Monday, November 18, 2024
HomeArtikelExperiencedAntara Deadline Kerja dan Tidur

Antara Deadline Kerja dan Tidur

Daftar rencana, target dan deadline adalah tiga serangkai yang menjadi sahabat para professional. Bertumpuknya pekerjaan dengan beragam tingkat prioritas tidak jarang menuntut kita untuk menyingkirkan kebutuhan tubuh untuk beristirahat, yakni tidur. Rasanya akan sayang sekali untuk mematikan computer pada saat jarum jam belum menunjukkan pukul 12 malam. Kerja lembur baik di kantor atau rumah menjadi pilihan dan harapan agar tumpukan tugas menipis, setidaknya ada ruang untuk tugas baru yang akan segera datang.

Lalu, masih pentingkah untuk tidur?

Penelitian jelas menunjukkan pentingnya tidur yang berfungsi untuk memberikan tubuh dan pikiran kita beristirahat. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, semakin terkuak peran aktivitas favorit tokoh kartun Jepang-Nobita, bahwa tidur juga memberikan dampak positif bagi proses belajar dan kreativitas kita. Semakin cukup dan berkualitas tidur kita, semakin mampu kita mempelajari hal baru dengan lebih baik dan kreatif, contohnya dalam pemecahan masalah (Cantor,2010).

Pada prinsipnya, aktivitas tidur seperti fenomena eureka di mana otak kita membutuhkan fase rileks untuk dapat optimal. Studi juga menunjukkan bahwa sel-sel kelabu di kepala kita bekerja sangat aktif ketika kita tidur, bahkan ada fase tertentu di mana otak menjadi lebih aktif setelah mempelajari hal baru. Karena itu, coba ingat-ingat, pernahkah kita terheran-heran pada suatu pagi ketika tiba-tiba mendapatkan jalan keluar dari masalah yang memusingkan satu atau dua hari sebelumnya. Tidur berfungsi untuk memperjelas ‘materi baru’ yang diserap oleh otak. Penjelasan neurosainsya adalah ketika kita tidur, otak secara aktif berusaha untuk memahami apa yang telah kita kerjakan dan mengintegrasikan dengan simpanan memori lain telah yang ada di sana.

Bagaimana dengan mereka yang mengalami insomnia atau kesulitan tidur? Meditasi dapat menjadi solusinya. Studi dari India’s National Institute of Mental Health and Neurosciences menunjukkan bahwa meditasi vipassana dapat mempengaruhi aktivitas tidur. Meditasi ini dilakukan dengan cara menfokuskan pikiran dan fisik untuk meningkatkan insight. Dalam penelitian, mereka yang melakukan meditasi dapat meningkatkan gelombang (lambat) tidur REM pada seluruh kelompok usia.

Terlepas dari pro-kontra tentang meditasi yang sempat ramai di Indonesia dan negara lain, meditasi adalah proses mengkonsentrasikan pikiran. “In truth, it’s really nothing more than the practice of focusing the mind intently on a particular thing or activity”(Andrews,2010). Karenanya sangat logis jika meditasi dilakukan secara teratur, maka akan semakin tajam kemampuan konsentrasi seseorang, seperti yang ditemukan dalam studi di Journal of Neuroscince. Dalam tiga bulan pelatihan meditasi intensif, peserta mampu meningkatkan stabilitas perhatian, kemampuan untuk mempertahankan focus perhatian tanpa terputus.

Tentu masih banyak strategi lain untuk meningkatkan kualitas tidur sehingga memberikan manfaat optimal. Beberapa orang memilih mendengarkan music seperti intrumentalia, membaca buku, hingga menghitung domba imaginer. Tanpa disadari, tubuh kita bahkan telah siap dengan mekanisme ‘darurat’ untuk menyegarkan pikiran dan badan, seperti taking nap atau tidur sejenak. Pernahkah Anda tertidur sejenak – lima menit – saat bekerja dan merasa segar ketika kita terjaga sehingga dapat kembali berkonsentrasi? Dalam tubuh ternyata telah tertanam system alami untuk kembali terjaga dan menyambut deadline kerja.

Jika kantuk menyerang, jangan ragu untuk sejenak terlelap (dengan catatan situasi memungkinkan) dan … eureka… !

Sumber:

Cantor,Joanne (2010) Sleeping for success: creativity and the neuroscience of slumber.www.psychologytoday.com,published on may 15,2010

Andrews,Linda W. (2010) 6 other reasons to meditate.www.psychologytoday.com-published on July 8,2010

Tyas
Tyas
Career Coach & HR Consultant - "Mind is Magic"
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor