Tuesday, April 23, 2024
HomePerspectiveArtikel7 Alasan Mengapa Kita Salah Pilih Karir

7 Alasan Mengapa Kita Salah Pilih Karir

Karena alasan-alasan berikut ini, orang-orang langsung menerima saja tawaran pekerjaan yang ada di depan mata. Tanpa mempertimbangkan minat, kepribadian, dan kecocokan pada pekerjaan, seseorang dapat terjebak dalam karir yang salah. Karir yang salah tidak memberikan pertumbuhan yang cepat kepada seseorang. Hal itu terjadi di lingkungan sekitar kita karena kenyataannya memang tidak selalu mudah mendapatkan pekerjaan yang ideal. Apabila hal di bawah ini terjadi pada Anda, kami mencoba memberikan penangkalnya. Mudah-mudahan membantu.

1. Kondisi finansial yang menipis

Ini adalah alasan utama seorang menerima pekerjaan apa saja, dan rela berkompromi terhadap karir. Penangkalnya adalah camkan bahwa Anda memilih pekerjaan ini hanya sebagai batu loncatan, pada saatnya harus pindah dan menemukan pekerjaan yang lebih cocok. Pilihlah posisi-posisi di mana Anda dapat belajar banyak keterampilan baru dan berkenalan dengan orang baru yang dapat berguna bagi karir selanjutnya.

2. Tawaran Gaji yang Menggiurkan

Uang memang menggoda, tetapi hati-hati karena biasanya bayaran yang tinggi juga menuntut beban pekerjaan yang berat dan banyaknya stressor lain. Income penting tetapi jangan sampai mencuri semua energy yang kita perlukan untuk aspek lain dalam hidup kita. Berbagai penemuan di bidang SDM menyatakan bahwa gaji bukanlah hal utama yang menyumbangkan kepuasan kerja dan menyebabkan seorang karyawan tinggal di suatu perusahaan. Pekerjaan yang menyenangkan dan menantang, pertumbuhan karir dan pengembangan diri, serta bekerja bersama orang-orang hebat adalah tiga alasan teratas mengapa seorang dapat bekerja lama di suatu pekerjaan (Beverly Kaye & Sharon Jordan Evan).

3. Kenyamanan

Karena kemacetan lalu lintas dan transportasi yang tidak mudah, dapat dimengerti ketika seseorang memilih pekerjaan yang dekat dengan rumah. Namun ingat bahwa selain faktor kenyamanan tersebut masih banyak faktor lain yang akan menyumbang pada keberhasilan suatu pekerjaan.

4. Gengsi

Nama besar sebuah perusahaan ataupun sebuah jabatan mentereng dapat menjadi faktor penarik bagi seorang pencari kerja. Tetapi hati-hati, jangan melupakan faktor-faktor lain, terutama nilai-nilai yang menurut Anda penting.

5. Tekanan dari luar

Terkadang seorang pencari kerja mengikuti saja kehendak orang lain, biasanya suami/istri, orangtua, anggota keluarga, teman, atau rekan kerja yang dihormati, dll, yang berpendapat bahwa ‘kamu seharusnya bekerja di….’ sementara dia tahu bahwa pekerjaan tersebut tidak begitu cocok dengan dirinya. Membebaskan diri dari harapan orang lain membutuhkan keberanian besar, tetapi ganjarannya sangat besar. Pada akhirnya, ketika Anda sehat dan bahagia, seluruh tenaga serta daya kreatif Anda dapat dilepaskan dan dibebaskan untuk bekerja dengan cara yang tak pernah Anda impikan.

6. Kurang percaya diri
Pencari kerja sering kali membuat target yang terlalu rendah untuk dirinya dan mendapatkan posisi yang di bawah kemampuannya. Dua pencari kerja dengan kualifikasi yang sama bisa saja mendapatkan pekerjaan yang berbeda, tergantung kepercayaan diri mereka.

7. Kurang Fokus

Kurang fokus seringkali adalah akar alasan-alasan lain yang telah digambarkan di atas. Pencari kerja ‘terjebak’ dalam karir yang salah karena mengikuti jejak orangtua atau kesempatan kerja yang kebetulan ada. Terkadang mereka berhasil dalam karir ini, tetapi sering kali tidak. Ambillah waktu untuk memastikan arah karir Anda yang benar-benar Anda inginkan. Hal itulah yang paling penting, dengan fokus pada tujuan Anda maka Anda tidak akan mudah terpeleset ke arah yang lain.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor