Dalam beberapa proses rekrutmen maupun promosi, saya sempat beberapa kali terkesima dengan penampilan kandidat (peserta). Jika biasanya kita terkesima dengan hal-hal yang di luar kebiasaan, begitu pula yang terjadi dengan saya. Saya terkesima dengan dua jenis penampilan mereka.
Penampilan pertama, kandidat yang tampil seperti akan fashion show, begitu memukau dan tidak jarang – seperti istilah remaja sekarang: blink-blink. Penampilan blink-blink ini tidak mengenal usia, baik mereka yang baru memasuki dunia kerja alias fresh graduate, maupun yang sedang memasuki mid-level dalam jenjang karier di satu perusahaan.
Penampilan ke dua, peserta yang tampil seperti numpang lewat dan jauh dari blink-blink. Kandidat dengan gaya seperti ini pun tidak mengenal usia, artinya pernah saya temui baik dalam proses rekrutmen fresh graduate maupun proses promosi ke level lebih atas.
Pentingkah?
Pembahasan tentang penampilan saat wawancara kerja, wawancara promosi, proses asessment dan sebagainya telah bertebaran di media massa. Era digital lebih menyajikan beragam sudut pandang, termasuk dari luar Indonesia. Gambaran ini yang kurang lebih membuat saya agak mengerutkan kening ketika menemui kandidat yang ‘memukau’ tersebut…
Saya sangat bingung melihat kandidat yang mengikuti proses asessment dengan mengenakan kaos dan celana jeans, rambut juga cuek entah ke mana. Tunggu, bukankah ini bukan pemilihan putri kecantikan atau pangeran? Memang bukan, tetapi saya sempat berpikir apakah orang tersebut salah tempat atau saya keliru membaca dokumen, karena penampilan di dokumen jauh berbeda. Wajah, senyum dan penampilan dalam foto yang menempel di dokumen begitu segar dan profesional.
Jika kita berusaha menampilkan yang terbaik (rapi) dalam dokumen, mengapa kemudian tidak menunjukkan hal yang sama dalam realitanya?
Pertanyaan yang muncul adalah:
- Benarkah kandidat berminat dengan posisi dan perusahaan yang ia lamar?
- Benarkah kandidat berminat proses promosi ini?
- Bagaimana kepekaan sosial dan adaptasi di lingkungan baru nantinya?
Bukankah yang penting memiliki skill dan mampu bekerja dengan baik? Memiliki kemampuan untuk bekerja dan meningkatkan kinerja bukan faktor yang perlu dipertentangkan dengan penampilan. Perlu diingat, bahwa bekerja adalah menjalin kerjasama dengan orang lain, bukan hanya berinteraksi dengan mesin.
Penampilan yang segar
Anda tidak perlu berlebihan hingga menyilaukan mata calon user atau asesor, tetapi penampilan yang seadanya bisa menimbulkan kesan seolah iseng saja mengikuti proses, mumpung lewat depan kantor. Kesan ini tidak berlebihan karena proses biasanya berlangsung dari pagi hingga sore, ada yang berlanjut hingga dua hari. Akan menjadi tanda tanya ketika kandidat terlihat tampil kusam atau berantakan. Kandidat juga perlu memperhatikan konsistensi antara dokumen dan kenyataan. Konsistensi ini termasuk juga informasi yang tertera, misalnya memiliki kemampuan berbahasa asing, mampu memimpin organisasi dan sebagainya.
Bagaimana dengan penampilan yang blink-blink? Sepintas memang lebih menyegarkan dibandingkan dengan penampilan yang kusam, tetapi tidak tepat dengan situasi kerja. Tidak ada larangan untuk tampil fashionable, yang perlu diperhatikan adalah pilihlah mode yang tepat bagi situasi kerja.
Persiapkanlah diri secara serius, termasuk dalam penampilan. Sadar atau tidak, hal ini juga bagian yang menunjukkan kesungguhan Anda dalam mengikuti proses rekrutmen maupun promosi. Jika Anda melamar ke perusahaan di lingkup bisnis yang sama sekali baru, carilah informasi agar bisa menyesuaikan diri. Jika tidak, pilihan paling aman adalah mengenakan pakaian formal standar, begitu pula dengan polesan wajah. Tak perlu berlebihan, bedakan dengan mendatangi pesta atau jalan-jalan dengan teman di mall. Anda tetap bisa menambahkan aksesoris tetapi pilihlah yang sesuai.
Jika Anda tampil segar, Anda adalah pihak pertama yang mendapatkan manfaat positifnya 🙂
Saya setuju dengan pendapat anda bahwa penampilan yang sesuai dengan tempatnya penting. Jika kita ingin bekerja di kantoran otomatis penampilan kita harus sesuai dengan penampilan kantor. Terima kasih
Selamat pagi kepada Yth Bapak/Ibu, sy berumur 27, baru 6 bulan ini lulus s2 dan sy belum memiliki pengalaman, yang sy mau tanyakan kenapa 6 bulan ini tidak ada yang mau panggil sy, padahal sy sudah lamar ke beberaa perusahaan, mohon solusinya, sebelumnya terima kasih banyak.