Friday, March 29, 2024
HomePerspectiveArtikel10 Orang Terkenal yang Salah Karir di Umur 30

10 Orang Terkenal yang Salah Karir di Umur 30

Ketika Anda masih muda, banyak yang Anda cita-citakan untuk umur 30. “Kalau sudah berumur 30, aku akan menjadi milyuner.” “Ketika sudah 30, aku akan sudah menikah dan punya dua anak.” “Ketika 30 hidupku akan mapan dan teratur, saat ini aku masih muda dan hanya bersenang-senang.” Dan masih banyak lagi impian masa muda Anda.

Namun, ternyata, tanpa terasa usia 30 datang begitu cepat. Tiba-tiba saja Anda bercermin dan melihat seorang berusia 30 tahun. Dan hey, ternyata Anda masih belum ngapa-ngapain. Belum mapan juga. Dan bahkan, Anda masih merasa belum menemukan karir ideal atau karir impian Anda.

Jangan khawatir. Tak perlu sedih. Blog 11 Points telah membuat daftar 11 orang terkenal yang pada usia 30 tahun masih tersesat dalam karir yang salah. Di sini kami hanya menampilkan 10 saja di antaranya. Mudah-mudahan ini akan membuat Anda merasa lebih baik:

1. Sylvester Stallone, penjaga toko roti.
Sebelum menulis film pertamanya yang meledak “Rocky” Stallone adalah seorang penjaga toko roti dan pekerja di bioskop sampai berusia 30-an.

2. Andrea Bocelli, pengacara. Sepanjang hidupnya pria ini selalu mencintai musik dan menyanyi, tetapi tidak melihat kemungkinan untuk menjadikan hobinya itu menjadi karir. Jadi, setelah lulus sekolah, dia mendapatkan profesi pengacara di Universitas Pisa. Pada usia 30 tahun dia bekerja sebagai pengacara dan mencari penghasilan tambahan dengan menyanyi di sebuah bar piano. Karirnya sebagai penyanyi baru serius pada usia 34 tahun.

3. Martha Stewart, pialang saham. Ketika berusia 30 tahun, Martha Stewart adalah seorang pialang saham, sudah pasti urusannya sehari-hari tidak jauh dari keuangan dan etika di dunia tersebut. Dua tahun kemudian dia dan suaminya membeli sebuah rumah kebun di daerah Connecticut… dialah yang memimpin restorasi rumah itu… dan itulah yang mengawali karirnya yang gemilang sebagai pakar dekorasi rumah.

4. Mao Tse-Tung, kepala sekolah dasar. Pada usia 30 tahun, Mao terlibat dalam komunisme, dia adalah seorang bintang muda di Partai Komunis China… tetapi sama sekali tidak menyadari hal itu sebagai sebuah karir. Sebagai mata pencahariannya, dia bekerja sebagai kepala sekolah dasar. Empat tahun kemudian dia membentuk sebuah grup komunis yang pada akhirnya menjadi Tentara Merah yang membawa dia pada kekuasaan besar.

5. Julia Child, mata-mata pemerintah. Tentu saja ini adalah karir yang salah. Pada usia 30 tahun, Julia Child masih belum memasak, dia bekerja pada pemerintah Amerika sebagai mata-mata. Dia bekerja pada misi-misi rahasia ke China dan Sri Lanka. Baru pada usia 36 tahun dia mendaftar sekolah memasak.

6. James Joyce, penyanyi. Joyce sudah menulis pada usia 30 tahun, tetapi tidak dipublikasikan. Karena itu, untuk mendapatkan penghasilan, dia menulis banyak resensi buku, mengajar, dan anehnya, mendapatkan banyak uang dari suara tenornya dengan menyanyi. Akhirnya, baru pada usia 32 tahun buku pertamanya “Dubliners” diterbitkan. Buku ini mengawali karirnya sebagai salah seorang penulis paling sukses sepanjang masa.

7. Colonel Sanders, beribu-ribu pekerjaan kerah biru. Ketika berusia 30 tahun, Harland Sanders masihlah berganti-ganti karir dari agen asuransi, petani, petugas pemadam api, dll. Dia baru mulai menggoreng ayam pada usia 40 tahun, dan pada usia 65 tahun baru memulai usaha franchise ayam gorengnya yang kemudian mendunia.

8. Michael Jordan, pemain baseball. Pada usia 30, Michael Jordan adalah bintang NBA terbesar… lalu dia berhenti dan berganti karir menjadi pemain baseball. Jordan dimasukkan dalam daftar ini oleh 11 Points untuk menunjukkan bahwa pada usia 30 tahun Michael Jordan masih mencari karir yang tepat baginya.

9. Rodney Dangerfield, salesmen aluminium. Dia pernah melakukan stand-up commedian pada usia 19 tahun, lalu meninggalkan pekerjaan itu dan memulai karir menjual aluminium. Baru pada usia 40 tahun dia kembali ke dunia komedi.

10. Harrison Ford, tukang kayu. Ketika berusia 30 tahun, Ford bermain dalam film “American Graffiti” yang meledak. Tetapi karena honornya yang tidak sesuai, dia memutuskan bahwa dia tidak akan berhasil sebagai aktor, dan memilih kembali pada dunia konstruksi yang lebih menjamin dari sisi keuangan. Empat tahun kemudian, dia bertemu kembali dengan George Lucas (yang menyutradarai “Graffiti”) dan mengajaknya kembali bermain film.

Nah, bagaimana dengan Anda?

Bagikan cerita Anda pada kami.

Previous article
Next article
me
me
silence writer, spiritual traveler...
RELATED ARTICLES

5 COMMENTS

  1. artike tersebut sangat menakjubkan. aku tidak pernah menyangka bahwa michael jordan masih mencarir karir yang ia cintai di umurnya yang sudah 30 tahun. semoga pilihan menjadi pemain baseball adalah karir yang selama ini ia cari-cari.

    sering kali kita tidak menyadari ataupun terjebak pada situasi-situasi yang “memaksa” kita memilih karir yang tidak kita sukai, bisa karena arahan orang tua, arahan bos, trend profesi yang sedang terjadi, ataupun karena saran dari teman kita. sebisa mungkin saya tidak ingin terjebak pada pencarian karir yang saya cintai.

  2. Memang perjalanan pencarian karir dan aktualisasi diri itu tak lepas dari faktor tingkat kemampuan mengatasi tantangan dan hambatan. Baguslah kalau ada yang masih muda sudah bisa menghadapi kesulitan dengan dewasa.

  3. Saya masih bingung nih, apakah kalau berhasil dalam suatu karir dan sukses , apakah itu artinya bakat minat kemampuan semua sudah sesuai dengan diri ?
    mohon pencerahannya.

  4. salam kenal dan terima kasih atas artikelnya yang luar biasa. jujur saja, saat ini saya berumur 30 tahun (lebih 3 bulan). namun sampai saat ini, karier, masih belum menemukan yang total sejiwa. umur sudah segini belum bisa menentukan keputusan bijak dan final. semoga setelah membaca artikel ini, wawasan saya semakin terbuka dan bisa mengambil keputusan final!

  5. artikel ini sangat menginspirasi, banyak sekali orang Indonesia yang salah karir dan tersesat.
    akan tetapi adakah tips untuk “berani banting stir” dari pekerjaan lama ke pekerjaan baru?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor