Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan jenis pendidikan formal yang bertujuan mempersiapkan siswa untuk masuk lapangan kerja setelah lulus. SMK diselenggarakan sebagai pendidikan kejuruan setingkat SMA. Ini juga yang menjelaskan mengapa keterampilan kerja lulusan SMK lebih memadai daripada lulusan SMA. Bisa di bilang, lulusan SMK memiliki bekal lebih untuk menjadi tenaga siap pakai dalam dunia kerja.
Tidak seperti SMA yang kamu harus kuliah dulu agar dipandang ‘layak kerja’, di SMK kamu bisa langsung bekerja begitu lulus. Pasalnya, kamu yang lulusan SMK akan dibekali dengan keahlian dan ketrampilan yang dapat diterapkan langsung di tempat kerja tanpa harus kuliah lebih dulu.
Komposisi materi di SMK kebalikan dari SMA. Kamu akan mendapat 60% praktek dan 40% teori, sedangkan komposisi materi di SMA terdiri dari 90% teori dan 10% praktek. Dalam kesehariannya, di SMK kamu lebih banyak diajari langsung untuk trampil mempraktekan keahlian tertentu ketimbang dijejali konsep dan teori. Praktek ini pula yang akan mengasah keterampilan dan menjadi modal utama kamu saat bekerja nanti.
Data Organisasi Buruh Internasional (ILO) menyebutkan, jumlah pengangguran kaum muda di dunia mencapai angka 88 juta. Kelompok terbesar dari jumlah pengangguran ini bukan berasal dari kalangan yang putus sekolah karena miskin, melainkan dari lulusan SMA dan perguruan tinggi.
Menurut pengusaha sukses Bob Sadino tingginya gelar akademik tidak menjamin seseorang mendapat pekerjaan atau mencapai kesuksesan. Oleh karena itu, salah satu solusi masalah pengangguran adalah dengan memperkuat pendidikan kejuruan atau sekolah menengah kejuruan (SMK) agar Indonesia memiliki sumber daya manusia yang terampil dalam bekerja.
Lebih lanjut Bob Sadino menyatakan bahwa kunci sukses adalah bisa memanfaatkan peluang yang ada dan mau terus belajar. Pendidikan Bob Sadino sendiri hanya setingkat SMA. Namun, ia berhasil membangun bisnis skala besar.
Banyak juga pengusaha sukses, yang hanya lulusan SMK, seperti Doni yang jualan Mi Setan, meraup penghasilan Rp. 10 juta/hari. Demikian juga, Ikha Dewi yang hanya lulusan SMK, sukses membangun bisnis kurir karena kejeliannya melihat peluang usaha.
Pendidikan bukanlah sebatas belajar di lembaga edukasi formal, namun juga belajar tentang soft skill di mana saja, yang nantinya bisa diterapkan di masa depan.
Tidak ada gunanya mempelajari banyak teori namun tidak dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata, demikian menurut Bob Sadino. SMK adalah lembaga edukasi yang tepat karena mempelajari keterampilan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Bahkan jika kompetensi lulusan SMK ditingkatkan, akan mampu mencetak calon-calon wirausahawan yang sukses.
Oleh karena itu, meski hanya lulusan SMK, jangan patah semangat dan malu saat bekerja teruslah optimistis dalam bekerja.
Apapun gelar pendidikanmu, jika tidak dibarengi dengan kerja keras, maka keberhasilan tak akan pernah mendekat. Contohnya kamu juga bisa belajar dari pembawa acara terkenal yang juga merupakan lulusan SMK yaitu Andi F Noya, lewat acara TV yang dibawakannya yaitu ‘Kick Andy’. Riwayat pendidikan Andy F Noya adalah lulusan STM atau setara dengan SMK.
Berkat bakat jurnalistiknya yang sudah terlihat dan sudah di asah sejak kecil, terbukti dengan suka tulis menulis dan menggambar karikatur-karikatur, padahal jurusan STM yang diambil sangat berbeda dengan bakat yang dia miliki. Karena bakat tulis-menulis itulah yang membuat Andy F Noya sukses di bidang media sampai saat ini, dan Andi pun manikmati pekerjaanya sebagai jurnalis.
Begitu lulus STM atau SMK, walau mendapat beasiswa untuk melanjutkan ke IKIP Padang, Andy F Noya memilih mendaftar ke Sekolah Tinggi Publisistik (sekarang Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta). Sebenarnya Andy F Noya tidak diterima kuliah di perguruan tinggi tersebut sebab kampus tidak menerima lulusan STM. Akan tetapi, karena tekadnya menjadi wartawan sudah sedemikian membara, akhirnya Andy ‘Naik banding’ dan menemui Rektor Sekolah Tinggi Publisistik pada saat itu.
Kepada sang rektorlah Andy F Noya mengungkapkan suara hatinya. Akhirnya sang rektor memberikan kesempatan kepada Andy untuk ikut tes masuk, dengan catatan (syarat) dia harus meminta surat rekomendasi dari Dirjen Pendidikan Tinggi. Selain itu, apabila di kemudian hari nilai mata kuliah Andy jelek, dia harus keluar. Ternyata prestasi Andy bagus dan kuliahnya pun berlanjut.
Pertama kali terjun sebagai reporter ketika pada 1985 Andy membantu Majalah Tempo untuk penerbitan buku ‘Apa dan Siapa Orang Indonesia’. Saat itu Andi F Noya masih kuliah di Sekolah tinggi Publisitik (STP) Jakarta.
Intinya percayalah bahwa kamu dapat meraih sukses suatu saat nanti. Naik jabatan, dan bergaji besar. Kuncinya adalah kerja keras, pantang menyerah dan mau belajar banyak hal baru dan tidak mudah putus asa bila mengalami kegagalan. Buktikan kamu mampu bersaing dengan mereka yang berpendidikan tinggi.
Dunia kerja itu luas. Tak memandang dia lulusan apa, tetapi siapa saja bisa sukses. Asalkan berbekal kemampuan diri dan punya kemauan keras. Tidak usah minder, yang penting kuncinya jangan berhenti belajar. Kalau mengalami kesulitan jangan dipendam sendiri, tapi sharing ke orang lain, cari mentor dan jangan mudah putus asa.
Jika mungkin kamu termasuk orang yang tidak memiliki pendidikan tinggi, jangan khawatir, banyak juga orang sukses tanpa memiliki pendidikan tinggi. Bahkan ada juga orang sukses mengelola bisnis besar dengan tanpa memiliki ijazah Sekolah Dasar sekalipun.