjadi sebel juga, karena tagihan laporan yang telah terjadwal atau ledekan yang super duper biasa mendapatkan respon jutek. Singkat cerita….terjadilah apa yang disebut lingkaran setan, dari bete ke bete lainnya dan semakin kesal karena mendapatkan respon yang mengesalkan dari sikap kita sendiri yang mengesalkan (meski sering ditampik, “biasa saja kok, kaya kemarin juga”).

Yah, apapun alasannya, bagaimana kita menyikapi roller-coaster mood yang jelas mengganggu ini?

Trik pertama, alihkan perhatian. Masih ingat bagaimana merayu atau mengalihkan perhatian anak kecil yang ngambek? Hehehe.. kali ini, terapkan pada diri sendiri, prinsipnya bawa diri untuk larut-fokus ke hal lain yang mudah/cepat terlihat hasilnya. Misalnya mencuci mobil, menata kembali taman, atau mengajak anjing kesayangan berjalan-jalan. Bagaimana kalau sedang di kantor? Hmm….tarik nafas dan terapkan pola serupa seperti menata ulang rak buku di samping, meja kerja, menyortir ATK, merapikan file-folder di komputer, atau lainnya. Beragam usaha kecil itu bertujuan untuk memberikan gratifikasi pada diri sendiri. Gratifikasi yang berupa hasil kerja sendiri mampu mengangkat diri menjadi merasa lebih baik, dan….eh kemana tuh bad mood?

Trik ke dua, ubah bahasa tubuh atau statement of body. Ingatlah bahasa dan postur tubuh ketika kita senang, mendapatkan kejutan menyenangkan atau saat diterima kerja dahulu! Trik ini dikemas secara cerdik oleh J.K.Rowling dalam mantra expecto patronum untuk mengusir dementor. Bagi Anda pecinta Harry Potter, tentu mengenal dementor sebagai makhluk yang menghisap kebahagiaan, bukankah bad mood pun seolah menghisap kebahagiaan kita? Mantra expecto patronum hanya akan berhasil dengan menghadirkan memori terindah dalam hidup. Aha.. bukankah pipi kita akan merona jika ingat senyuman si dia? Tubuh kita akan lebih tegak, langkah kaki pun lebih mantap dan cepat. Gunakan strategi ini dengan atau tanpa mengingat memori menyenangkan untuk meniru/imitasi bahasa tubuh kala senang. Sebab, imitasi postur tubuh energik, akan mendorong kita untuk energik pula, begitupun dengan imitasi postur/bahasa tubuh bahagia 😀

Trik ke tiga, rehat dengan teh hangat. Efek teh dapat membuat tubuh rileks, pejamkan mata sejenak dan jadikan me time . Jika memungkinkan, carilah tempat yang sunyi untuk mendengarkan diri sendiri.

Trik ke empat, musik. Jangan paksakan mendengar musik riang, karena dapat ‘menabrak’ mood saat itu, mungkin inilah saatnya ber-melankolis atau mendengarkan musik keras. Mengapa? Karena musik itu akan membantu menyapu perasaan yang sedang didominasi oleh kekesalan, kesedihan, marah, juga bingung. Ada kemungkinan untuk beberapa orang, efeknya adalah menangis, tetapi ini adalah bagian dari proses ‘detoksinasi’. Jangan ganggu proses itu dengan mempertanyakan mengapa menangis. Setelah beberapa saat, bantu diri untuk cooling down dengan musik lain yang biasanya lebih lembut atau bahkan riang. Intinya sesuaikan dengan mood yang ada, jangan melawan tapi ‘terima’.

Trik ke lima, cokelat-dark chocolate. Ini saatnya mengeluarkan cokelat yang disimpan di laci meja kerja Anda, nikmati tiap gigit dan padukan dengan daya imajinasi memutar kembali memori yang menyenangkan. Atau, alihkan pandangan sejenak untuk menemukan sesuatu yang dapat memancing senyum. Senyum dan tawa adalah obat maha kuat untuk mengusir bad mood.

Jadi, ..bye ..bye bad mood 😀

Tyas
Tyas
Career Coach & HR Consultant - "Mind is Magic"
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor