Setiap tahun, pasti akan bermunculan tenaga kerja baru yang berasal dari generasi milenial. Banyaknya pertambahan mengharuskan bagian SDM untuk melakukan serangkaian tugas untuk membangun budaya kerja lintas generasi agar fit dengan kondisi dan situasi dalam perusahaan. Dalam dunia kerja, seorang atasan menjadi ujung tombak untuk menjawab tantangan bisnis sebagai sebuah tim. Tugas ini melibatkan banyak pemahaman supaya memberi dampak pada anggota-anggota timnya yang bisa jadi berasal dari generasi milenial. Berikut ini tips untuk sukses memimpin generasi milenial.
Membangun rasa kepemilikan pada perusahaan
Hadirnya generasi millennial dalam dunia kerja memberikan dampak yang cukup besar, misalnya saja mempengaruhi bentuk pengembangan yang selama ini digunakan. Karena mereka tidak segan untuk mengungkapkan hak ataupun kebutuhan yang mereka inginkan pada tempat kerja. Bahkan mereka mendambakan kesempatan untuk menjadi salah satu bagian terpenting dalam perusahaan tersebut.
Bagian SDM maupun atasan harus mengenali kekuatan dari masing-masing karyawan yang berasal dari generasi ini. Hal ini bertujuan supaya mereka bisa memanfaatkan kekuatan yang dimiliki. Dengan membangun rasa kepemilikan pada perusahaan, generasi milenial akan merasa dibutuhkan dan dihargai. Cara ini bisa dikatakan sebagai teknik yang signifikan untuk membuat tim mencapai tujuan. Untuk dapat membangun rasa kepemilikan, salah satu caranya adalah dengan memberikan kesempatan pada generasi ini mengambil keputusan dan memberikan wewenang untuk menangani tugas tertentu dalam sebuah program atau proyek yang sedang dikerjakan.
Fleksibilitas
Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah memahami gaya kerja generasi ini. Tidak semua karyawan dari generasi ini mau bekerja dengan jam kerja rutin ataupun mengikuti aturan pekerjaan yang terlalu mengikat. Sudah sepatutnya pemimpin dapat memahami proses dan gaya kerja setiap bawahannya agar mereka dapat memberikan kontribusi optimal bagi perusahaan. Sebagai atasan, keberagaman cara kerja ini harus dihargai dan jangan memaksakan bawahan untuk mengikuti cara kerja yang memaksa mereka bekerja tidak optimal. oleh karena itu, bagian SDM perlu membangun sistem yang tepat. Atasan juga perlu bersikap lebih fleksibel sekaligus juga membangun fleksibilitas dalam tim kerjanya.
Bersikap Suportif
Atasan juga harus bersikap suportif untuk mengembangkan potensi yang dimiliki generasi ini. Bersikap transparan dan berkomitmen atas tujuan yang disepakati merupakan salah satu cara bersikap suportif. Termasuk juga, mengakui jika atasan berbuat salah. Di sisi lain, atasan perlu mengakui dan memberikan apresiasi kepada bawahan jika mereka berhasil menjalankan tugas dengan gemilang. Sebaliknya, memberikan umpan balik yang konstruktif bila bawahan tidak dapat melakukan tugas dengan baik. Hal ini bisa dilakukan dengan mengadakan pertemuan-pertemuan informal dengan mereka, apakah pertemuan berjalan baik dan atasan mendapatkan dukungan menjadi bukti bahwa atasan berhasil memimpin generasi ini. Pada intinya, bersikap suportif akan membangun sistem kerja yang saling percaya. Kepercayaan menjadi sumber penting dalam membangun budaya kerja yang kuat dan efektif.
Demikian ulasan singkat bagaimana memimpin generasi milenial, semoga bermanfaat.