Sunday, November 24, 2024
HomePerspectiveKonsultasicara menumbuhkan militansi

cara menumbuhkan militansi

Bagaimana cara membangkitkan militansi (solidaritas, rasa memiliki) dalam sebuah organisasi kemahasiswaan yang bersifat nonprofit, dimana anggotanya memiliki minat dan kepentingan yang berbeda-beda?

Dear Pandita,

Kelompok (apapun namanya) merupakan media untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan bersama ini tidaklah sesederhana yang tertuang di atas kertas, seperti AD/ART atau kesepakatan bersama. Apa visi dan misi organisasi ini? Mengapa saya, kamu, dia, mereka membentuk organisasi ini? Untuk apa bergabung dalam organisasi ini?

Begitu organisasi terbentuk, ia segera menuntut komitmen siapapun yang terlibat di dalamnya. Artinya konsisten dalam bertindak dan bersikap selaras dengan visi-misi organisasi. Break down tujuan organisasi menjadi aktivitas-aktivitas konkret dalam kurun waktu tertentu. Buat indicator pencapaian untuk tiap aktivitas sehingga organisasi bisa memonitor dan mengevaluasi.

Untuk membentuk tim produktif, sebuah organisasi perlu memiliki tujuan yang jelas, komunikasi efektif, kepemimpinan yang baik, mampu membuat keputusan efektif, mampu mengelola konflik secara konstruktif, dan secara positif menggunakan power (otoritas).

Jadi, cobalah untuk mengingat kembali tentang visi dan misinya. Konflik kepentingan akan selalu hadir sejalan dengan dinamika kelompok, dinamika interaksi di dalamnya. Namun, semua anggota kelompok memiliki satu alasan bersama mengapa bergabung dalam organisasi ini. Tugas ini bukan hanya tanggung jawab pemimpin namun, ada kondisi tertentu yang membutuhkan tindakan ‘formal’ pemimpin untuk meluruskan kembali arah gerak organisasi. Jika Anda tidak memiliki kewenangan ini, cobalah untuk membawa niat baik Anda ke tingkat organisasi. Meski ini juga tergantung pada masalahnya, Anda bisa mengingatkan anggota lain secara personal di setiap kesempatan.

Kelola konflik dengan bijaksana mulai dari proses negosiasi, konsensus hingga kompromi. Ambil langkah konsolidasi sehingga bisa memetakan masalah sesungguhnya. Adakalanya, masalah pribadi yang sebenarnya tidak terkait dengan organisasi membuat seseorang tampil egois. Atau adanya kekecewaan terhadap organisasi, tetapi tidak selalu berarti ingin menghancurkan kepentingan bersama.

Kedewasaan mengelola emosi memegang peran penting di sini. Harus ada pihak yang mampu meredam amarah, memberi semangat, dan sebagainya.

Fokuskan masalah sehingga organisasi dapat menganalisis dengan jelas dan terukur. Identifikasi masalah, seleksi informasi penting dan berorientasilah pada penyelesaian masalah. Setelah mengungkap ‘Mengapa’ , segera bergerak ke ‘Bagaimana mengatasinya?’ . Terbukalah pada berbagai alternative secara proaktif, artinya bukan hanya memoderasi “Kamu ingin apa?” atau “Terserah deh, saya ikut aja” tetapi juga berkontribusi mengusulkan solusi untuk dibahas bersama.

Minimalisir prasangka dengan mengkomunikasikan semua itu. Kemukakan dengan jelas tetapi ajukan pula alternatifnya sehingga anggota lain punya informasi untuk memahami dan bersama mencarikan solusi.

Komunikasikan kendala yang ada tetapi bedakan dengan keluh kesah. Biasanya tantangan organisasi kemahasiswaan adalah kepentingan (kewajiban) mahasiswa dalam proses belajar. Seperti tugas kuliah, jam kuliah, juga masalah personal masing-masing seperti keanggotaan dalam organisasi kemahasiswaan lain. Jangan jadikan kewajiban pribadi seperti tugas kuliah untuk alasan tidak memenuhi tanggung jawab organisasi yang telah disepakati. Jika ada kendala di tengah jalan, berkoordinasilah, sehingga tujuan organisasi tetap tercapai. Jika dalam meeting organisasi semua mengajukan masalah seperti tugas kuliah, praktikum, dsb, arahkan kembali ke tujuan bersama.

Jangan lupakan pula pendekatan personal, cara ini sering menjadi penyelamat organisasi. Kesimpangsiuran informasi, perlakuan formal dan kaku bisa menimbulkan prasangka dan perasaaan tidak dianggap oleh kelompok. Karena itu, cobalah bersikap fleksibel dengan mengedepankan asumsi positif. Bersiaplah menerima dinamika perasaaan rekan, senior, junior maupun pimpinan. Pada dasarnya setiap orang ingin dimengerti dan diterima.

Semoga bermanfaat & selamat melatih diri dalam dinamika organisasi.

Salam,

Ardiningtiyas

Previous article
Next article
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor