Tuesday, March 19, 2024
HomePerspectiveArtikelTips Jitu Meminta Kenaikan Gaji

Tips Jitu Meminta Kenaikan Gaji

Anda sudah bekerja lebih dari dua tahun dan tidak ada kenaikan gaji? Padahal Anda memiliki kinerja bagus dan bahkan bekerja melebihi tuntutan atasan. Mungkin sudah saatnya Anda yang berinisiatif meminta kenaikan gaji. Bagaimana caranya? Berikut ini tips meminta kenaikan gaji.

1. Jadwalkan waktu. Minta waktu bertemu atasan untuk membicarakan harapan Anda ini. Atur sedemikian rupa, sehingga atasan tahu maksud Anda bertemu adalah untuk meminta kenaikan gaji. Jangan mengejutkan atasan. Untuk hal-hal yang sensitif seperti meminta kenaikan gaji, maka yang terbaik adalah kedua belah pihak sama-sama telah mempersiapkan diri sehingga dapat mengurangi tekanan bagi kedua belah pihak.

2. Persiapkan diri. Berikan atau tunjukkan bukti-bukti, fakta, dan data atas output dari kinerja unggul Anda. Hal ini akan lebih meyakinkan atasan bahwa Anda memang pantas meminta kenaikan gaji. Ingat juga untuk menunjukkan potensi masa depan yang dapat Anda berikan bagi perusahaan, apabila perusahaan mempertahankan Anda. Menunjukkan potensi yang bisa Anda berikan di masa depan dapat mendorong atasan untuk mempertimbangkan permintaan Anda. Pertimbangkan juga prioritas-prioritas kerja atasan Anda, dan bagaimana Anda bisa menolongnya. Ini adalah bagian dari mempengaruhi atasan agar ia mau mengabulkan permintaan kenaikan gaji Anda. Persiapkan diri juga jika Anda ditanya berapa besar % yang diminta. Anda harus benar-benar siap mengantisipasi untuk menjawab berbagai pertanyaan yang akan muncul dari atasan, sehingga Anda telah siap dengan jawaban yang terbaik. Ingat, jangan meminta kenaikan gaji karena alasan anak sudah mulai sekolah, bensin naik, mau beli rumah, dsb. Alasan-alasan ini walaupun mungkin benar, tetapi tidak professional.

3. Jangan mengancam. Membicara soal uang adalah wajar, namun sifatnya yang sensitif membuat Anda harus berhati-hati. Hindari mengancam atasan. Misal, Anda akan mengundurkan diri bila permintaan Anda ditolak. Kalaupun permintaan Anda dikabulkan, proses Anda mendapatkannya sangat tidak professional sehingga dapat meninggalkan kesan buruk bagi karir Anda. Tunjukkan bahwa permintaan Anda rasional dan Anda juga memahami perkembangan perusahaan.

4. Bersiaplah untuk jawaban Tidak. Sepanjang Anda tidak menunjukkan sikap konfrontasi, kemungkinan terburuk yang Anda dapatkan adalah jawaban ‘tidak’. Bersiaplah untuk itu, jaga emosi tetap stabil. Ingat, bahwa ‘tidak’ bukan jawaban untuk selamanya. Tanyakan pada atasan kapan waktu yang tepat bagi Anda untuk datang lagi padanya membicarakan hal ini lagi. Saat Anda menindaklanjutinya lagi, Anda sudah memiliki dasar yang kuat untuk re-negosiasi ulang.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor