“You gain strength, courage, and confidence by every experience in which you really stop to look fear in the face. You are able to say to yourself, ‘I lived through this horror. I can take the next thing that comes along.” (Eleanor Roosevelt)
Mendapatkan promosi menjadi direktur menunjukkan kualifikasi dan kompetensi Anda telah memenuhi proficiency level untuk posisi tersebut. Selamat!
Tentunya ini menjadi sebuah pencapaian signifikan dan kebanggaan pribadi untuk Anda. Mengingat untuk sampai ke level ini tidak mudah dan tidak semua orang mampu, maka wajar bila Anda merasa takut gagal, takut dengan tantangan baru, ataupun takut tidak mampu memenuhi tuntutan perusahaan. Salah satu manfaat rasa takut membuat kita menjadi lebih sadar diri dan waspada untuk lebih berhati-hati dalam memutuskan sesuatu dan bertindak.
Mengenali dan menerima rasa takut adalah langkah awal untuk bisa mengelola perasaan ini. Dengan menerima rasa takut, Anda juga menjadi lebih positif dan memiliki energi untuk mengubahnya menjadi keuntungan bagi Anda.
Sebagai direktur, tantangan yang dihadapi pastinya berbeda dengan posisi Anda sebelumnya. Selain tugas yang lebih berat, tanggung jawab yang lebih besar, tuntutan perusahaan pasti lebih tinggi lagi.
Nah, tantangan apa yang Anda rasa paling membuat Anda takut? Sudahkah Anda mengenalinya? Sudahkah Anda mendata dan membuatnya menjadi lebih konkrit? Dengan menuliskan tantangan tersebut, Anda mengajak pikiran Anda untuk lebih terarah dengan membuat tantangan tersebut menjadi komponen-komponen yang lebih kecil, sekaligus juga mengarahkan diri untuk menemukan solusi. Hal ini memudahkan Anda juga untuk mengelola tantangan tersebut ke dalam langkah-langkah yang lebih konkrit.
Dengan berupaya mengenali dan mengubahnya menjadi sesuatu yang lebih konkrit, Anda akan lebih optimis dalam mengatasi ketakutan terhadap tantangan.
Berikut ini beberapa hal yang bisa membantu mengatasi rasa takut terhadap tantangan:
- Cari tahu berbagai informasi krusial terkait tuntutan yang harus Anda penuhi. Lakukan obrolan informal dengan atasan, rekan kerja, bawahan, kepala departemen/divisi, staf lintas divisi, bahkan hingga ke level yang paling rendah, misal, office boy atau satpam. Hal ini akan membuka wawasan Anda dan mungkin akan memberikan perspektif yang lebih segar terkait tantangan yang Anda hadapi. Bukan tidak mungkin, Anda juga akan membutuhkan dukungan dari orang-orang tersebut untuk mencapai tujuan.
- Mulai dari sasaran yang lebih kecil. Hindari terlalu fokus dengan hasil akhir. Buat sasaran-sasaran kecil yang bisa dicapai dengan tenggat waktu yang spesifik. Sasaran-sasaran kecil yang berhasil dicapai akan membuat Anda maju selangkah. Setiap kemajuan akan menambah keyakinan Anda dan memberikan energi positif untuk bergerak lebih dinamis lagi. Ini akan menjadi ‘amunisi-amunisi’ untuk menghadapi tantangan yang makin kompleks.
- Miliki ‘plan B’. Memiliki rencana cadangan akan membantu Anda untuk merasa lebih percaya diri dan segera bergerak bila rencana utama tidak berjalan lancar.
- Sabar dengan diri sendiri. Orang-orang yang takut tantangan, pada dasarnya menyukai tantangan. Dan orang-orang yang suka tantangan seringkali menuntut diri sendiri terlalu tinggi. Ingatkan diri sendiri untuk sabar saat tekanan kerja sedang tinggi akan membantu mengantisipasi situasi yang sulit. Pastikan juga Anda memiliki harapan-harapan yang realistis. Harapan-harapan yang realistis membantu Anda untuk mencapai kemajuan.
- Fleksibel dan positif. Terbuka dengan berbagai pemikiran dan situasi yang terjadi. Mencapai tujuan seringkali membutuhkan perubahan dalam proses, fleksibel dan bersikap positif akan membantu Anda lebih tenang dalam mengambil tindakan.
Catatan: konten artikel ini pernah dimuat di majalah BestLife edisi tahun 2016.