Thursday, November 21, 2024
HomePerspectiveArtikelJob Security atau Career Security?

Job Security atau Career Security?

Saat tiba waktunya berubah, akan ada banyak hal yang mesti dihadapi dan dipersiapkan. Begitu pula dalam bekerja.  Ada banyak perubahan yang harus dihadapi, salah satunya berganti pekerjaan atau lebih jauh lagi berganti karir. Berganti karir tak sesederhana berganti baju seragam. Jauh sebelumnya, ada perencanaan yang perlu dirancang dengan hati-hati agar proses ini berjalan baik.

Apa Yang Mesti Dipersiapkan?

Jangan pikirkan hal-hal lain, yang mesti dipersiapkan justru pikiran kita sendiri. Setelah pikiran kita siap, baru hal-hal lainnya kita persiapkan, diantaranya, aktif mencari informasi terkait karir baru, mengikuti training yang dapat meningkatkan skill untuk sukses di karir baru, mencari sumber daya yang dibutuhkan, dll. Nah, apa yang perlu dicermati dalam mempersiapkan pikiran? Salah satunya adalah memahami rasa aman seperti apa yang kita butuhkan dalam bekerja. Ada dua tipe, job security dan career security.

Job Security

Kondisi dimana Anda patuh pada aturan pekerjaan, mengikuti semua aturan dan menghindari semua larangannya. Tidak ada dalam kamus Anda melanggar peraturan. Anda mengerjakan tugas-tugas sesuai instruksi atau perintah. Anda mengerjakannya sesuai instruksi dengan harapan posisi Anda akan aman dan jauh dari masalah. Jika berani menolak instruksi atau mengerjakannya tidak sesuai instruksi, Anda merasa akan didatangi masalah dan tidak merasa aman lagi. Rasa aman seperti ini menjadi hal penting untuk Anda dan ini adalah wajar.  Itu artinya kita mengandalkan perusahaan untuk memberikan rasa aman yang kita butuhkan dengan asumsi perusahaan akan menjaga kita sebagai timbal baliknya.

Bukankah itu memang tugas perusahaan? Ya betul.  Menjadi rancu jika Anda berpikir pekerjaan ini adalah untuk selamanya. Dengan asumsi Anda telah melakukan pekerjaan sebaik mungkin, mestinya Anda akan mendapatkan promosi. Ternyata Anda dilewati oleh yunior Anda. Belum lagi, saat tiba pensiun dan meninggalkan pekerjaan yang telah ditekuni bertahun-tahun, ternyata Anda belum dipersiapkan untuk menghadapi masa pension oleh perusahaan. Kemungkinan paling buruk, perusahaan salah kelola dan Anda harus kehilangan pekerjaan yang demikian Anda cintai karena perusahaan bangkrut. Pernahkah hal ini terpikirkan oleh Anda?

Berpikir bahwa pekerjaan yang sedang dijalani saat ini adalah segalanya memang memberikan rasa aman. Akan tetapi, menggantungkan diri 100% pada pekerjaan bukanlah pilihan terbaik. Mungkin akan tiba saatnya Anda sadar perlunya memiliki pijakan lain sebagai titik yang berbeda dari yang sedang Anda jalani. Di titik itulah mungkin Anda dapati kualitas hidup Anda meningkatkan dan diri Anda berkembang.

Job security menjadi pilihan yang baik jika perusahaan tempat Anda bekerja bisa menjamin rasa aman Anda.  Adakah perusahaan yang mau memberi jaminan atas rasa aman kita?

Career Security

Ini adalah kondisi dimana Anda melakukan segala sesuatu yang terkait pekerjaan sebagai bagian dari tujuan hidup dan tanggung jawab pribadi. Sebagai momen Anda untuk terus meningkatkan kualitas hidup dan mengembangkan diri. Untuk melakukan aktualisasi diri sepenuhnya atas hidup Anda.  Anda berani berinisiatif dalam pekerjaan, Anda tidak ragu mengutarakan pendapat pada atasan bila instruksi atasan kurang tepat, Anda bersedia mengorbankan waktu untuk menyelesaikan tugas tepat waktu. Anda juga tidak keberatan mengerjakan tugas lain yang tidak sesuai job description agar Anda bisa mendapatkan ilmu dan ketrampilan baru. Anda tidak menganggapnya sebagai tugas, namun sebagai bagian dari upaya meningkatkan kompetensi dan keahlian Anda.

Mana yang lebih baik?

Kembali kepada diri kita masing-masing.  Memilih job security berarti kita menginginkan rasa aman dari sisi finansial dan menyerahkan pengembangan karir sepenuhnya menjadi tanggung jawab perusahaan.  Tapi jika Anda memilih career security, berarti Anda siap bertanggung jawab dan mengambil alih tanggung jawab karir di pundak Anda sendiri.

Faktanya, banyak orang yang akhirnya berhasil meniti karir lebih baik dengan mengubah sudut pandangnya. Mereka mampu melaluinya dengan baik dan mengalami peningkatan karir yang diharapkan.  Akan tetapi, jangan dikira bahwa dengan hanya mengubah sudut pandang akan memberikan hasil terbaik bagi tujuan karir. Sebab, tantangan dan hambatan akan selalu ada. Dedikasi, komitmen, dan kerja keras perlu selalu diupayakan untuk setiap tahapan dalam berkarir.

Kesimpulannya, Anda mesti mampu menetapkan kapan dan di mana Anda akan berhenti pada satu titik dan melanjutkan ke titik yang lain. Tidak begitu berat jika Anda mengenali diri sendiri dan mau berupaya dan bekerja keras menjalani semua fase yang harus dihadapi.

andin
andinhttp://
Career coach, Writer, Researcher. "be happy, be simple..."
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor