Perhatikan ‘Jeritan’ Hati karyawan Anda
oleh: Ardiningtiyas Pitaloka
Kemajuan teknologi membantu efektifitas pekerjaan di kantor. Dering telepon dengan suasana kantor yang hiruk-pikuk sering dipertontonkan dalam beberapa film Hollywood. Apakah Anda kini melihat pemandangan itu di kantor? Saya agak sangsi.
Sebagian perusahaan telah memanfaatkan fasilitas komunikasi melalui internet seperti Yahoo Messenger (YM). Kekhawatiran penggunaan internet di luar kepentingan kerja telah berhasil ditenangkan oleh jagoan IT di kantor. Mungkin beberapa memblokir koneksi internet pada jam kerja, dan membukanya pada jam istirahat. Namun tidak dengan YM. Maka, komunikasi pimpinan-anak buah, antar kolega, karyawan – klien bisa langsung dilakukan melalui YM.
Yang menarik, YM juga mengakomodir penggunanya untuk berekspresi dan menyiarkan ke seluruh dunia. Ekspresi melalui tagline akan tampil bersama dengan simbol wajah tersenyum kuning terang. Tagline ‘Busy’ menunjukkan karyawan sedang tidak bisa melakukan percakapan, dan beberapa tagline yang tersedia di YM. Namun perhatikan tagline hasil kreativitas sebagai cerminan suasana mereka.
Tagline singkat seperti; “Ugggggggh…. lagi?” “Dasar.. cerewet!” “Help” “Bright day…!” “Horrrey… akhirnya weekend” hingga tagline super panjang membentuk satu paragraph kecil kerap menghiasi.
Sebagai HR, Anda bisa melakukan eksperimen kecil untuk mengenali kendali emosi karyawan di perusahaan;
- perhatikan dan catat tagline karyawan dalam satu minggu
- banyakkah perubahan dilakukan dalam satu atau dua hari?
- mana yang lebih dominan; tagline positif atau negatif?
- apa beban kerja yang sedang ditugaskan, adakah tugas khusus?
Memang ‘teriakan’ di YM seringkali mengundang tawa yang membaca, namun ketika ada satu atau dua karyawan yang selalu menampilkan kalimat negatif bahkan umpatan, sebaiknya mendapatkan perhatian khusus. Ini bisa menjadi gambaran kecil sikap dan pengendalian emosi seseorang dalam menghadapi tugas atau tantangan.
Dampak lain adalah jika ia berada dalam satu tim kerja, bukan tidak mungkin berpotensi menyebarkan energi negatif hingga merusak semangat tim, terlebih jika ia memiliki karakter mendominasi.
Improvisasi kecil bisa bermanfaat untuk mendeteksi beban psikologis karyawan. Lebih jauh, untuk menyusun kebutuhan seperti training yang mungkin berguna bagi karyawan dan perusahaan secara keseluruhan. Tentu saja tidak bisa menjadi acuan pasti, namun perilaku merupakan hasil dari penyikapan terhadap banyak hal, termasuk keseharian. Spontanitas dan ‘ketidaksadaran’ menjadi nilai tambah dalam eksperimen ini.
Semoga bermanfaat.