Sunday, November 24, 2024
HomePerspectiveArtikelKaryawan Seperti Apakah yang Akan di-PHK?

Karyawan Seperti Apakah yang Akan di-PHK?

Ini adalah fakta yang menyakitkan: manajemen akan memilih cara paling mudah ketika mereka terpaksa memilih karyawan yang akan di-PHK. Seringkali manajer mendapatkan jumlah yang perlu di-PHK dari HRD dan manajer yang menentukan sendiri bawahan mereka yang akan dilepas.

Karyawan yang sering datang terlambat, sering absen, yang pekerjaannya ceroboh, dan tukang gossip adalah yang paling pertama harus bersiap-siap. Sebaliknya, perusahaan akan mempertahankan karyawan yang jarang absen, keterampilan berkomunikasi yang baik, serta memiliki banyak kekuatan lainnya. Apapun yang Anda lakukan, jangan beri mereka alasan untuk melepaskan Anda.

PHK lebih sering terjadi karena alasan kepribadian dan politik daripada alasan pengalaman kerja dan gaji. Hati-hatilah kalau Anda punya sikap-sikap seperti berikut ini:

1. Sikap yang negatif: mengeluh kepada rekan kerja tentang pekerjaan Anda bukanlah gagasan yang baik. Mengeluh tentang rekan kerja lebih buruk lagi (dan mengeluh tentang manajer Anda adalah bunuh diri).

2. Sikap sok keren: manajemen tidak suka karyawan yang mau jadi primadona (mungkin karena mengingatkan mereka pada diri mereka sendiri). Karena itu, jangan keberatan mengerjakan tugas-tugas remeh. Bila mesin fotokopi ngadat, jangan ditinggal begitu saja, tapi cobalah diperbaiki. Bila teko kopi habis, diisi ulang. Semua ini tampak sepele tapi ketika kabar sudah tersiar bahwa Anda seorang yang supportif dalam sebuah tim, hal itu dapat menguntungkan Anda ketika musim PHK tiba.

3. Sikap menolong diri sendiri: Jika Anda terus-menerus menggunakan sumberdaya kantor untuk urusan pribadi, hal ini dapat menimbulkan kesan yang buruk. Banyak perusahaan yang memonitor penggunaan komputer karyawannya. Menggunakan email perusahaan untuk mengirimkan pesan pribadi, berbelanja di internet, atau terlalu sering menelepon untuk urusan pribadi dapat dikategorikan pencurian oleh sebagian perusahaan.

4. Kutu Loncat: Kedengarannya tidak adil di zaman informasi ini, di mana karyawan dengan mudah mencari pekerjaan di internet, tetapi apabila diberi pilihan, perusahaan akan memilih karyawan yang lebih stabil dibanding karyawan yang memiliki empat pekerjaan dalam setahun.

5. Karyawan freelance dan kontrak: Ini tidak ada hubungannya dengan kemampuan, tetapi paling mudah bagi perusahaan adalah mem-PHK karyawan kontrak dan freelance terlebih dahulu.

6. Karyawan yang tidak punya banyak keahlian: Tentu saja, manajemen tidak bodoh. Kalau disuruh memilih programmer yang menguasai lima bahasa programming dengan programmer yang hanya bisa satu kode, tentu saja memilih yang pertama.

7. Orangtua vs Singel: Tidak ada yang pasti mengenai hal ini karena ada perusahaan yang lebih menyukai karyawan single karena mereka akan bisa menghabiskan lebih banyak waktu pada pekerjaan, tetapi ada juga perusahaan yang memilih mempunyai citra yang bersahabat dengan keluarga. Mereka akan mempertahankan yang orangtua karena biasanya juga para orangtua ini sudah lebih tua dan memiliki banyak pengalaman. Satu hal yang jelas: bila CEO Anda adalah orangtua, maka dia pasti akan mempertimbangkan situasi sebagai orangtua ketika mempertimbangkan PHK.

Previous article
Next article
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor