Friday, March 29, 2024
HomePerspectiveArtikelPentingnya Persiapan Transisi Karir

Pentingnya Persiapan Transisi Karir

Dalam perjalanan karir individu pasti ada beberapa perubahan yang terjadi selama hidup. Perubahan ini bisa berupa naik pangkat, pindah ke perusahaan lain, mengambil bidang pekerjaan lain ataupun mencoba usaha sendiri. Perubahan ini bisa karena berbagai alasan, namun saat mengambil langkah baru ini banyak orang yang masih kaget dan tidak siap.

Transisi karir memanglah tidak mudah, banyak orang yang harus belajar dari nol lagi untuk mendapatkan hasil. Ketidak siapan ini dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, persiapan mental, masih belum terbiasa dengan pekerjaan baru dan masih banyak lagi. Apapun masalahnya, jika seseorang terlihat tidak siap menghadapi perpindahan pekerjaan ini, ia akan terlihat tidak profesional.

Perlu diketahui bahwa tidak semua tempat pekerjaan memberikan masa transisi pada individu untuk membiasakan diri. Mungkin untuk new hire akan diberi pelatihan, namun hal ini tidak akan ditemui untuk orang yang sudah berpengalaman kerja. Individu yang menghadapi hal ini harus mau meluangkan waktu sendiri untuk belajar menyesuaikan diri dengan cepat.

Tipe – Tipe Transisi Karir

Penyesuaian dalam pekerjaan biasanya berbeda tergantung jenis perubahan yang dialami. Umumnya berikut adalah tipe – tipe transisi karir yang sering ditemui adalah:

  • Perpindahan lokasi kerja atau mutasi
  • Kenaikan pangkat
  • Perpindahan posisi
  • Loncat karir
  • Membuka usaha sendiri

Semua tipe perubahan di atas memiliki perbedaan dalam proses penyesuaiannya. Ada yang lebih berfokus pada persiapan ‘infrastruktur’ dan membutuhkan biaya, ada yang membutuhkan persiapan fisik dan ada yang fokus pada keperluan belajar hal – hal baru.

Untuk perpindahan lokasi kerja atau mutasi, hal yang paling penting dipersiapkan adalah tempat tinggal. Walaupun beberapa perusahaan menyediakan tempat tinggal untuk para karyawan yang mutasi, tidak semua perusahaan melakukan hal ini. Banyak yang harus mencari tempat kos maupun kontrakan sendiri. Perpindahan lokasi kerja akan lebih rumit lagi bila individu tersebut sudah memiliki keluarga.

Selain persiapan tempat tinggal, hal lain yang harus diperhatikan untuk mutasi adalah belajar tentang daerah baru tersebut. Individu harus mulai belajar mengenal budaya dan tata krama di sana, mengenal lokasi dan jalan, mengetahui posisi tempat penting seperti rumah sakit, kantor polisi, tempat belanja dan tempat beribadah. Informasi ini penting selain untuk kebutuhan hidup di tempat baru, namun juga persiapan jika nantinya hal ini mempengaruhi pekerjaan.

Untuk kenaikan pangkat dan perpindahan posisi (misal pindah divisi) persiapan yang penting adalah penyesuaian dengan tim kerja baru. Individu harus dengan cepat merespons perubahan dan mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja baru. Semakin cepat waktu adaptasi, makin terlihat keahlian individu tersebut.

Adaptasi dengan tim baru ini membutuhkan ketrampilan sosial yang baik. Individu sebagai orang baru harus mampu membaca atmosfer dan membaca setiap anggota tim. Jangan sampai situasi tidak mengenakan muncul karena sebagai orang baru, individu tersebut malah menghambat pekerjaan tim.

Untuk loncat karir dan membuka usaha sendiri hal yang perlu disiapkan adalah mental dan juga keahlian. Transisi karir yang satu ini merupakan perubahan yang paling berat. Kita harus mau belajar dari nol dan secara sederhana memulai lagi dari awal. Semua hal mulai dari skill, pengetahuan, relasi kerja dan juga jaringan harus dimulai lagi dari awal.

Kunci Transisi Karir

Setiap perubahan dalam pekerjaan terkadang memerlukan persiapan yang berbeda, namun ada satu hal yang menjadi kunci. Mempersiapkan hal kunci ini memiliki bobot yang sangat penting, hal ini adalah kerja keras. Dalam setiap perubahan karir, jika individu tidak mampu untuk bekerja keras selama masa-masa transisi, ia akan ketinggalan dan malah menghambat perkembangan diri sendiri.

Kerja keras ini dibutuhkan untuk belajar hal–hal baru, membangun kembali relasi kerja dan juga persiapan secara biaya. Tidak semua transisi dapat diselesaikan dengan membiarkannya berjalan sendiri apa adanya. Dengan berjalannya waktu memang seseorang lama kelamaan akan terbiasa bekerja di situasi baru tersebut namun seberapa lama?

Selama individu tersebut menyia-nyiakan waktunya untuk hal-hal yang tidak mendukung percepaatan proses transis karir, maka ia tidak akan memiliki produktivitas kerja yang tinggi. Banyak orang akan menilainya tidak profesional ataupun malah menghambat pekerjaan orang–orang setim maupun sedivisinya.

Kerja keras dan usaha memang terlihat cliché, namun hal ini penting demi kelancaran transisi karir. Siapkan mental untuk menerima perubahan, semoga dengan ini langkah karir baru yang dijalani tersebut dapat dilalui dengan lancar.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor