Monday, November 18, 2024
HomePerspectiveArtikelInilah 3 Alasan Habis Bulan Habis Gaji

Inilah 3 Alasan Habis Bulan Habis Gaji

Anda mungkin sering mendengar orang yang mengeluh karena gajinya tidak pernah cukup. Tidak hanya satu dua orang, tetapi banyak orang yang mengeluh, sampai-sampai telinga Anda pun gatal mendengarnya. Atau mungkin Anda sendiri sering mengalaminya.

Karena alasan inilah mereka selalu melakukan hal yang lumrah yaitu meminta kenaikan gaji pada bos. Ada yang berhasil ada pula yang nangis darah. Sayangnya, meskipun gaji sudah dinaikkan, tetap saja gaji tersebut tidak cukup atau malah makin tidak cukup. Pernahkah Anda merasa demikian?

Gaji 10 juta per bulan rasanya sama saja dengan gaji 2 juta per bulan yang Anda terima pada bulan pertama bekerja. Sama-sama tidak cukup. Ada yang habis bulan habis gaji. Bahkan ada yang sebelum habis bulan sudah habis gaji, terpaksa utang sana-sini atau hidup serba irit dan super hemat. Uang yang dihasilkan rasanya selalu kurang meskipun gaji makin besar. Mungkin rasanya aneh, tapi sebenarnya tidaklah aneh.

Ada penjelasan yang sangat masuk akal yang mungkin tidak Anda sadari sebelumnya. Mari kita bahas dan perjelas.

1. Gaji besar berbanding lurus dengan pengeluaran besar
Inilah alasan paling utama yang menyebabkan gaji Anda selalu terasa kurang banyak. Saat Anda pertama kali bekerja dengan gaji, katakanlah, 2 juta per bulan, Anda hanya makan nasi goreng pakai telur. Saat gaji 3 juta, makan nasi goreng pakai ayam goreng. Saat gaji 4 juta, makan sushi. Saat gaji 5 juta, makan kepiting panggang dan seterusnya. Dulu makan di warung, saat gaji bertambah nongkrong pun di café elit. Biasanya minum es teh manis, sekarang minum kopi starbucks seharga lima puluh ribuan. Saat gaji makin naik, gaya hidup pun terpaksa ikut naik level. Ujung-ujungnya biaya hidup pun naik drastis.

Inilah perangkap yang sering menjerat orang-orang yang mengalami kenaikan gaji. Yang ada di pikiran mereka kebanyakan adalah apa yang akan mereka beli, di mana mereka akan habiskan uang tersebut. Sifat konsumtif pun makin mekar dan bersinar terang. Handphone baru, motor atau mobil baru, jalan-jalan ke luar negeri dan barang-barang lain pun mulai membombardir pikiran mereka.

2. Ketidakmampuan mengelola uang dengan baik
Ini berhubungan dengan poin pertama. Mereka lebih memilih menghabiskan uang tersebut dengan membeli barang-barang konsumtif yang sebenarnya tidak terlalu penting ketimbang menginvestasikan uang tersebut. Ketidakmampuan mengelola uang membuat banyak orang terjebak dalam lingkaran utang dan kredit yang tak ada habis-habisnya. Ketidakmampuan dalam mengelola uang menimbulkan sifat gengsi yang sangat berbahaya. Gengsi membuat orang menjalani hidup yang sebenarnya di luar kemampuan, memperlihatkan pada orang lain bahwa dirinya mampu padahal sebenarnya tidak mampu.

Kebanyakan orang mengelola keuangan dengan cara yang salah. Jika Anda melihat orang yang benar-benar berhasil secara finansial, Anda akan sadar mereka menyisihkan sebagian atau banyak uang mereka dalam bentuk investasi. Investasi tersebut makin berbunga dan bertambah sehingga uang mereka pun makin banyak. Itulah mengapa orang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Orang kaya pintar mengelola keuangan. Itulah poin penting yang harus Anda pahami.

3. Besar kenaikan inflasi lebih besar daripada kenaikan gaji.
Inflasi secara sederhana diartikan sebagai kondisi di mana harga barang-barang kebutuhan dan lainnya naik dalam kisaran persentase tertentu. Misalnya Anda lihat di koran inflasi tahun ini 15%, sedangkan gaji Anda tidak naik-naik atau hanya naik 10%. Secara tidak langsung nilai uang Anda makin kecil. Perlahan tapi pasti uang yang bisa dibelanjakan pun makin sedikit dan menyebabkan Anda tidak akan cukup untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari. Jika sudah begini, Anda harus pintar-pintar menyiasati ini dengan cara mencari usaha sampingan, mencari pekerjaan baru yang lebih menjanjikan, membuka usaha sendiri atau setidaknya hidup lebih hemat dengan mengurangi pengeluaran yang dirasa tidak perlu.

Sekarang Anda sudah tahu ke mana larinya uang Anda. Mungkin dulu Anda tidak tahu, sekarang Anda sudah tahu alasannya. Saat Anda sudah mengetahui alasannya, Anda sudah tahu apa yang harus dilakukan.

Oleh: Karirpad.com

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor