Ini adalah fakta yang menyakitkan: manajemen akan memilih cara paling mudah ketika mereka terpaksa memilih karyawan yang akan di-PHK. Seringkali manajer mendapatkan jumlah yang perlu di-PHK dari HRD dan manajer yang menentukan sendiri bawahan mereka yang akan dilepas.
Karyawan yang sering datang terlambat, sering absen, yang pekerjaannya ceroboh, dan tukang gossip adalah yang paling pertama harus bersiap-siap. Sebaliknya, perusahaan akan mempertahankan karyawan yang jarang absen, keterampilan berkomunikasi yang baik, serta memiliki banyak kekuatan lainnya. Apapun yang Anda lakukan, jangan beri mereka alasan untuk melepaskan Anda.
PHK lebih sering terjadi karena alasan kepribadian dan politik daripada alasan pengalaman kerja dan gaji. Hati-hatilah kalau Anda punya sikap-sikap seperti berikut ini:
1. Sikap yang negatif: mengeluh kepada rekan kerja tentang pekerjaan Anda bukanlah gagasan yang baik. Mengeluh tentang rekan kerja lebih buruk lagi (dan mengeluh tentang manajer Anda adalah bunuh diri).
2. Sikap sok keren: manajemen tidak suka karyawan yang mau jadi primadona (mungkin karena mengingatkan mereka pada diri mereka sendiri). Karena itu, jangan keberatan mengerjakan tugas-tugas remeh. Bila mesin fotokopi ngadat, jangan ditinggal begitu saja, tapi cobalah diperbaiki. Bila teko kopi habis, diisi ulang. Semua ini tampak sepele tapi ketika kabar sudah tersiar bahwa Anda seorang yang supportif dalam sebuah tim, hal itu dapat menguntungkan Anda ketika musim PHK tiba.
3. Sikap menolong diri sendiri: Jika Anda terus-menerus menggunakan sumberdaya kantor untuk urusan pribadi, hal ini dapat menimbulkan kesan yang buruk. Banyak perusahaan yang memonitor penggunaan komputer karyawannya. Menggunakan email perusahaan untuk mengirimkan pesan pribadi, berbelanja di internet, atau terlalu sering menelepon untuk urusan pribadi dapat dikategorikan pencurian oleh sebagian perusahaan.
4. Kutu Loncat: Kedengarannya tidak adil di zaman informasi ini, di mana karyawan dengan mudah mencari pekerjaan di internet, tetapi apabila diberi pilihan, perusahaan akan memilih karyawan yang lebih stabil dibanding karyawan yang memiliki empat pekerjaan dalam setahun.
5. Karyawan freelance dan kontrak: Ini tidak ada hubungannya dengan kemampuan, tetapi paling mudah bagi perusahaan adalah mem-PHK karyawan kontrak dan freelance terlebih dahulu.
6. Karyawan yang tidak punya banyak keahlian: Tentu saja, manajemen tidak bodoh. Kalau disuruh memilih programmer yang menguasai lima bahasa programming dengan programmer yang hanya bisa satu kode, tentu saja memilih yang pertama.
7. Orangtua vs Singel: Tidak ada yang pasti mengenai hal ini karena ada perusahaan yang lebih menyukai karyawan single karena mereka akan bisa menghabiskan lebih banyak waktu pada pekerjaan, tetapi ada juga perusahaan yang memilih mempunyai citra yang bersahabat dengan keluarga. Mereka akan mempertahankan yang orangtua karena biasanya juga para orangtua ini sudah lebih tua dan memiliki banyak pengalaman. Satu hal yang jelas: bila CEO Anda adalah orangtua, maka dia pasti akan mempertimbangkan situasi sebagai orangtua ketika mempertimbangkan PHK.