Saturday, April 20, 2024
HomePerspectiveArtikelKesalahan yang Sering Terjadi dalam Mengisi Job Applicant

Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Mengisi Job Applicant

Kamu para jobseekers pasti pernah menerima formulir calon tenaga kerja atau job applicant. Tahukah kamu kalau ternyata kesalahan dalam mengisi formulir ini bisa mempengaruhi keputusan tim HR untuk bekerjasama denganmu? Berikut ini kesalahan mengisi job applicant yang sering dilakukan oleh jobseekers.

Melebih-lebihkan

Terlalu berlebihan dalam menuliskan pengalaman atau kelebihan kamu bisa membuat HR yang membaca formulir kamu bukannya melihat poin lebihmu, tapi justru ilfeel. Penjelasan yang berlebihan ini sering jadi alasan job applicant kamu dikesampingkan.

Melewatkan detail intruksi

Banyak jobseeker yang cenderung membaca job applicant sekilas dan tidak memperhatikan instruksi yang diberikan. Setiap perusahaan tentu mencari karyawan yang bisa mengikuti instruksi.

Tidak mengisi formulir dengan lengkap

Ada beberapa jobseeker yang menuliskan “dapat dilihat di CV” atau “dapat dilihat pada lampiran.” Ini adalah pilihan yang kurang tepat. HR biasanya akan membaca formulir ini lebih dulu sebelum membaca CV. Nah, ketika mereka menemukan tulisan-tulisan seperti tadi, minat mereka padamu bisa menurun karena kamu tidak memberikan apa yang mereka minta.

Meski sudah tertera di CV, tidak ada salahnya menjelaskannya kembali di job applicant. Kamu bisa menjelaskan dengan ringkas sehingga menimbulkan ketertarikan untuk membaca CV kamu lebih lanjut.

Typo bertebaran

Hal kecil ini sering muncul di banyak job applicant yang ada. Ketika kamu sadar bahwa kamu sudah melakukan kesalahan penulisan, kamu mungkin berpikir “ah, nanti juga mereka tahu kok maksudnya apa,” dan membiarkan begitu saja. Padahal penulisan kamu saat mengisi job applicant bisa menggambarkan diri kamu, lho. Semakin banyak kesalahan, kamu akan semakin tidak teliti.

Untuk mengatasi hal ini, baca lagi job applicant kamu sebelum diserahkan ke pihak perusahaan. Teliti setiap katanya, dan perbaiki kesalahan yang kamu temukan.

Menuliskan deskripsi pekerjaan tanpa pencapaian

Di kolom riwayat pekerjaan, biasanya kamu akan diminta menjelaskan pekerjaan yang kamu lakukan di perusahaan sebelumnya. Banyak jobseekers yang mengisi bagian ini hanya dengan tugas mereka saja. Kolom ini sebenarnya bisa menjadi nilai tambah untuk kamu, Sobat. Caranya adalah dengan menjelaskan deskripsi pekerjaan kamu lengkap dengan pencapaian sekecil apa pun yang sudah kamu raih. Misalnya, daripada menuliskan “mencari pelanggan yang tepat untuk produk perusahaan”, tulislah “mendapatkan 100 pelanggan yang membeli produk perusahaan.”

Tidak menjelaskan alasan pindah kerja

Ada banyak jobseeker yang memilih mengosongkan bagian alasan pindah. It’s not a good choice. Tidak mengisi bagian ini justru akan membuat pihak perusahaan menduga-duga alasan kamu pindah. Daripada dugaan mereka kurang tepat dan justru membuat mereka ragu untuk bekerja dengan kamu, lebih baik kamu mengisi kolom ini. Jika kamu berhenti dengan keadaan yang kurang baik, cobalah menuliskannya dari segi positif.

Dengan menghindari mengisi job applicant seperti di atas, kamu sudah menambah satu poin lebih di mata perusahaan, lho. Mulai sekarang, teliti lagi job applicant kamu ya!

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor