Dear KK,
Saya menjumpai kenyataan di lapangan bahwa beberapa perusahaan besar, corporate, PMA terkadang memiliki jalur rekrutmen yang terselubung (tertutup) selain rekrutmen umum.
Terkadang saya memiliki keinginan untuk langsung menemui Kepala HRD untuk menyampaikan maksud dan keinginan saya? Terkadang dunia kerja juga di persulit dengan banyaknya pelamar potensial yang gugur hanya dalam tahap administrasi (syarat IPK , dll ) – keinginan untuk bertemu dengan sang Big Bosses Recruitment adalah untuk bisa langsung tatap muka dan menunjukkan real potensial yang dimiliki.
Bagaimana ya…. proses untuk bisa sekedar bertatap muka dan bicara langsung face-face dengan big Boses Rec? Polite or impolite-nya, mungkin rekan di Konsultankarir bisa memberi sedikit saran bagi saya dan teman-teman yang terkadang lebih banyak gugur di seleksi administrasi, padahal dengan kepercayaan dan kesadaran kami memiliki potensi di luar potensi tertulis tersebut.
Terima kasih .
Adi
Dear Adi,
Sebenarnya sistem rekrutmen tertutup memang sering digunakan sebagai alternatif dari rekrutmen terbuka untuk umum. Ini bukan persoalan ada “sesuatu” atau seperti yang Anda bilang terselubung, namun lebih sebagai sistem yang memudahkan pihak manajemen perusahaan.
Biasanya sistem tertutup ini juga bisa dimodifikasi dengan rekruitmen terbuka, artinya meski perusahaan sudah memiliki beberapa nama calon potensial untuk menempati posisi yang diharapkan (seringnya untuk posisi promosi bagi orang di dalam perusahaan itu sendiri), namun mereka tetap membuka kesempatan bagi pihak lain dari luar untuk berkompetisi. Inilah sistem yang lazim dan cukup fair dilakukan oleh banyak perusahaan.
Keinginan Anda untuk bertemu langsung dengan kepala HRD tentu saja sangat dimungkinkan apabila surat lamaran dan resume (CV) yang Anda kirimkan mampu menarik perhatian kepala HRD tersebut. Untuk itu, jangan menganggap surat lamaran maupun resume yang Anda kirimkan sekedar lembar administrasi semata, justru di sinilah kemampuan Anda berkomunikasi dan menunjukkan potensi Anda bisa ditunjukkan dengan sangat meyakinkan. Terus terang kami menerima banyak sekali contoh surat lamaran dan resume yang ternyata sangat biasa-biasa saja dan kurang menarik perhatin bagi yang membacanya.
Jadi tatap muka (face to face) dengan pihak kepala HRD haruslah tetap berasal dari permintaan HRD tersebut, dan biasanya sebagian besar HRD memiliki kebijakan untuk tidak berkomunikasi langsung dengan sang pelamar kecuali sudah ditentukan jadwalnya. Sehingga kalau Anda “memaksakan” diri untuk bertemu dengan pihak HRD tanpa dipanggil atau pemberitahuan sebelumnya, tentulah akan dianggap kurang sopan.
Semoga Anda bisa menemukan cara dan metode yang lebih tepat untuk membuat surat lamaran dan resume yang mampu menarik perhatian HRD dari perusahaan yang Anda tuju. Yang terpenting selalu optimis dan positif dalam melihat dunia kerja di Indonesia saat ini.
Salam,
Lestari Nurhayati