Friday, March 29, 2024
HomeBlogHR CornerPerhatikan 'Jeritan' Hati Karyawan Anda

Perhatikan 'Jeritan' Hati Karyawan Anda

Perhatikan ‘Jeritan’ Hati karyawan Anda

oleh: Ardiningtiyas Pitaloka

Kemajuan teknologi membantu efektifitas pekerjaan di kantor. Dering telepon dengan suasana kantor yang hiruk-pikuk sering dipertontonkan dalam beberapa film Hollywood. Apakah Anda kini melihat pemandangan itu di kantor? Saya agak sangsi.

Sebagian perusahaan telah memanfaatkan fasilitas komunikasi melalui internet seperti Yahoo Messenger (YM). Kekhawatiran penggunaan internet di luar kepentingan kerja telah berhasil ditenangkan oleh jagoan IT di kantor. Mungkin beberapa memblokir koneksi internet pada jam kerja, dan membukanya pada jam istirahat. Namun tidak dengan YM. Maka, komunikasi pimpinan-anak buah, antar kolega, karyawan – klien bisa langsung dilakukan melalui YM.

Yang menarik, YM juga mengakomodir penggunanya untuk berekspresi dan menyiarkan ke seluruh dunia. Ekspresi melalui tagline akan tampil bersama dengan simbol wajah tersenyum kuning terang. Tagline ‘Busy’ menunjukkan karyawan sedang tidak bisa melakukan percakapan, dan beberapa tagline yang tersedia di YM. Namun perhatikan tagline hasil kreativitas sebagai cerminan suasana mereka.

Tagline singkat seperti; “Ugggggggh…. lagi?” “Dasar.. cerewet!” “Help” “Bright day…!” “Horrrey… akhirnya weekend” hingga tagline super panjang membentuk satu paragraph kecil kerap menghiasi.

Sebagai HR, Anda bisa melakukan eksperimen kecil untuk mengenali kendali emosi karyawan di perusahaan;

  • perhatikan dan catat tagline karyawan dalam satu minggu
  • banyakkah perubahan dilakukan dalam satu atau dua hari?
  • mana yang lebih dominan; tagline positif atau negatif?
  • apa beban kerja yang sedang ditugaskan, adakah tugas khusus?

Memang ‘teriakan’ di YM seringkali mengundang tawa yang membaca, namun ketika ada satu atau dua karyawan yang selalu menampilkan kalimat negatif bahkan umpatan, sebaiknya mendapatkan perhatian khusus. Ini bisa menjadi gambaran kecil sikap dan pengendalian emosi seseorang dalam menghadapi tugas atau tantangan.

Dampak lain adalah jika ia berada dalam satu tim kerja, bukan tidak mungkin berpotensi menyebarkan energi negatif hingga merusak semangat tim, terlebih jika ia memiliki karakter mendominasi.

Improvisasi kecil bisa bermanfaat untuk mendeteksi beban psikologis karyawan. Lebih jauh, untuk menyusun kebutuhan seperti training yang mungkin berguna bagi karyawan dan perusahaan secara keseluruhan. Tentu saja tidak bisa menjadi acuan pasti, namun perilaku merupakan hasil dari penyikapan terhadap banyak hal, termasuk keseharian. Spontanitas dan ‘ketidaksadaran’ menjadi nilai tambah dalam eksperimen ini.

Semoga bermanfaat.

RELATED ARTICLES

Surat Pengunduran Diri

E-mailku unik!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor