oleh Ardiningtiyas Pitaloka
Pernahkah Anda menikmati film kartun Spongebob Squarepaint? ?Menikmati? , bukan sekedar menonton sambil ?berlarian? ke Paris, Hawai, ? kantor, lalu kembali ke Bikini Bottom, di mana Spongebob, Patrick, Squidword, Mr. Crab, dan Sandy tinggal, memeriahkan dunia dengan keunikan tiap diri mereka.
Siapa yang menjadi favorit Anda? Apakah Spongebob, si kuning yang hampir tidak memiliki prasangka, amarah, kekesalan…. Sebuah karakter yang bertentangan dengan tetangganya Squidword, si pemarah, suka menggumam kesal, dan segala yang tidak kita inginkan menjadi karakter diri kita sendiri. Namun, saya yakin dunia akan begitu sepi tanpa makhluk bertentakel kehijauan yang menyebalkan itu.
Saya sering membayangkan diri saya seperti cumi-cumi, jauh sebelum mengenal tokoh squidword. Istilah tentakel sering saya gunakan untuk menggambarkan kecanggihan kita sebagai human being. Si tentakel kehijauan itu digambarkan tidak bahagia sebagai kasir, membayangkan menjadi pemain klarinet terkenal, menjadi pelukis terkenal, menjadi kaya raya dan ucapkan sayonara pada Crusty Crab.
Apakah Anda pernah merasa tidak menginginkan apa yang ada saat ini, dan memilih ke realitas di luar sana? Saya rasa tidak ada yang salah dengan semua itu, karena kita pun memiliki tentakel diri untuk meraih ?semua? itu. Masih ingat dengan lateral thinking Edward de Bono?
Berpikir lateral memberikan kebebasan bagi diri sendiri untuk menikmati ragam alternatif dan menghadiahi diri sebuah nuansa keunikan sebagai pribadi. Dengan berpikir lateral, Anda diajak uintuk berpikir ?out of the box?. Bahwa untuk mencapai target puncak, Anda tidak harus menantang diri Anda untuk ?menabrak? dinding tebal di jalan berliku. Karena diantara berbagai liku jalan tersebut, ada banyak alternatif yang justru bisa memperkaya diri kita. Fokus, bukan berarti kehidupan hanya untuk satu hal saja.
Otak atau sel-sel kelabu –istilah yang diperkenalkan oleh Hercule Poirot, detektif eksentrik rekaan Agatha Christie– terbangun atas serat-serat super halus yang terus berkembang membentuk jalur baru ketika kita terus mempelajari hal baru.
Coba lihat keseharian kita, bangun tidur, makan, mandi, kerja, dan … seterusnya. Apakah ketika sarapan, kita tidak sambil ngobrol?, mendengarkan musik, memeriksa jadwal kerja, membayangkan kalimat pembuka presentasi, bahkan terkikik karena bayangan diri sendiri yang nervous?
Kita memiliki kemampuan untuk melakukan banyak hal, khawatir tidak fokus? Coba telisik kembali, apa yang membawa Anda sampai pada titik saat ini? Interest, willingness tidak melemparkan Anda ke tempat yang benar-benar tidak Anda inginkan. Pertanyaan ini sangat reflektif dan personal, jadi nikmati saja dengan kesungguhan hati.
Menjadi diri sendiri bukanlah sesuatu yang jatuh dari langit atau paksaan dewa, tapi muncul karena keinginan menikmati setiap detil proses dari apa yang kita lakukan. Begitu pun dengan aktivitas lain seperti pilihan karir, komunitas, dan hobi. Life is about your passion and you, not others.
Kita mendengarkan musik pilihan kita, kita bergaul dengan orang yang ?nyambung?, mengapa menahan hati untuk menikmatinya? Saya suka menulis, saya memilih menjadi penulis, kemudian mendapatkan komunitas, berkolaborasi, berkarya, dan menghasilkan uang dalam penulisan bersama penulis. Tidak hanya itu, saya juga suka melakukan analisis dan penelitian, membaca buku, memainkan alat musik, kuliner, dan banyak lagi. Efek bola salju pun terjadi di semua itu, bahkan di bagian yang lebih kecil, bola salju membalut tentakel yang terus tumbuh dan berwarna.
Semua detil itu hadir dan hidup pada saat bersamaan. Ijinkan tentakel diri kita menjulur dan berkembang. Tumbuhnya tentakel baru, atau percabangan tetaplah perpanjangan diri kita. Mari lakukan dengan hati karena akan ada bola salju dan tentakel yang tumbuh, selanjutnya, sambut kejutan hidup yang penuh warna!!!
Semoga bermanfaat.