Menginginkan perubahan atau pergantian karir adalah wajar. Apalagi setelah Anda mencapai titik jenuh dalam bidang profesional, biasanya muncul keinginan untuk memulai sebuah karir baru yang sama sekali berbeda dengan sebelumnya. Karir baru yang memang sudah menjadi mimpi Anda sejak lama. Apa saja tahapan-tahapan dalam melakukan transisi karir? Berikut ini disajikan secara padat dan singkat.
Tahap 1. Mengenali stimulus untuk berubah
Ini adalah tahap krusial dalam proses transisi karir. Proses transisi karir pada dasarnya adalah kombinasi dari proses perubahan, pertumbuhan, dan menjadi diri yang baru. Proses transisi karir adalah proses signifikan dalam kehidupan seseorang. Ada banyak faktor psikologis yang berkelindan di dalamnya. Karenanya seseorang harus benar-benar mengenali diri sendiri dan stimulus-stimulus yang memicunya sebelum memutuskan untuk berganti karir.
Hampir sebagian besar orang yang melakukan transisi karir berada dalam mid-period perjalanan hidupnya. Hal ini karena akumulasi dari berbagai pengalaman hidup, usia yang semakin matang, kemampuan atau skill yang semakin tinggi, ataupun kondisi-kondisi tertentu membuat seseorang ingin berubah atau ingin mewujudkan cita-cita yang dulu pernah dikubur dalam-dalam. Karenanya penting untuk benar-benar memahami apa yang menjadi stimulus seseorang ingin berganti karir. Perlu sekali mencermati emosi-emosi kuat yang dominan saat seseorang ingin berubah atau berganti karir. Dalam tahapan ini, dibutuhkan peran orang lain yang mampu menggugah kesadaran, melihat situasi dari perspektif yang lebih jernih, mencermati konteks yang ada, memahami emosi yang terlibat, dan lain-lain. Semakin dewasa dan matang, atau semakin ahli orang yang diajak bicara akan semakin mulus tahap ini dijalani. Dalam proses ini pendekatan seperti reframing, metaphor, change curve, dll akan menjadi alat yang efektif untuk memahami sejauhmana seseorang ingin berganti karir.
Tahap 2. Mempertimbangkan Opsi dan Memilih
Apabila tahap satu sudah 100% yakin untuk berganti karir, maka tahap berikutnya adalah mempertimbangkan opsi-opsi yang tersedia dan memutuskan mana yang ingin dijalani. Tahap ini dibutuhkan mengingat ada kalanya ada opsi lain yang bisa dipilih, namun tidak dipertimbangkan. Tahap ini juga penting untuk men-‘challenge’ asumsi-asumsi, menciptakan visi, mengidentifikasi bakat, kompetensi, dan keahlian yang dimiliki. Termasuk menyusun tujuan dan membuat rencana ke depan. Pendekatan dan alat-alat yang bisa digunakan, misalnya; mengidentifikasi values, menggunakan alat-alat tes psikometri untuk mengenali dan membuat profil kepribadian, minat, aspirasi dll; termasuk juga tahap ini Anda diajak untuk berpikir di tataran yang realistis.
Tahap 3. Persiapan dan Pencarian
Apabila sudah memilih opsi, maka selanjutnya perlu dibuat perencanaan bagaimana opsi tersebut dapat direalisasikan. Ini adalah tahap persiapan dan pencarian atas pekerjaan yang diinginkan. Bila mencari pekerjaan baru, maka tahap ini termasuk mempersiapkan cover letter, CV, persiapan wawancara, networking, melakukan personal branding, dan juga ‘pitching’. Semakin baik tahap ini dipersiapkan, akan semakin efektif dan efisien proses pencarian yang dilakukan. Adakalanya juga seseorang memutuskan tidak mencari pekerjaan baru, tetapi membangun bisnis sendiri, maka proses di tahap ini tentu berbeda. Dalam hal ini, membangun bisnis pastinya lebih kompleks dari sekedar mencari pekerjaan. Mencari pelanggan (marketing/sales), merumuskan produk/services yang dijual, mencermati kompetisi bisnis, dan juga faktor non-teknis lainnya adalah sebagian yang harus dicermati dalam membangun bisnis sendiri. Kerja keras dan upaya ekstra perlu dilakukan di tahap ini. Adakalanya muncul rasa frustasi, lack of self-confidence, limiting beliefs, dll. Hal-hal tersebut perlu segera diatasi dengan fokus pada hal-hal positif dan menerima semua tantangan yang harus dihadapi.
Tahap 4. Mendapatkan pekerjaan/menjalankan bisnis baru
Ini adalah tahap adaptasi, menguji dan menerima keputusan yang telah diambil. Periode ini ditandai dengan adanya panggilan wawancara ataupun tawaran pekerjaan ataupun saat bisnis yang dipilih sudah mewujud menjadi nyata. Akan muncul rasa optimis dan senang, sekaligus juga rasa khawatir apakah mampu menjalaninya. Di tahap ini penting untuk membuat rencana kerja yang realistis sekaligus juga membayangkan hal-hal positif dari semua upaya yang telah dijalani selama ini. Rasa khawatir dan tidak yakin biasanya akan muncul, belum lagi efek dari pengalaman masa lalu yang mungkin akan berpengaruh besar terhadap kesuksesan Anda menjalani tahap ini. Karenanya penting agar Anda tetap fokus dengan apa yang telah diputuskan dan kembali melihat ke tahap 1, saat Anda memahami apa yang Anda inginkan.
Tahap 5. Menuju peran/hidup baru (Bulan-bulan pertama dalam masa transisi)
Ini adalah tahap 100 hari pertama Anda menjalani peran/hidup baru. Akhirnya Anda bisa merealisasikan apa yang ingin Anda raih. Masa-masa dimana semuanya mulai dari awal lagi. Menjadi sebuah siklus baru yang akan berulang dalam kehidupan Anda ke depan. Masa dimana realitas lama mungkin terulang lagi atau masa yang benar-benar baru dan penuh optimisme. Relasi-relasi baru akan dibangun, keahlian baru akan dikembangkan, dan juga gaya kerja yang berbeda mungkin akan menjadi bagian dari gaya hidup Anda, yang selanjutnya menjadi sebuah identitas Anda yang baru. Tentunya tahapan ini juga membutuhkan kerja keras, dan kemauan membangun kompetensi lain yang dibutuhkan. Pespektif dan mindset yang tepat menjadi bagian yang tidak terpisahkan agar masa depan yang sukses bisa Anda raih.
Demikianlah lima tahap dalam melakukan proses transisi karir. Semoga berhasil!