Friday, March 29, 2024
HomePerspectiveArtikelGunakan STAR dalam Memberi Contoh

Gunakan STAR dalam Memberi Contoh

Memberi contoh adalah salah satu bagian paling penting dalam menjawab pertanyaan wawancara. Jangan takut untuk sering-sering memberi contoh sebagai bagian dari jawaban Anda. Semakin banyak contoh yang menunjukkan sifat yang dicari pewawancara maka akan semakin besar kemungkinan Anda diterima.

Ada dua hal dalam memberikan contoh. Pertama, jangan berlebihan. Jangan terlalu berbusa-busa dalam menjual diri Anda dengan terlalu banyak contoh! Perhatikan apakah pewawancara sudah puas dengan contoh yang Anda berikan. Apabila sudah tampak puas, maka tidak perlu memberi contoh berlebihan. Dapatkan feedback mengenai apakah pewawancara sudah puas dengan contoh Anda atau tidak dengan menanyakan, misalnya:
– Apakah itu masuk akal? Apakah Anda mengerti? Apakah tadi contoh yang baik?
– Apakah sudah menjawab pertanyaan Anda tentang ‘X’?
– Apakah menurut Anda pengalaman saya dalam situasi seperti tadi akan relevan dengan pekerjaan saya di sini?
– Kurasa itu adalah pengalaman yang penting untuk memotivasi tim Anda, bukan?
Hal yang kedua, ketika memberi contoh, pastikan contoh Anda spesifik, terukur, dan relevan. Gunakan nama-nama orang. Berikan latar belakang tentang klien atau kolega, dan tunjukkan keterlibatan Anda di mana. Bikinlah agar situasi yang Anda ceritakan serelevan mungkin dengan pekerjaan yang Anda tuju dan juga gunakan istilah yang tidak asing bagi dia. Gunakan gerakan untuk menekankan cerita Anda dan jangan ragu untuk menggambar tabel atau diagram di papan tulis apa bila diperlukan. Contoh yang Anda berikanlah yang akan diingat kemudian dan contoh itulah yang akan membuat Anda diterima.

Ketika memberi contoh, gunakan pernyataan STAR:

Situation/Task
Gambarkan situasi di mana Anda bekerja atau tugas yang harus Anda selesaikan.

Action
Gambarkan tindakan apa yang Anda ambil dan pastikan fokus dalam tindakan itu berada di Anda. Misalnya ketika menceritakan sebuah proyek kelompok, ceritakanlah tentang apa yang Anda lakukan—bukan yang dilakukan tim. Jangan cerita tentang apa yang AKAN Anda lakukan, tetapi apa yang TELAH Anda lakukan.

Results
Gambarkan apa saja yang telah Anda capai. Apa yang terjadi? Bagaimana Anda mencapainya? Apa yang Anda pelajari? Bagaimana hal itu dianggap oleh orang lain? Bagaimana anggapan bos Anda? Berapa banyak waktu dan uang yang Anda hemat?

Sebelum menghadapi wawancara, berlatihlah membuat kalimat-kalimat STAR di atas. Pastikan Anda menunjukkan apa yang dicari oleh calon bos Anda.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor