Saturday, April 20, 2024
HomePerspectiveArtikelSikap Bawahan Yang Paling Tidak Disukai Atasannya

Sikap Bawahan Yang Paling Tidak Disukai Atasannya

Menyambung postingan sebelumnya tentang Sikap Atasan yang paling tidak disukai bawahannya, Dadang Kadarusman juga menulis 5 sikap bawahan yang paling tidak disukai atasan.

Nah hindarilah sikap-sikap berikut ini bila Anda ingin karir Anda berkembang dalam perusahaan.

1. Hitung-hitungan. Benar bahwa segala sesuatu harus ada hasilnya. Juga benar jika menuntut bayaran yang layak bagi setiap pekerjaan yang dilakukan. Namun, sungguh sangat melelahkan kalau harus berurusan dengan anak buah yang hanya mau bekerja extra dengan iming-iming imbalan. Jika diajak untuk berjuang dengan gigih mengungkit-ungkit soal besar kecilnya gaji atau bayaran. Padahal, karir masa depan itu tidak bisa diraih dengan cara hitung-hitungan jangka pendek. Justru orang yang bersedia berkontribusi lebih banyak tanpa hitung-hitungan sekarang yang dimasa depan biasanya mendapatkan kepercayaan lebih besar. Tanggungjawab lebih banyak. Dan tentu saja, secara otomatis bayaran yang lebih tinggi.

2. Sering mengeluh. Tidak ada keluhan yang enak didengar. Apa lagi jika keluhan itu datang dari bawahan tentang pekerjaan yang seharusnya bisa diselesaikannya dengan baik. Atau tentang masalah keluarganya yang tidak harmonis. Atau tentang pendapatannya yang tidak kunjung mencukupi keinginan. Satu hal yang pasti, setiap orang memiliki masalahnya masing-masing. Hanya saja, ada yang menghadapinya dengan teguh hati, dan ada yang ?mengumbarnya? dengan lidah kesana kemari. Para atasan tidak memiliki cukup waktu untuk menampung seluruh keluhan. Jadi, keluhan biasanya tidak membuat penilaian atasan menjadi lebih baik, malah sebaliknya.

3. Sulit diajak kerjasama. Zaman sekarang, nyaris tidak ada pekerjaan yang bisa dituntaskan sendirian. Bahkan pekerjaan yang Anda kira dari A sampai Z Anda kerjakan sendiri pasti terkait dan masih harus diteruskan oleh orang atau departemen lain. Tidak peduli sehebat apapun kemampuan seorang bawahan, jika dia sulit untuk diajak kerjasama maka dia hanya akan menimbulkan banyak masalah. Itulah sebabnya kesediaan untuk bekerjasama merupakan salah satu kebutuhan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.

4. Pasif alias tidak memiliki inisiatif. Atasan tidak mungkin mampu untuk selalu menjelaskan secara detail apa yang harus dilakukan dan bagaimana caranya, sampai kapan, kemudian setelah itu apa dan seterusnya. Bawahan yang pasif atau tidak mau mengambil inisiatif biasanya ketinggalan jauh dari teman-temannya. Maka wajar jika atasan tidak memberikan cukup perhatian kepada bawahan seperti itu. Segeralah ubah sikap pasif menjadi aktif, penuh inisiatif positif, dan tindakan kontributif.

5. Menggunjingkan kekurangan atasan dibelakangnya. Karena tidak ada manusia yang sempurna, maka atasan Anda bukanlah orang yang sempurna. Tetapi tidak berarti bawahan memiliki kewenangan untuk menggunjingkan atasan dibelakangnya. Jika memang ada masukan dan kritik, sebaiknya disampaikan kepada atasan dengan cara yang elegan sehingga dia bisa mengambil tindakan nyata untuk melakukan perbaikan. Tetapi, jika pun kondisi tidak memungkinkan untuk melakukannya, maka menggunjingkan keburukan mereka dibelakang hanya akan memperburuk keadaan.

Para atasan senantiasa mencari bawahan yang benar-benar bisa diandalkan, bukan hanya untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai tuntutan, namun juga mereka yang memiliki sikap positif. Menghindari ke-5 sikap buruk diatas adalah kuncinya.

me
me
silence writer, spiritual traveler...
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor